SETTE | Chapter 24

35 3 0
                                    

London, 11 Februari 2020 19:47 pm

Kim Taewoo melirik Jeonkook yang baru saja memasuki ballroom pesta dengan suit khas nya. atasan turtleneck berwarna hitam dan long coat panajng hitam yang berwarna senada senada dipadukan celana jeans dan sepatu boots.  Sangat Jeonkook sekali. Ia mendesah keras, Taewoo tidak pernah bisa sebebal Jeonkook. Dia selalu mematuhi aturan dan menjalankan semuanya dengan manner. Tanpa terkecuali.

Jadi ia merasa sangat iri melihat jeonkook bebas melakukan apapun yang diinginkannya. Termasuk apabila Jeonkook tidak mau berada di dalam dunia hitam ini. Berbeda hal dengan dirinya yang sudah memikul tanggung jawab sejak kecil untuk meneruskan Asiatica dan menjalankannya. Taewoo harus hidup dan mati hanya demi Asiatica.

Andai saja Jeonkook tahu betapa tersisanya ia dengan kerah kerah yang seakan melilitnya lekat ini. Lehernya sama sekali tidak bisa bergerak dan ia begitu sulit hanya untuk bernafas. Mereka semua membunuhnya secara perlahan. Termasuk rasa bersalah yang terus menghantuinya selama empat tahun ini.

Mengabaikan rasa bersalah yang apabila dipikir semakin lama semakin menyiksanya. Taewoo menenggak margarita tersebut dalam sekali tuang lalu meletakkan sloki kecil dari kaca itu dengan keras diatas meja. Gadis cantik disampingnya mengelus leher Taewoo dengan gerakan pelan diiringi tatapan sensual melihat leher Taewoo yang Nampak kokoh.

"Bocah Jeon terlihat lezat, dia sudah sangat dewasa, apakah kau berpikir kita bisa melakukan threesome bersamanya?" ujar Soyoung dengan suara yang dibuat semendesah mungkin.

Jalang. Pikir Taewoo muak.

Tetapi ia lebih bajingan karena kembali bersama jalang sialan itu lagi. Betapa bodoh dan menyedihkannya Taewoo. Ia sengaja mematikan perasaannya sendiri untuk Yoora. Membatasi dirinya dengan segala kebebasan dan euphoria memiliki gadis itu. Karena sejujurnya Kim Taewoo benar-benar tidak akan diijinkan untuk bahagia selama ia menduduki posisi itu.

Butuh puluhan tahun untuk Taewoo berdamai dengan hati dan rasa bersalahnya, tetapi semuanya bukannya malah membaik. Malah semakin buruk. Apa yang dia lakukan pada Yoora menghantuinya. Membuatnya benar-benar tidak bisa sekalipun menikmati satu momen saja. Setiap kali dia menutup mata hanya wajah Yoora dengan berlinangan air mata yang selalu hadir.

Wajah menyakitkan itu. Wajah siksaan yang merajam batinnya. Semuanya disebabkan oleh dirinya. Kekejamannya. Dilakukan untuk organisasi sialan. Jadi apabila Park Jimin mendeskripsikannya sebagai entitas alih-alih manusia. Adalah kebenaran. Karena yang dilakukannya bukanlah hal manusiawi.

Taewoo bahkan tidak pernah menyebut dirinya manusia semenjak pertarungannya yang pertama di usia 9 tahun itu. Ratusan nyawa telah hilang ditangannya, bukan masalah besar bagi taewoo apabila ia menghancurkan satu gadis seperti Yoora. Apalagi ia melakukannya demi organisasi.

Kim Taewoo melirik Soyoung dari sudut matanya, melihat Soyoung yang masih mengawasi Jeonkook dengan senyum terkembang. Taewoo mendengus, "Hentikan rencana menjijikkanmu itu. Sampai kapanpun Jeonkook tidak akan pernah melihatmu. Dia hanya mencintai noonanya. Sangat mencintainya!" cecar Taewoo.

Kim Soyoung mendengus mendengar ucapan Taewoo yang terdengar merendahkan dirinya, "Gadis cengeng itu! Tidak mungkin dia bisa hidup lagi di tangan Jang Hyun Sik. Lari dari bajingan itu saja sangat susah bagiku, apalagi dia hanya bisa menangis!" ejek Soyoung,

Mendengarnya membuat perut Taewoo tergelitik. Benar-benar jalang yang bodoh. Yoora mungkin tidak bisa lari dari Jang Hyun Sik. Tapi bagaimana bila ia menghancurkannya dari dalam. Kekuatan gadis itu yang sebenarnya bukanlah lari seperti Soyoung yang licik. Tetapi bertempur dan menghadapinya.

Taewoo terkekeh menanggapi ejekan Yoora. Tidak menyangka bahwa ada wanita dengan otak licik yang sangat dangkal seperti Kim Soyoung.

"Nah, Soyoungssi. Jika dia tidak mungkin bertahan lama dengan Hyun Sik kenapa kami bisa menemukannya dua tahun lalu masih berdiri di depan kami dengan menantang dan berada disamping Hyun Sik tanpa sedikitpun ketakutan. Justru Hyun Sik yang berkorban untuk melindunginya dengan mati ditangan Jeonkook. Setelah itu, ia kembali hilang tak berbekas sampai saat ini. Katakan padaku Soyoungssi apakah kau bisa membuat Hyun Sik melindungimu seperti ia melindungi Yoora jika gadis itu hanya menangis seperti katamu!"

Soyoung benar-benar tertohok keras mendengar perkataan Taewoo. Ia tidak percaya sedikitpun dengan ucapan pria mantan tunangannya itu tetapi Taewoo tidak pernah berbohong.

"Kau pasti berbohong!" kilah Soyoung tak terima.

Taewoo mengedikkan bahunya acuh tak bersemangat menanggapi perdebatan tidak pentingnya dengan Soyoung, "Kau bisa menanyakannya langsung dengan Jeonkook jika tidak percaya. Tapi aku tidak menjamin wajahmu itu bisa kembali dengan mulus"

Soyoung menggigit bibir bawahnya was-was sedangkan kedua bola matanya masih menatap Jeonkook dari kejauhan. Mengawasi pria itu. Taewoo memang tidak berbohong. Jika ia nekat mungkin tidak hanya wajah, tapi nyawanya juga akan melayang ditangan Jeonkook. Jadi menghindari segala resiko yang bisa menyebabkan dirinya terkena dampak buruk. Soyoung mengurungkan niatnya tetapi tetap tidak mempercayai Taewoo.

"Maafkan aku baru menyapa kalian. Apakah kalian menikmati pestanya?" suara seorang gadis tiba-tiba menyapa dari atas panggung. Menggunakan mikrofon sehingga suaranya bisa terdengar ke seluruh penjuru ballroom.

Suara orang bersautan memberi jawaban dari sana terlebih mereka melakukannya karena si empunya pesta adalah wanita cantik dengan dandanan sangat innocence. Benar-benar tidak seperti menghadiri pesta.

Tetapi diatas semua itu Taewoo merasa sangat familiar dengan suara tersebut.

"Ah baiklah..baiklah aku akan menyapa kalian dari dekat" suara itu kembali terdengar lagi.

Taewoo memicingkan matanya. Ia mendadak berdiri dengan cepat membuat Soyoung terkaget, "Tae kau mau kemana?" Tanya Soyoung bingung melihat tingkah Taewoo tiba-tiba.

Taewoo tidak menjawabnya. Alih-alih kakinya berjalan pergi melangkah meninggalkan Soyoung menuju kerumunan yang sedang riuh di depan sana. Dan Taewoo tidak mendapati Jeonkook lagi disana. Dimana pria itu?

***

"Kim Jeonkook!" Yoora melambaikan tangannya pada pemuda Jeon yang sangat dikenalnya itu. Jeonkook lagi-lagi masih sama seperti dua tahun lalu tetapi kini lebih dewasa. Terlampaui dewasa bagi Song Yoora.

Jeonkook nya benar-benar tidak terlihat seperti adik kecil menggemaskan dengan kedua gigi kelincinya. Jeonkooknya tumbuh menjadi pria dewasa super tampan yang sangat berkharisma. Mewarisi segala gen nyaris seperti Taewoo. Kedua Kim bersaudara yang menawan.

Yoora berlari kecil menghampiri Jeonkook. Tinggi badan Jeonkook kini jauh berada diatasnya. Sedangkan tinggi Yoora hanya sebatas dagu pemuda itu saja, itupun sudah didukung dengan sepatu hak tinggi setinggi 5 sentimeter. Tetapi tetap saja tinggi Jeonkook tampak sangat menjulang dan mendominasi.

Yoora menjadi terkagum-kagum mengamati manusia visual di depannya. Benar-benar seperti bukan jeonkook jika ia boleh mengatakannya.

Tetapi mulut mengaga lebar dengan ekspresi terkejut yang sangat kentara dari kedua bolamata nya merupakan milik Kim Jeonkook. Memangnya siapa lagi.

Yoora tertawa kecil, "Kookie ini aku. Benar-benar aku"

JET BLACK HEART | BTS Fanfiction ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang