26. Jakarta

36.2K 2.3K 29
                                    

Giana keluar dari kamarnya, duduk didepan tv diruang keluarga apartemennya. Meninggalkan Hadi yang terlelap di kamar setelah sesi percintaan mereka. Percintaan pertama setelah dua minggu mereka berpuasa selama berada di kampung halaman Hadi. Dan sepertinya suaminya itu mengerahkan segala upaya dan tenaganya untuk menikmati tubuh istrinya hingga kelelahan.

Mereka tiba subuh tadi di Jakarta dengan mengendarai Aston Martin milik Tara. Sementara mobil Giana akan dibawa oleh salah satu staff Tara beberapa hari lagi.

Giana meregangkan otot-ototnya yang  ngilu setelah melayani Hadi dari siang tadi hingga sore. Dia sempat tertidur sebentar, lalu terbangun karena telpon dari Dini yang memberitahu berita kedatangan Sutopo Brotoseno ke kediaman orang tua Hadi siang tadi dengan tujuan mencari Giana untuk meminta maaf. Sayangnya Giana dan Hadi sudah kembali ke Jakarta.

Sebenarnya sebelum mereka kembali ke Jakarta, Sri sempat menemui Hadi dan meminta pria itu menyampaikan permintaan maaf ibunya dan meminta Giana untuk mencabut laporan. Tapi tidak akan Giana lakukan. Hadi juga seperti mengerti dan tidak mau mencampuri urusan laporan tersebut karena itu hak Giana, menurutnya karena Gianalah yang disitu merasa terluka dan dirugikan jadi Hadi hanya akan mendukung apapun keputusan istrinya.

Lagipula Giana semakin merasa kesal, kenapa Sri dan ibunya tidak menemuinya secara langsung tapi malam melalui Hadi. Itu yang membuat Giana makin yakin untuk melanjutkan prosesnya.

Dan sebelum kembali ke Jakarta, berita mengenai sawah keluarga Brotoseno yang dijual dan berpindah tangan kepada keluarga Hadi menjadi buah bibir dan berita hangat di desa itu. Ayah mertuanya banyak didatangi  para tetangga untuk meminta pekerjaan disawah tersebut.

Tara memang sudah memberikan puluhan hektar sawah itu kepada Giana dan Hadi sebagai hadiah pernikahan mereka, dan Giana menyarankan sawah tersebut lebih baik dikelola oleh ayah mertuanya saja. Hasil dari sawah tersebut juga akan menjadi hak keluarga Hadi. Awalnya Hadi protes tapi Giana lagi-lagi mengatakan ini sebagai bentuk investasi agar keluarga Hadi lebih menyayanginya. Ketika Hadi akan protes kembali, Giana mencium Hadi lalu membisikkan janji-janji manis dan sensual ketika mereka kembali ke Jakarta agar pria itu berhenti protes.

Giana baru akan menyalakan tv ketika bel pintu apartemennya berbunyi. Wanita itu bangkit dari duduknya sambil merapatkan kimono berbahan sutra yang membalut tubuh polosnya. Ketika membuka pintu, Tara berdiri disana dengan senyum penuh arti.

"Gue mau jemput set Cartier kemarin." Lalu tanpa basa-basi wanita itu masuk kedalam apartemen Giana.

Giana mendengus sambil menutup pintu. Tara menghempaskan tubuhnya disofa lalu dengan lancang menghidupkan tv, apartemen ini seperti rumahnya sendiri.

"Anggap aja rumah sendiri, mbak." Sindir Giana dengan nada bicara dibuat semanis mungkin.

Tara tidak mempedulikan sindiran adiknya dan malah sibuk mengganti-ganti saluran tv. Giana berlalu dan masuk kedalam kamar, Hadi masih terlelap ditempat tidur.

Giana berjalan menuju walk in closet nya, lalu membuka brankas pribadi miliknya yang menyimpan semua design perhiasan yang pernah dibuatnya serta beberapa perhiasan yang pernah dibelinya. Dia menarik sebuah kotak perhiasan mewah, dan membawanya menuju Tara.

Tara begitu bersemangat ketika melihat Giana datang dengan kotak perhiasan ditangannya.

Giana duduk di samping Tara, dan melihat Tara memang sepertinya sudah menganggap ini seperti rumahnya sendiri. Karena Tara sudah mengambil minuman dan cemilan di dapur untuk dirinya sendiri.

Wanita itu bertepuk tangan riang setelah membuka kotak dan menemukan set Cartier langka milik Giana yang hanya ada enam di dunia. Sejak awal memang Tara menginginkan perhiasan ini, tapi tidak bisa memilikinya. Ketika mengetahui Giana mendapatkannya, Tara selalu berusaha merayu Giana untuk menjualnya pada Tara, tapi Giana selalu menolak mentah-mentah keinginan Tara.

Sepertinya Tara tau bahwa ketika membantu Giana merupakan waktu yang tepat untuk mendapatkan apa yang selama ini selalu diincarnya. Giana tau kakaknya ini akan melakukan cara apapun untuk mendapatkan keinginannya.

"Lo tau kan berapa harga satu set ini?" Giana mulai bicara ketika Tara mengangkat sebuah kalung dengan desaign klasik yang menawan dengan bandul berlian besar berbentuk tetesan air.

"Iya gue tau." Tara menjawab sambil meletakkan perlahan kalung itu dan mengangkat sebuah gelang bertabur berlian yang terlihat sangat mewah dan cantik.

Giana memperhatikan Tara yang terlihat sangat bersemangat dengan set perhiasan barunya. Lalu ketika wanita itu menutup kotak perhiasan dengan logo Cartier itu, dia menyambar tas tangannya dan mengeluarkan Black Card miliknya dan menyerahkannya ke Giana.

"Lo beli apapun yang lo mau."

Giana menggeleng, "Gue mau Aston Martin punya lo."

Tara dengan cepat menggeleng. "No. Itu hadiah ulang tahun gue. Kalau lo mau pakai, pakai aja tapi nggak akan gue kasi. Lo beli yang baru kan bisa."

Giana menyipitkan matanya, "David kan?" Lalu wanita itu mendengus.

Tara terlihat salah tingkah. "Awas ya kalau lo sampai balik lagi sama gay kayak dia. Gue bongkar sakitnya dia ke papi, biar lo dijauhin dari si David itu." Ancam Giana.

Tara makin terlihat salah tingkah, "Eh tapi kalau lo mau beli Aston Martin bisa kok pakai Black Card gue ini. Gue saranin warna biru. Biru kan cocok sama lo, Gi. Lo kan lembut dan pengertian." Tara mengalihkan pembicaraan, lalu buru-buru bangkit dari duduknya.

"Gue pamit dulu ya, capek banget habis meeting seharian. Oh iya, jangan lupa Hadi interview lusa jam delapan pagi." Tara berkata sambil memasukkan kotak perhiasan kedalam tasnya, dan berjalan menuju pintu.

Setelah mencium kedua pipi Giana, Tara memperhatikan Giana dengan lekat. "Kayaknya lo nggak usah keluar-keluar dulu deh."

Giana mengerutkan keningnya menatap heran Tara. "Kenapa?"

"Bekas cupangan dileher lo banyak banget. Nggak profesional banget si Hadi." Ejeknya sambil tertawa lalu pergi meninggalkan Giana.

Giana merengut kesal kearah Tara yang sudah berlalu meninggalkan apartemennya. Ketika Giana menutup pintu, dia dikejutkan oleh Hadi yang telah berdiri dibelakangnya.

"Mas! Kaget tau!" Giana terkejut sambil mengelus dadanya.

"Siapa yang datang Gi?" Hadi bertanya.

"Mbak Tara mas." Giana menjawab sambil berjalan menuju dapur.

Hadi mengikuti Giana dari belakang. "Ngapain?"

"Ngasi tau lusa interviewnya mas jam delapan." Giana membuka kulkas dan mengambil sebotol air mineral.

Hadi mengambil botol mineral dari tangan Giana dan membantu Giana membukakan tutup botol itu dengan gampang  lalu mengangsurkannya pada Giana.

"Terima kasih sayangku." Giana meneguk airnya, Hadi memperhatikan Giana dengan lekat.

"Mas mau aku pesanin apa buat makan malam?" Giana bertanya sambil meletakkan botol airnya diatas meja.

"Pesan kamu aja balik ke kamar lagi." Hadi menarik Giana kedalam pelukannya, lalu Hadi menggendong Giana dengan entengnya dan membawa Giana kembali masuk kedalam kamar.

****

Hay hay pembacaku tersayang,
Untuk hari ini author kasih harga promo untuk PDF lama yang ready...

Untuk harga promonya :

Beli 1 pdf 15k
Beli 5 pdf harga 50k
Beli 15 pdf harga 100k

Ini untuk PDf yang ready dan berlaku promonya yaa :
True love
The beauty one
The beauty one 2
Natasha
The star
Ex wife
Eternal love
Hira atmojo
Jennifer's wedding
Back to evil
My possessive girlfriend
Great life
Mr. Duda
Aruna
Truely madly in love
The scandal
Fake love
Istri Kedua Ben
Forever Yours
My Hani Honey
Liliana
My lovely livi
Hope
Nyonya besar
My Honey Hani 2
Dalang dibalik duka
Hope 2
Viviane
Your Favorite Mistress
Wanita Kedua
Dunia Dita
Terjebak di Rumah Mertua
Life After rujuk
Lika Liku Luka
Step Mother

Jika berminat bisa langsung chat author ke 082286282870.. XOXO

The Star Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang