Seungmin [1]🍕

288 42 5
                                    

Hyunjin, Yeji, Changbin, Chaewon, dan Yeonjun sekarang sedang berdiri di depan teras rumah Ryujin, dengan tiga kantung belanjaan berisi beraneka ragam camilan dan makanan untuk mereka berdiskusi.

"Permisi, tukang kerok dateng," ucap Hyunjin sedikit berteriak. Pintu rumah Ryujin sedikit terbuka, namun tidak ada tanda-tanda kehidupan.

"Masuk aja yuk," ucap Yeji kemudian membuka pintu rumah. Terasa hawa yang sedikit mencekam saat memasuki rumah itu. Hyunjin, Changbin, dan Yeonjun memperhatikan keadaan sekitar, jaga-jaga kalo ternyata rumahnya kemasukan maling.

"TOLONGG!" teriak seseorang dari arah kamar Ryujin. Semua yang ada di ruang tamu saling liat-liatan, Hyunjin yang sudah reflek berlari dari tadi tidak memperdulikan orang-orang yang saling liat-liatan itu.

"Seungmin?" monolog Changbin. Yeji langsung bersembunyi ke belakang badan Yeonjun.

"Ada Seungmin?" tanya Chaewon. Changbin mengangguk mantap. Dia sangat yakin pasti di rumah ini ada Seungmin. Changbin kemudian memberi arahan kepada Chaewon untuk bersembunyi dahulu di mobil dengan Yeji. Changbin dan Yeonjun akan membantu Hyunjin dan Ryujin. Sebelum Changbin menyusul Hyunjin, ia mampir dahulu ke dapur dekat kamar Ryujin, dan mengambil gunting, Yeonjun memegang sendok pengaduk nasi.

"Siapa Jin?" tanya Changbin was-was. Hyunjin tak mengubris ucapan Changbin, ia masih berusaha membuka pintu kamar Ryujin yang terkunci.

"SIALAN BUKA GAK?!" umpat Changbin setibanya. Ia terus mencoba membantu Hyunjin mendobrak pintu. Setelah beberapa kali dobrakan akhirnya pintu kamar Ryujin berhasil terbuka, dengan pemandangan pertama yang Hyunjin lihat adalah posisi Seungmin berlutut di depan Ryujin yang sepertinya tak bisa buka suara.

"Tolong jelasin ke mereka aku bukan orang jahat," ucapnya memohon pada Ryujin. Changbin segera menghampiri Seungmin dan menarik kerah bajunya. Hyunjin langsung bergegas mengamankan Ryujin dan memeluknya.

"Bukan gue," ucapnya dengan sorotan mata takut, beda dengan Seungmin yang selama ini dia hadapi.

"Kenapa? Apa lo udah dilabrak polisi? Apa Om Baek udah ngelaporin lo ke polisi? trus lo malah mohon ampun sekarang? Telat!" ucap Changbin tak bersahabat.

"Lo udah bunuh saudara kembar Ryujin, dan bahkan lo hampir ngebunuh Ryujin dan Yeji, lo sadar gak bajingan?!" lanjutnya. Seungmin tampak ingin menangis. Tak ada rupa psikopat itu dari wajahnya, yang ada hanya wajah memohon ampun untuk tidak diapa-apakan. Wajah merah ingin menangis itu membuat Changbin melepaskan kerah baju Seungmin.

"Bukan gue, sumpah bukan gue," ucapnya sambil menggelengkan kepalanya.

"Terus siapa? Hantu lo?" jawab Changbin mendecih.

"Jun lo liat kan waktu itu dia yang mau ngebunuh Ryujin?" tanya Changbin mencekram dagu Seungmin.

"Iya, gue yakin kok," jawab Yeonjun.

"Lo? Gak bisa ya mati aja?" ucap Hyunjin dingin. Ryujin meremas lengan Hyunjin, takut Hyunjin akan terluka jika melawan Seungmin.

"Kalo itu bisa ngebales rasa sakit kalian gue siap mati, tapi kalian harus dengerin penjelasan gue dulu," ucapnya dengan mata berkaca-kaca. Changbin hampir saja ingin percaya pada makhluk bermuka dua ini, tapi ia segera sadar dan mengingat betapa kejinya perbuatan dia ke orang-orang terdekatnya, bahkan orang lainpun.

"Bacot!" ucap Changbin menarik kerah Seungmin lagi. Sorot mata takut itu sebenernya seperti tidak dibuat-buat, tapi Changbin tidak mau mempercayainya.

"Gue bisa jelasin semua, sampe kalian paham, gue janji kalo gue bohong, gue akan langsung mati," ucap Seungmin memohon.

"Lepasin dulu Bin, mungkin dia emang mau jelasin sesuatu," jawab Yeonjun yang sebenarnya sudah tidak tega pada Seungmin.

"Yaudah, keluarin yang di kantong lo," ucap Changbin menatap dalam mata Seungmin. Ryujin mengintip dari celah badan Hyunjin. Seungmin mengeluarkan satu botol obat dengan satu buah suntikan.

Changbin tersenyum miring, "Gimana gue bisa percaya saat lo nemuin orang yang hampir lo bunuh sambil ngebawa obat ini?"

Seungmin menggeleng, bukan itu maksudnya.

"Amankan Jun, Hyunjin lo bawa Ryujin ke tempat Chae, Yeonjun keluarin borgol," titah Changbin. Semua menuruti perkataan Changbin.

"Lo mau didenger kan? Maaf tapi gue harus borgol lo biar ga ngebahayain orang-orang lagi," ucap Changbin, Seungmin hanya mengangguk pasrah.

- A b s u r d c h a t -

"Loh Yeji?" ucap seseorang dari luar jendela mobil yang terbuka itu. Merasa namanya dipanggil, Yeji membuka pintu mobil dan keluar, menyalami orang tersebut.

"Ngapain disini?" tanya Baek.

"Baru pulang Om?" tanya Yeji, balik.

"Hallo Om, saya Chaewon, kakak kelasnya Yeji dan Ryujin, senior dancenya Ryujin juga," ucap Chaewon menghampiri Yeji dan Baek.

"Oh ini yang namanya kak Chaewon itu? Kenapa disini?" tanyanya. Chaewon dan Yeji terdiam, tidak bisa menjawab. Tak lama ada suara keributan muncul di teras, mereka bertiga menoleh ke arah lima orang yang baru keluar itu.

"Lah tukang kerok?" -Baek.

Hyunjin kemudian bersalaman sama Baek.

"Ada apa ini? Ini siapa?" tanya Baek beruntun.

"Seungmin, pak," jawab Ryujin lirih. Ekspresi wajah Baek berubah 180°. Wajahnya merah dan tangannya yang terkepal ingin rasanya dilayangkan saat itu juga, namun ia masih bisa menahan diri karena banyak anak-anak muda di sekitarnya.

Baek kemudian menarik Ryujin ke dalam pelukannya, seolah menyembunyikan harta berharganya dari sang musuh.

"Kamu mau apain anak saya lagi?" tanyanya dingin dan sedikit takut. Ryujin meremas ujung baju Bapaknya.

"Pak, gak papa," ucap Ryujin pelan di telinga Baek. Oke, Baek melemah. Ia menoleh ke arah anaknya itu kemudian memeluknya lagi dan samar-samar Ryujin mendengar kata 'maaf' dari mulut Bapaknya.

"Om, sebelumnya saya minta maaf, tapi kita bakal ngurus ini orang dulu, habis itu kita bakal jelasin ke Om, Om sama Ryujin istirahat aja di rumah, tolong kunci semua pintu dan jendela ya," ucap Changbin. Baek mengangguk paham.

"Kita duluan ya Om, Ryu, permisi," ucap Chaewon dan Yeji. Mereka semua segera masuk ke mobil dengan posisi Changbin dan Chaewon paling depan, Yeji di tengah sendiri, dan Yeonjun;Seungmin;Hyunjin di paling belakang.

Changbin melajukan mobilnya dengan sangat cepat menuju rumah rahasianya. Rumah yang hanya Changbin dan orang terdekatnya yang tahu.

"Kita amankan dia dulu di rumah rahasia," ucapnya sambil fokus menyetir.

- A b s u r d c h a t -

Bentar-bentar, ini kok antar kata dan kalimat kek nge bosenin yak?😭 Mon maap ya yaampun aduhh, apa ceritanya di unpub aja kali ya?😭

Absurd Chat | Hyunjin Ryujin ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang