"Cepatlah Yoora! Bel kelas musik Kookie akan berbunyi sebentar lagi. Gurunya kali ini sangat kejam. Dia akan menghukum Kookie jika terlambat!"
"Yaampun iya iya sabar dong. Siapa juga yang menyeretku tergesa sampai aku lupa memakai alas kaki!" gerutuku sebal sembari membuka dashboard mobil.
Taewoo bilang dia menyimpan sandal jepit di dalam dashboardnya. Berjaga-jaga jika terjadi banjir. Memangnya orang kaya macam apa yang bisa kebanjiran. Coba kalian pikir.
Jimin mungkin benar. Soal otak Taewoo yang konslet atau bahkan musnah.
Saat ini kami sudah berada di halaman sekolah Jeonkook. Jangan bertanya kenapa kami bisa masuk hingga kehalamannya, karena dengan uang semua beres. Apalagi mereka cukup mengenal taipan kaya, lajang dan super ganteng yang wajahnya menghiasi majalah Forbes.
Dan alasan klasik yang dilontarkannya adalah sebuah alasan kenapa aku disini karena Taewoo si taipan terkenal, bos mafia, dan juga laki-laki mengantarkan bekal makanan adik laki-lakinya. Jadi akan lebih masuk akal bila itu seorang perempuan.
Taewoo buru-buru membuka pintu jaguar miliknya saat tahu aku sudah mengenakan sandal jepit maksudnya, "Hurry up!" ia menyerahkan bekal kotak makanan terbungkus rapi padaku.
Didorongnya tubuhku keluar, ia melambai padaku sambil tersenyum "Titip salam ya. katakan padanya dia harus menghabiskannya!" setelah itu ia menutup pintunya lagi.
Aku mendengus kesal. Dasar laki-laki gay super protektif.
***
Yoora berjalan melewati lorong-lorong besar yang sudah sangat dihafalnya saat ini. Menuju ke ruangan milik Kim Taewoo seperti biasanya. Sudah menjadi rutinitasnya saat ini untuk selalu membawakan camilan dan teh di pagi hari untuk tuan Kim itu.
Yoora masuk seperti biasanya, meletakkan nampan tersebut diatas meja dan setelahnya ia mengetuk pintu kamar Taewoo, "Tae, aku sudah meletakkan teh dan camilan diatas meja" ujar Yoora memberi tahu.
Tidak ada sahutan dari dalam kamar pria tampan itu. Yoora menjadi penasaran. Karenanya tangan gadis cantik berdarah campuran Korea dan Amerika itu memutar knop pintu kamar Taewoo.
Yoora mendapati Taewoo yang merintih kesakitan memegangi perutnya sendiri. Yoora mendekatinya perlahan, "Tae..."
Gadis itu terkejut begitu melihat noda darah disekitar tempat tidurnya Taewoo, "Ya Tuhan apa yang kau lakukan Taewoo"
Yoora segera membalik badan Taewoo, membuatnya terlentang. Noda darah itu bukan hanya sudah mengalir hingga sampai kasur. Baju yang dikenakannya pun sudah benar-benar basah berwarna kecoklatan.
Tangan Yoora bergetar melihat sebegitu banyaknya darah keluar, ia membuka perlahan kaus yang dikenakan Taewoo. Luka tusukan itu kembali menganga. Terbuka dan menambilkan jaringan berwarna kekuningan yang berlendir.
"Tae..Tae.. sadarlah, aku akan menelpon dokter. Mana ponselmu?" Yoora menepuk pipi Taewoo perlahan berusaha tetap membuatnya sadar.
Erangan lolos dari bibir Taewoo, "A-at-tas me-mejaa..."
Yoora yang panik segera mencari ponsel Taewoo. Begitu mendapatkannya, gadis itu mendial nomor yang tertera sebagai dokter pribadi keluarga Kim.
"Aku sudah menjahit lukanya. Dia akan baik-baik saja untuk sementara waktu. Jangan perbolehkan Taewoo banyak bergerak" ujar dokter James tersebut begitu keluar dari kamar Taewoo.
Yoora mengangguk, "Omong-omong dimana Jeon? Aku tidak melihatnya" tanyanya sebelum mengedarkan pandangan kesekitar.
Dokter James adalah dokter pribadi keluarga Kim sejak ia bekerja bersama ayah mereka. Dan kurang lebih sudah 30 tahun ia bekerja untuk keluarga ini. Sehingga dokter James cukup akrab dengan kakak beradik itu.
"Dia di sekolah" ujar Yoora menjawab pertanyaannya.
Ada keterkejutan di wajah dokter James yang tidak dapat di tutupinya, "Padahal anak itu susah sekali jika harus pergi ke sekolah" gumam dokter tersebut.
Yoora tersenyum lembut, "Entahlah dokter, Jeonkook selalu penuh kejutan bukan"
Membenarkan ucapan Yoora dokter James mengangguk, "Anak itu memang unik. Pemikirannya sungguh unik, dia pernah bilang padaku bahwa ia anggota mafia jadi ia tidak perlu bersekolah tinggi-tinggi karena masa depannya sudah jelas.
Walaupun aku tidak mempercayainya namun melihatnya bersemangat aku hanya bisa memberikan hal yang sama" kenangnya.
Yoora tidak menyangka bahwa dokter James tidak tahu siapa identitas mereka sebenarnya. Mungkin Kim bersaudara itu memiliki alasan tersendiri untuk tidak membongkar identitas mereka.
Jadi Yoora tetap akan tutup mulut akan hal itu.
"Aku dengar Taewoo sudah bertunangan, apakah itu dirimu nona Song? Jika iya, kuharap kau bisa membantunya. Dia tidak boleh terlalu banyak bergerak dulu"
Yoora ingin membuka mulutnya mengatakan bahwa ia bukan tunangan seorang Kim Taewoo, tetapi ada rasa tidak rela bila ia mengatakan hal itu. Alih-alih Yoora hanya mengangguk, "Aku akan menjaganya sebaik mungkin dokter James" Yoora membungkukkan badannya dalam-dalam.
Ahhh kebiasaannya di Korea terbawa hingga kesini.
Dokter James terkekeh, "Terimakasih nona Song aku permisi dulu"
Yoora menegakkan badannya, "Dokter mari saya antar"
Dokter James yang sudah mencapai pintu luar ruangan berbalik sebentar dan mengibaskan tangannya, "Tidak perlu nona Song aku sudah sangat hafal rumah ini"
KAMU SEDANG MEMBACA
JET BLACK HEART | BTS Fanfiction ✔️
FanfictionSong Yoora berencana untuk menghabiskan natal dan tahun barunya di London. Ia pergi bersama temannya Park Irene ke London sebab meet and greet One Direction tidak bisa menunggu. Sesampainya disana mereka dijemput sebuah mobil van hitam yang besar da...