2. Nona Besar

38.1K 2.5K 36
                                    

"Di, dipanggil Tuan besar ke ruangannya." Mbok Darmi berjalan tergopoh-gopoh menghampiri tempat favorit Hadi itu.

Hadi yang sedang merokok dibelakang pos security langsung mematikan rokoknya.

"Ono opo toh mbok?" Hadi bertanya pada Mbok Darmi yang berjalan lebih dulu didepannya.

"Mbok ora tau. Mbok cuma disuruh manggil sampean."

Mbok Darmi adalah orang yang paling lama bekerja pada keluarga ini. Dia adalah orang yang sangat dipercaya oleh keluarga ini. Hadi saja bisa diterima bekerja disini berkat Mbok Darmi.

Dua tahun yang lalu Hadi datang ke kota ini untuk mengadu nasib. Mencari peruntungan agar perekonomian keluarganya bisa berubah. Terlebih lagi dia harus mengumpulkan biaya untuk menikahi Sri, kekasihnya dikampung. Dia seorang sarjana pendidikan fisika, seharusnya saat ini dia menjadi guru bukannya menjadi seorang supir. Bukannya dia tidak pernah mengajar, Hadi sudah pernah mejadi guru honorer di kampungnya tapi gajinya sangat kecil dan dibayarkan pertiga bulan sekali. Maka dari itu dia mencoba peruntungan dengan datang ke ibukota, ternyata ijazahnya tidak berguna disini, persaingan terlalu ketat. Hingga dia bekerja serabutan dan menjadi kuli bangunan. Upah yang diterimanya lumayan untuk dikirim ke kampung dan bisa sedikit disimpannya.

Sampai setahun yang lalu dia bertemu mbok Darmi secara tidak sengaja ketika menolong mbok Darmi yang terjatuh karena mempertahankan tasnya dari pencopet. Saat itu Hadi baru selesai mentransfer sejumlah uang untuk keluarganya dikampung, saat mendengar seorang wanita berteriak Hadi langsung mendatangi wanita yang terjatuh dipinggir jalan itu. Kaki mbok Darmi terkilir dan susah berjalan, Hadi menawarkan tumpangan pada mbok Darmi, kebetulan dia tadi meminjam sepeda motor milik teman kosnya.

Hadi mengantarkan mbok Darmi ke rumah ini, Hadi dan mbok Darmi juga sempat mengobrol tentang latar belakang masing-masing saat diatas motor, mbok Darmi mengucapkan terima kasih dan meminta nomor telpon Hadi saat sudah berada di tempat tujuan. Keesokan harinya mbok Darmi menelpon Hadi dan memintanya untuk datang. Ternyata sang nyonya rumah yang ingin bertemu Hadi, wanita anggun dan cantik itu mengucapkan terima kasih pada Hadi yang sudah menolong mbok Darmi. Bu Helen bertanya pada Hadi apa dia bisa menyetir, Hadi menjawab bisa karena dia pernah menjadi supir angkot beberapa bulan saat pertama datang dikota ini. Hadi ditawari bekerja sebagai supir pribadi  untuk keluarga ini, kebetulan keluarga ini sedang mencari supir tambahan. Dan tentu saja Hadi langsung mau, gaji yang ditawarkan sangat besar untuknya. Sepuluh juta rupiah perbulannya, membuat Hadi menganga mendengarnya. Tapi memang Hadi diharuskan untuk standby dua puluh empat jam dan tinggal dirumah ini. Hadi tidak keberatan karena bisa menghemat biaya kos, ditambah lagi makan tiga kali sehari disediakan. Sungguh keberuntungan bagi Hadi.

Sudah setahun Hadi bekerja untuk keluarga Setiodiningrat, yang Hadi tau keluarga ini adalah salah satu keluarga terkaya di Indonesia, dia pernah membaca di salah satu surat kabar dan menemukan nama Cipto Setiodiningrat terpampang menjadi salah satu dari deretan orang terkaya di Indonesia yang berpengaruh. Hadi sangat senang bekerja dikeluarga ini, tuan dan nyonya sangat memperhatikan kesejahteraan orang-orang yang bekerja dengan mereka, banyak yang sudah mengabdi lama hingga puluhan tahun di keluarga ini karena bekerja disini membuat mereka makmur.

Setahun bekerja disini membuat Hadi bisa membantu banyak untuk keluarganya, bisa menyekolahkan kedua adiknya dan membuat perekonomian keluarganya membaik. Bahkan bulan lalu dia bisa membelikan sepetak sawah untuk ayahnya. Dia juga bisa menabung untuk modal pernikahannya dengan Sri, kekasih pujaannya.

Hadi dan Mbok Darmi masuk melalui pintu samping. Mbok Darmi membawa Hadi keruang kerja Pak Cipto yang berada dilantai bawah. Pertama kali dibawa berkeliling dirumah ini, Hadi sangat terkagum-kagum. Rumah ini seperti istana, besar sekali. Ada dua puluh kamar dirumah ini, termasuk lima kamar untuk para asisten yang tinggal disini. Belum lagi setiap ruangan yang ditata sedemikian indah dan elegan dengan perabotan mahal. Ruang keluarganya saja bisa sebesar rumah Hadi di desa. Belum lagi halaman yang luas dengan banyak bunga dan tanaman hias, kolam ikan koi dan air mancur yang cantik. Dihalaman belakang ada kolam renang, lapangan tenis, lapangan basket dan sebuah ruangan khusus yang dibangun untuk tempat fitness dengan peralatan olahraga terbaru membuat Hadi makin ternganga ketika pertama kali datang kerumah ini.

The Star Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang