Malam ini sungguh kelabu. Mengapa tidak? Ya Raga tidak menghubungiku sama sekali. Pikiranku mulai kacau. Kemana dia? Apa dia sedang asik menikmati waktu dengan Diani? Atau dia lupa untuk memberiku kabar? Ah firasat nethink itu muncul lagi, sial! Apa yang harus aku perbuat? Apa aku harus menelponnya? Jika dia sudah tidur itu akan sangat mengganggunya.
Rasa penasaranku semakin kuat pada sosok Diani. Gadis seperti apakah dia?Ya tuhan ini membuatku jengkel!
Aku membulatkan tekad untuk menjadi stalker malam ini. Ya aku mencari akunnya via Facebook. Yap, aku langsung mendapatkannya. Ini sungguh di luar dugaan. Aku semakin yakin kalau itu benar-benar akun milik Diani. Itu karena Raga berada di dalam daftar teman facebooknya. Rasa penasaranku dengan cepat menggerakan jemariku untuk melihat profil dan beberapa foto milik Diani. Ya otakku memang tak ingin ikut campur masalah hati.
Jemariku terus men-slide beberapa foto sampai akhirnya aku menemukan foto Diani bersama seorang pria. Aku tak mengenalinya. Jelas dia bukanlah Raga. Aku melihat tulisan dalam keterangan foto tersebut 'My love'. Huh aman! aku sungguh merasa lega. Ku lanjutkan melihat foto selanjutnya. Ternyata tak ada yang mencurigakan. Eh tunggu! Jemariku sesaat berhenti. Aku menemukannya. Kulihat Raga dan Diani sedang berangkulan dalam foto tersebut. Moodku mulai hancur. Walaupun aku tahu itu adalah foto lama tapi rasanya kurang nyaman melihat kedekatan mereka berdua. DIRA SADAR MEREKA CUMA SAHABAT!
Aku dengan cepat menyudahi menjadi seorang stalker. Ku taruh ponselku jauh di ujung meja sebelah kasurku. Aku merasa kesal di tambah dengan logika yang selalu lepas tangan soal hati.
" Sial gue ga bisa berenti penasaran!" gerutuku sambil menutupi kepalaku dengan bantal.
Hatiku terus meronta. Ingin melanjutkan menstalker Diani. Ya aku tak bisa menahan rasa penasaran ini. Yap aku kembali mengambil ponsel dan mencari akun gadis itu.
" WHAT !!!" teriakku kaget.
Aku semakin murka saat melihat postingan Diani beberapa detik yang lalu. Ia memposting sebuah foto sedang berjalan-jalan di alun-alun kota Bandung bersama ke empat temannya. Salah satunya adalah pacarku. Ya Raga ada disana. Di foto tersebut terlihat Raga berdiri di samping Diani. Ya Tuhan aku sungguh cemburu. Aku marah sekaligus kesal. Pantas saja Raga tidak mengabariku. Bertanya aku sudah sampai rumah pun tidak.
Tokk..tokk..tok....
Terdengar suara pintu rumah di ketuk. Siapa yang bertamu malam-malam begini? Aku pun lantas menaruh ponselku sambil berjalan keluar kamar. Sungguh aku ragu membukanya. Apa jangan-jangan ada poling? Yap akhir-akhir ini memang sering ada berita simpang siur tentang pocong keliling. Tapi aku rasa itu cuma hoax. Akupun memberanikan diri untuk membukanya.
" Hoy! Lama banget bukanya!"
" Mon, lo ngapain malem-malem masih di luar? Udah kaya poling lo."
" Nyokap gue ngunci pintu rumah. Gue gedor ga ada yang nyaut. Lo tau sendiri pulesnya kaya apa kalo nyokap gue tidur Ra. By the way gue nginep sini yah? Nyokap lo mana?"
" Nyokap udah tidur Mon. Ya udah buruan masuk."
Aku dan Momon pun langsung bergegas menuju kamarku. Sesampainya di kamar Momon langsung menaruh ranselnya di atas meja lalu merebahkan tubuhnya ke atas kasur.
" Eh lo sendiri jam segini kenapa belom molor? Wah gue tau nih! Sms an mulu lo ya sama si Raga. Lo pasti udah jadiankan. Ngaku lo."
" Apaan sih Mon. Gue lagi badmood nih!"
Dreeetttt....dretttt...
Ponselku berdering. Dengan cepat aku mengambilnya sebelum Momon mengangkatnya. Aku terkejut setelah melihat nama Raga terpampang di layar ponselku. Mau apa dia telepon? Mau menanyakan aku sudah sampai rumah atau belum? SUDAH TELAT! Oh atau mungkin mau bercerita kalau tadi dia jalan bersama Diani? ARGHHHHHH MENYEBALKAN! Aku pun menaruh ponselku membiarkannya terus bergetar.
" Ra kenapa ga di angkat? Raga?"
" Biarin aja Mon nanti juga mati sendiri."
" Lagi berantem lo sama dia? Kan bener lo jadian."
" Apaan sih Mon. Udah mending lo tidur buruan."
" Kepo gue Ra. Parah lo ga cerita sama sekali."
" Mon lo kenal Diani?"
" Hemmm gue paham arahnya kemana. Mangkanya ngaku kalo lo jadian sama si Raga."
" Mon serius!"
" Iya nih gue kasih tau si Diani itu dari dulu sahabatan sama si Raga. Lengket banget kaya perangko. Orangnya baik ko Ra terus lembut. Dulu sempet ada gosip kalo si Raga demen sama Diani tapi Dianinya ga mau karena dia udah punya cowok. Tapi menurut gue sekarang si Raga udah move on Ra. Buktinya dia ngedeketin lo kan?"
" Iya sih Mon mungkin gue cuma nethink berlebihan."
" Yaudah kalo gitu lo ga perlu sewot lagi. Gue ngantuk Ra. Gue molor duluan!"
Aku melirik ke arah ponselku yang sudahbtak bergetar. Walaupun tadi Momon berusaha menjelaskan tapi jujur saja hatiku belum puas. Masih ada yang mengganjal. Ini bukan tentang hati bukan tentang bertoleransi. Apalagi harus mengerti dengan dalih persahabatan. Buatku ini menyiksa. Apapun alasannya aku belum terima.
Malam ini aku tahu bahwa Raga pernah menaruh Diani dalam hatinya. Entahlah gosip itu betula atau tidak. Kenapa denganku? Mengapa aku bisa kesal kepada gadis yang sama sekali aku tidak kenal. Aku akui ini bagian dari cemburu. Apa aku harus mengintainya tiap waktu? Oh gadis itu mengganggu pikiranku.
Aku tahu sebagai kekasih Raga aku harus lebih baik dari Diani. Ya itu agar Raga bisa merasa nyaman denganku seperti saat dia bersama Diani. Harusnya seperti itu. Tapi hatiku tak sejalan dengan kata yang muncul dari alam logikaku tadi. Hatiku merasa itu semua konyol. Untuk apa aku berusaha menjadi orang lain. Untuk apa aku yang harus berusaha berjuang agar Raga nyaman denganku. Apa aku sangat ingin di cintai olehnya? Aku sungguh muak! Mengapa aku yang harus menariknya? Yap aku gengsi.
Ponsel yang ku tarus di atas meja seperti menghipnotisku untuk mengambilnya. Akupun mengambilnya. Kulihat ada empat kali panggilan dari Raga. Eitss tunggu! Dia mengirimku sms juga. Aku dengan cepat membukanya.
Sms ke-1
" Ra maaf ya baru ngasih kabar. Gimana hari ini? Pasti cape. Tadi abang angkot bawa kamu pulang denhan selamatkan Ra?"
Aku menggerutu," Tanya sana sama abang angkot!"
Sms ke-2
" Ra, tadi handphoneku batrenya habis jadi ga bisa ngabarin kamu."
Aku menggerutu," Alasan! Bilang aja sengaja biar aku ga larang kamu jalan sama Diani!"
Sms ke-3
" Ra, tadi aku jalan-jalan ke alun-alun Bandung sambil cari angin malem-malem bareng temen-temen. Abis sayangkan kalau udah sampe Bandung tapi cuma ke tempat kerja doang hehe."
Aku menggerutu," Udah tau! Bilang sekalian kalau tadi foto-foto juga!"
Sms ke-4
" Ra, aku tau kamu pasti udah tidur. Good night yang."
Aku berteriak," Good-good! Bukan good tapi BADMOOD!"
Aku semakin kesal dan menaruh ponselku kembali.
" emm Ra?" Momon memanggilku.
" Iya Mon sorry. Keberisikan ya lo?" Tanya ku sambil menghampirinya.
" Ra mie gue pakein cabe rawit sepuluh jangan lupa telornya setengah mateng. Gue udah ngiler nih," gumamnya sambil tertidur lagi.
" Ya ampun ni bocah ternyata ngigo! Gue kira manggil. Mana beneran ngiler lagi!"
Aku pun mulai mengantuk. Ku tarik selimut sambil menutupi setengah wajahku. Aku mencoba untuk tidur walaupun hatiku masih merasa kesal. Tapi sudahlah yang penting aku tahu bahwa Raga sudah jujur.
*****
![](https://img.wattpad.com/cover/215132438-288-k183778.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Do you think Of me ? [ Lengkap ] ✔
Teen FictionKisah ini bermula ketika seorang gadis bernama Dira yang mencoba untuk menjalin relationship dengan pria bernama Raga. Hubungan yang sedari awal di sepakati untuk berjalan secara backstreet. Sampai suatu hari muncul perasaan terabaikan dan ingin di...