Jeonkook memacu mobilnya dengan cepat begitu cepat membelah jalanan London pada dini hari tersebut. Ia tidak peduli sekalipun dimaki oleh siapapun, ia harus bergegas untuk datang ke tempat hyungnya, atau ia akan menyesal tidak melakukannya. Sekalipun hubungannya dengan Taewoo begitu buruk selama empat tahun ini. Tapi hanya Taewoo lah satu-satunya keluarga yang ia punya. Jika tidak ada Taewoo, Jeonkook tidak mengerti apa yang terjadi pada hidupnya.
Pikiran Jeonkook menjadi sangat kalut. Rasanya badannya yang baru saja pegal-pegal akibat misi terakhirnya menjadi tidak berarti karena saat ini yang memenuhi pikirannnya adalah keadaan Taewoo. Saat melewati jalan yang biasanya Jeonkook lalui, ia tiba-tiba sadar. Ia tidak mungkin bisa masuk lewat jalan utama. Mereka akan mencegat lebih dahulu. Jadi Jeonkook melalui jalan rahasia yang memutar lebih jauh dari biasanya.
Mereka tidak mungkin menemukan jalan ini, karena jalan rahasia ini akan mengarah pada basement pelatihan mereka. Begitu Joenkook tiba di bagian hutan utara. Ia memakirkan mobilnya begitu saja di jalan raya dekat hutan. Kemudian pemuda itu berjalan memasuki hutan tersebut. Berjalan sejauh 200 meter ke arah timur hingga menemukan pohon cemara yang begitu tinggi.
Jeonkook segera mencari diantara dedaunan kering tersebut. Tangannya mencari acak sembari mengetuk-ngetuk perlahan. Hingga ia merasakan ketukannya bergema. Jeonkook tahu bahwa pintu itu disini. Jadi dengan segera ia menyingkirkan daun-daun kering dan menemukan sebuah pintu kecil berukuran 1 meter x 1 meter. Ia membuka nya dan langsung terjun kebawah. Beruntung ia sudah membawa korek gas di saku celananya tadi untuk berjaga-jaga. Ia menyalakannya nya.
Berhasil.
Dan Jeonkook berlari menyusuri lorong gelap yang berbau tanah basah sepanjang 400 meter lebih itu hingga menemukan sebuah tangga kecil yang mengarah pada pintu diatasnya. Ia membuka pintu tersebut dengan perlahan. Dari dalam basecamp pun ia dapat mendnegar suara desingan peluru dari luar. Suasana begitu kacau saat Jeonkook mengintip sedikit melalui retakan kecil di papan kayu daun pintu.
Jumlah penyerang lebih banyak daripada anggota Asiatica. Ini bencana besar. Tapi tujuan mereka hanya untuk menghabisi seluruh anggota Asiatica. Sedangkan Jeonkook ia fokus untuk menyelamatkan taewoo. Bagaimanapun juga jika pemimpin mati, maka organisasi tersebut dapat hancur kapan saja. Menyeleamatkan taewoo berarti menyelematkan organisasinya. Jadi Jeonkook memilih bersembunyi dan menghindar dari pertempuran yang ada.
Ia mencoba untuk mengendap-endap memasuki mansion lewat pintu belakang. Sejauh ini tidak ada siapapun disana. Mansion terasa sepi. Jadi Jeonkook melewati dapur dengan perlahan. Menuju kearah tangga utama dan menaikinya pelan. Tetapi tiba-tiba.
DOR!
Sebuah peluru melesat kearahnya dengan keras. Beruntung Jeonkook berhasil menghindar dengan cepat. Tapi peluru tersebut cukup memberi luka gores pada lengannya. Peluru selanjutnya melesat sebelum Jeonkook sadar. Ia bergulung kebawah terjatuh hingga anak tangga paling dasar. Tidak butuh waktu beristirahat jeonkook berlari mencari tempat selanjutnya. Hujan peluru menghabisi meja tempat Jeonkook sembunyi.
Jeonkook menunggu hingga peluru lawannya habis dan selanjutnya ia berdiri lalu mengokang pistolnya tepat kea rah kepala musuhnya. Headshot sempurna. Laki-laki yang menjadi lawannnya langsung tumbang dan berguling dari atas tangga lantai dua menuju kebawah. Menghiraukannya, Jeonkook berlari menaiki tangga dua-dua smapai ke lantai dua. Ia mendengar tembakan dari aula seni disana. Membuat Jeonkook berlari ke dalam aula tersebut dan mendapati Rodney baru saja membunuh seorang penyusup.
Rodney terkejut saat melihat Jeonkook berdiri di depan aula seni, "Tuan Jeon mereka menyergap kita. Dan aku sudah menghubungi tuan Jimin, dia sepertinya belum sampai"
"Pasti ia lewat pintu masuk biasanya. Mereka sudah bersiaga disana. Jimin butuh waktu untuk menghabisi mereka semua"
Jeonkook berpendapat. Rodney mengangguk membenarkan pendapat Jeonkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
JET BLACK HEART | BTS Fanfiction ✔️
FanficSong Yoora berencana untuk menghabiskan natal dan tahun barunya di London. Ia pergi bersama temannya Park Irene ke London sebab meet and greet One Direction tidak bisa menunggu. Sesampainya disana mereka dijemput sebuah mobil van hitam yang besar da...