Coretan 6

24 7 0
                                    


     Rindu memang tidak bisa di pilih. Ya memilih dia yang akhirnya menetap di dalam hati. Aku masih tidak menyangka dengan kehadirannya. Ia yang pertama ku sapa sebagai 'pak'. Kini terus mengukir cerita dalam kisahku. Harapanku cuma satu. Bersamanya saling berbagi dan tetap seperti itu. Ya tidak pernah berubah. Hati, aku mohon di masa puber ku ini tetap lah menjadi stabil. Jangan pernah membeku, menguap ataupun menyumbil. Yap jangan pernah berubah.

     Hari ini dia tak ada. Raga memang sedang libur bekerja. Anehnya aku tetap melirik ke tempat dia berjaga di konternya walaupun aku tau dia tak ada disana. Auranya memang begitu kuat berada di antara hanger-hanger kemeja pria. Ah mengapa ucapanku seperti sedang membawakan acara dunia lain atau acara uka-uka. Sungguh horor !

     Mataku teralihkan saat melihat Lili datang ke konter. Kantung matanya begitu hitam. Kelopaknya pun sembab. Gadis itu terlihat lesu tanpa gairah. Berbeda dari biasanya. Diantara Lili, Syaira dan aku , dialah yang paling energik walaupun tubuhnya paling kurus di antara kami bertiga. Apa yang terjadi padanya?

" Li lo kenapa?" Tanyaku mendekatinya.

     Lili tetap membisu. Dia tak menghiraukan pertanyaanku. Pikirannya pasti sedang kacau. Kulihat dia mulai ngambil buku laporan penjualan dan mengisinya dengan lemas. Wajahnya terlihat sangat sedih.

" Ssssttttttttt," saut Syaira memanggilku. Aku dengan cepat menghampirinya.

" Heh lo ngapain di situ? Doi lagi berantem sama pacarnya. Butuh waktu sendiri jangan di gangguin," ucap Syaira sambil berbisik kecil padaku.

" Berantem? Kenapa? Sampe sesedih itu ?" Tanyaku polos.

" Biasa si Mahdi selingkuh. Sialan emang tuh cowok. Gue sama Yugo mau labrak dia istirahat. Lo mau ikut?" Tanta Syaira padaku. Sontak aku terkejut. Aku tak pernah memarahi orang sebelumnya bahkan memelototi orang saja aku tak pernah. Bagaimana ini. Aku tak enak menolaknya.

" Udah lo ga usah khawatir. Lo cukup ikut aja ga usah ngemeng apapun," ujar Syaira lagi.

" Ya udah gue ikut tapi dimana tempatnya?" Tanyaku lagi.

" di barbershop deket sini Ra. Ga jauh ko kebetulan selingkuhannya kerja di minimarket depan barbershopnya sekalian aja kita sikat," ucap Syaira bersemangat.

" Jadi yang di labrak dua orang?" Tanyaku kaget.

" Udah lo ga usah siyok. Kalem," ucap Syaira menenangkanku.

     Aku memang sangat benci dengan pengkhianatan tapi apa dengan cara melabrak semua akan kembali seperti semula. Hati yang sudah hancur memang tak akan bisa kembali utuh. Obat nya mungkin cuma satu. TINGGALKAN! tapi apakah cinta semudah itu? Aku rasa tidak. Pembalasan mungkin tidak di benarkan. Kali ini ku ganti dengan bahasa yang lebih lembut. MENEGURNYA!  Yap tak ada yang salah dari itu. Wajar saja jika sesuatu yang salah perlu untuk di tegur setidaknya sebelum melangkah untuk  meninggalkan. Ini bukan untuk dendam tapi bentuk kasih sayang kepada harga diri. Mungkin untuk berada di posisi Lili aku tak kan sanggup. Dia pasti sulit memaafkan. Sama halnya seperti diriku yang sampai saat ini tak bisa berdamai dengan ayah yang sudah meninggalkanku di umur 2 tahun demi menikah dengan gadis penggoda. Yap Lili butuh teman untuk berada di garda terdepan membela haknya.

SEMANGAT 45! SEMANGAT 45!SERANG !!

    
     Jam istirahat pun tiba. Aku, Syaira dan Yugo bergegas menghampiri barbershop dimana Mahdi bekerja sedangkan Didi yang tidak ikut ia mencoba menenangkan Lili dan membantunya bekerja di konter.

" Beb udah siap?" Tanya Yugo pada kekasihnya.

" Uh bukan lagi Beb. Ini bogeman udah aku siapin dari pagi!" Jawab Syaira tegas.

Do you think Of me ? [ Lengkap ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang