Sutopo Brotoseno adalah seorang juragan kaya raya di desanya. Dia memiliki puluhan hektar sawah, dan perkebunan tembakau terbesar. Dia adalah pemasok beras ke sebuah perusahaan ekspor untuk dipasarkan keluar negeri dan pemasok tembakau untuk perusahaan rokok ternama di Surabaya.
Kenalannya banyak, dari pejabat hingga pengusaha di Jawa Timur. Dia juga dihormati dan disegani di desanya. Dia yang terkaya ditempat ini.
Tapi hari ini dia dibuat pusing dan kesal karena perusahan ekspor tempatnya biasa memasok beras memutus kerja sama dan mengirimkan kembali puluhan ton beras yang dikirimnya beberapa hari lalu.
Belum lagi perusahaan rokok yang biasa menjadi tempatnya memasok tembakau juga menghentikan kerja sama. Entah apa yang sedang dialaminya. Dia sudah mencoba menghubungi perusahaan itu dan bertanya apa yang terjadi, tapi tidak ada yang mau berbicara dengannya.
Apa yang dilakukannya dengan puluhan ton beras yang sudah kembali memenuhi gudangnya, dia coba untuk menghubungi seseorang yang bisa membantunya untuk memasukkan beras-beras itu kepasaran tapi ditolak mentah-mentah. Dia juga mencoba menghubungi perusahaan rokok lainnya agar dia bisa memasok tembakau untuk perusahaan mereka tapi juga mengalami penolakan. Kepala Sutopo kini pusing memikirkan nasibnya, bagaimana ini bisa terjadi padanya dalam waktu bersamaan.
Dengan terpaksa dia mengirimkan beras-berasnya kepada pengecer dan dijual lebih murah agar dia tidak terlalu merugi. Jika seperti ini terus, dia sama saja seperti petani lain yang menjual berasnya pada tengkulak dan dijual eceran. Para tengkulak itu juga tidak mau membeli dalam jumlah besar karena mereka juga sudah punya pemasok lainnya. Belum lagi tembakaunya yang ditolak oleh banyak perusahaan rokok, membuatnya semakin pusing.
Ditambah istrinya yang selalu menuntut lebih. Wanita itu tadi pagi mengamuk karena semalam melihat dirumah mantan calon menantunya yang kini sudah menikah dengan wanita lain terparkir mobil mewah keluaran terbaru. Istrinya itu merasa direndahkan karena mobil mereka tidak semewah itu dan tadi menuntut agar membeli jenis yang sama. Sutopo menyuruh orang untuk mengambil foto mobil tersebut dan terkejut melihat apa yang dituntut oleh istrinya. Mobil itu bukan mobil murah, dia tau jenis mobil itu bisa mencapai harga tiga miliar lebih. Istrinya pasti sudah gila jika meminta dia membelikan mobil yang sama ditengah kondisi bisnisnya yang tidak menentu.
Sore itu Giana sedang bersantai didepan tv bersama kedua mertua dan Dini. Sementara Hadi setelah selesai mencuci tadi pagi, langsung berangkat menuju Malang untuk mengantarkan Yuni ke kosnya, adik iparnya itu sudah harus kembali berkuliah.
Pintu depan rumah mertuanya diketuk. Lalu ibu mertuanya beranjak menuju pintu depan, Giana mengikuti takut jika yang datang adalah anggota keluarga Sri lainnya dan akan membuat kekacauan lain.
Ketika dibuka ternyata ada seorang pria dengan setelan jas rapi berdiri didepan pintu dan ternyata mencari Giana. Awalnya Giana heran tapi ketika pria itu menjelaskan bahwa dia dikirim oleh Tara untuk mengantarkan sebuah mobil yang ditujukan pada Giana.
Sebuah Aston Martin Vanquish keluaran terbaru berwarna merah terparkir didepan rumah keluarga Hadi. Giana langsung menghubungi Tara dan kakaknya itu hanya menyuruh Giana untuk membawa mobil itu berkeliling.
"Gunakan mobil itu sore ini juga. Ada orang yang harus lo buat iri agar akarnya bisa tercabut." Hanya itu yang dikatakan Tara.
Dan dengan segera Giana mengajak Dini untuk mencoba mobil baru itu. Walaupun sebenarnya sayang menggunakan mobil mewah seharga belasan miliar itu disini karena jalan yang tidak terlalu bagus. Tapi Giana pikir jika kakaknya mengirimkan mobil seperti ini kesini pasti dia sudah tau resikonya.
"Wuih mbak, apik tenan toh mobilne. Bagus sekali." Dini tidak berhenti memuji mobil dengan design mewah dan fitur canggih itu.
Giana hanya tersenyum lebar, "Oke Din, kasi tau mbak arah rumah keluarga Sri."
Mata Dini membelalak kaget, takut kakak iparnya ini nekat melabrak keluarga itu. "Mbak mau balas ngelabrak?" Tanyanya takut.
"Bukan level mbak untuk ngelabrak orang. Mbak cuma mau sedikit memberi bumbu dihidup keluarga itu." Jawab Giana sambil menghidupkan mesin mobil.
Giana harus jujur mengakui mobil ini sangat enak dan nyaman untuk dikendarai. Dan bila digunakan oleh laki-laki akan terlihat gagah, mungkin nanti ketika kembali ke Jakarta dia akan mengganti Range Rover miliknya dengan mobil seperti ini. Pasti Hadi akan terlihat lebih keren ketika mengendarainya.
Dini menunjukkan arah kediaman Sri. Giana menurunkan kedua kaca mobil, ketika hampir mendekati kediaman keluarga itu. Jika dibandingkan dengan kediaman keluarga Setiodiningrat, rumah keluarga Sri ini tidak ada apa-apanya. Tapi rumah ini sepertinya yang paling mewah yang ada di desa ini.
Giana mengendarai mobil itu dengan santai, melambatkan mobilnya ketika lewat didepan rumah itu. Rumah itu memang memiliki pagar tinggi, tapi dibuka dengan lebar. Giana punya ide bagus.
Wanita itu berbelok memasuki halaman rumah itu, denga kaca mobil yang dibuka. Ada beberapa pekerja yang berada dihalaman depan, didalam mobil Dini terlihat tegang.
"Mbak, ngapain masuk kesini?" Tanyanya takut.
"Ssttt, kita sedang dalam misi balas dendam Din. Ada yang kamu kenal dari orang-orang yang ada didepan itu?" Giana bertanya pada Dini ketika dia sudah membelokkan mobil mewah itu masuk kedalam halaman rumah keluarga Sri.
Dini mengangguk.
"Bagus, sekarang sapa mereka." Perintah Giana.
"Permisi Pakde Harso..." Dini menyapa seorang pria yang sudah cukup sepuh yang sedang memegang sapu lidi yang berdiri tidak jauh dari pagar dengan takut.
Pria itu mengangguk sambil terseyum ramah pada Dini.
"Pakde, permisi numpang mutar ya pakde. Salah jalan." Giana menyambung sambil tersenyum dengan sangat ramah.
Pria yang dipanggil pakde Harso itu mempersilahkan. Ketika mobil sudah berhasil memutar dan keluar dari halaman rumah itu, Giana tersenyum lebar penuh kemenangan.
Mereka kembali kerumah, ternyata Hadi sudah pulang. Mobil Giana sudah terparkir didepan halaman dan Hadi sedang duduk diteras rumah sambil menghisap rokoknya.
Ketika Giana turun dari mobil diikuti Dini, pria itu mematikan rokoknya lalu menghampiri Giana.
"Mobil siapa Gi?" Hadi bertanya penasaran sambil melihat mobil mewah itu dari dekat.
Sebagai pria normal Hadi langsung kagum melihat mobil itu. Desaignya mewah dan terlihat gagah.
"Punya mbak Tara, tiba-tiba tadi diantar staffnya. Mungkin disuruh bawa ke Jakarta mas." Alasan Giana.
Hadi hanya mengangguk lalu menggandeng Giana untuk masuk kedalam rumah.
Dua mobil mewah yang terparkir dihalaman rumah keluarga Hadi pastilah langsung menjadi berita heboh diseantero desa, membuat panas hati istri dari Sutopo Brotoseno. Dia tidak mau pamor kekayaannya disaingi oleh keluarga rendah seperti keluarga Hadi yang hanya merupakan keluarga petani biasa yang hanya punya sepetak kecil sawah. Dia harus menunjukkan bahwa dia juga bisa membeli mobil mewah bahkan dia akan meminta suaminya membelikan besok.
Memang kurang ajar sekali Hadi itu. Berani-beraninya dia pamer!
****
Hay hay pembacaku tersayang,
Untuk hari ini author kasih harga promo untuk PDF lama yang ready...Untuk harga promonya :
Beli 1 pdf 15k
Beli 5 pdf harga 50k
Beli 15 pdf harga 100kIni untuk PDf yang ready dan berlaku promonya yaa :
True love
The beauty one
The beauty one 2
Natasha
The star
Ex wife
Eternal love
Hira atmojo
Jennifer's wedding
Back to evil
My possessive girlfriend
Great life
Mr. Duda
Aruna
Truely madly in love
The scandal
Fake love
Istri Kedua Ben
Forever Yours
My Hani Honey
Liliana
My lovely livi
Hope
Nyonya besar
My Honey Hani 2
Dalang dibalik duka
Hope 2
Viviane
Your Favorite Mistress
Wanita Kedua
Dunia Dita
Terjebak di Rumah Mertua
Life After rujuk
Lika Liku Luka
Step MotherJika berminat bisa langsung chat author ke 082286282870.. XOXO
KAMU SEDANG MEMBACA
The Star
RomanceGiana Paramitha Setiodiningrat, perempuan teramat cantik, berpendidikan tinggi, anak dari seorang konglomerat ternama, kehidupannya diimpikan oleh setiap orang. Hadi Prayitno, pria desa yang mencari peruntungan bekerja dikota besar. Takdir mempertem...