DUE | Chapter 4

113 11 0
                                    

Aku tidak memiliki ponsel atau alat komunikasi apapun, bahkan uang sepeserpun aku tidak punya. Satu-satunya yang ada hanya dres berwarna putih dan sepatu boots yang melekat dibadanku. Sementara udara semakin dingin dan bulan meninggi begitu cepat.

Aku tidak tahu aku ada dimana. Sekalipun London terlihat tidak pernah tidur namun ada beberapa tempat yang terasa begitu sepi. Tak tahu sudah berapa lama aku pergi dengan berjalan kaki. Aku merasa aku hanya bergerak di tempat.

Beberapa orang yang kutemui dan kutanyakan malah menyesatkanku dan membuatku berakhir disini di sebuah taman sepi dan menyedihkan.

Aku terduduk di bangku satu-satunya yang memiliki penerangan.

Menghela nafas berat aku menyandarkan punggungku pada sandaran bangku. Kakiku rasanya sangat sakit dipakai untuk berjalan lama. Dan tubuhku terasa kebas. Lelah menghanyutkanku pada sebuah mimpi tak berujung.

Tersentak saat merasakan sesuatu meremas dadaku. Dengan cepat aku terbangun. Betapa terkejutnya aku melihat seorang pria berjongkok berada diantara dua kakiku dan satunya lagi berdiri dengan wajah mengerikan.

Aku memekik kaget. Aku berusaha mendorong pria yang berada dibawah kakiku, "Kurang ajar!" aku setengah menjerit meneriakannya,

"Come play with us little girl!"pria berwajah mengerikan itu terkekeh.

Aku menjerit lagi, berusaha menendang tubuh mereka tetapi mereka lebih cepat menangkap tubuhku. Si pria berwajah mengerikan itu mencengkram erat kedua tanganku. Dan pria yang satuny memegang tubuh bagian bawahku. Salah satu tangannya meremas bokongku.

"dasar brengsekkk!" aku memaki dan berusaha meronta melepaskan diri tetapi cengkraman mereka lebih erat.

Si pria berwajah mengerikan itu tertawa lepas berusaha mencondongkan tubuhnya pada wajahku. Aku kembali meronta lalu tanpa diduga aku meludahi wajahnya.

Pria itu menggeram, dengan tangannya yang bebas ia menamparku. Tetapi aku tidak mau kalah, aku kembali meronta keras hingga akhirnya pegangan pada kakiku melonggar.

Aku terkejut melihat si pria mesum yang mencengkram kakiku tiba-tiba tergeletak tidak berdaya.

"Bastard!" si pria mengerikan itu menggeram, ia menjauhkan wajahnya lalu maju selangkah mendekati siapa yang memukul rekannya hingga pingsan.

Taewoo berdiri disana dengan stelan rapi kemeja berwarna hitam yang sudah digulung ke siku. Wajahnya terlihat mengeras. Ia memberi isyarat untuk si pria mengerikan itu maju.

Aku menahan nafasku sementara pria itu mulai maju menyerang dengan acak, Taewoo hanya menghindari pukulannya, tidak berniat menghajar. Gerakan si pria mengerikan lebih agresif.

Tiba-tiba ia mengeluarkan pisau besar yang entah darimana ia sembunyikan. Ia menyeringai menakutkan. Taewoo tidak sedikitpun terlihat takut malah ia tersenyum miring melihat pisau itu.

Lagi-lagi si pria itu menyerang acak dengan brutal, kali ini gerakannya tidak terkontrol dan lebih cepat Taewoo berusah menghindarinya beberapa kali tapi pada satu tempo tertentu pisau itu menggores pada perut kanan Taewoo.

Aku memekik melihat darah yang langsung merembes keluar dari kemeja hitamnya yang robek. Taewoo dengan cepat menerjang pria itu dan menghantam perutnya dengan satu pukulan kuat. Pria itu terkapar menyedihkan di tanah setelah pukulan Taewoo. Dengan cepat Taewoo mengambil pisau miliknya dan menancapkannya langsung pada dada di pria mengerikan.

Aku terkesiap melihatnya sembari membekap mulutku sendiri. Berusaha untuk tidak mengeluarkan suara mengerikan apapun. Taewoo menatapku, rambut panjangnya yang menjuntai hingga menutupi sebagian netra kelabu kosong itu menatapku tajam.

JET BLACK HEART | BTS Fanfiction ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang