Seoul, 9 Mei 2018 02:23 am
Jeonkook baru saja memasuki supermarket 24 jam untuk mencari perban dan cairan alkohol untuk luka pisau yang ia dapatkan setelah menyelesaikan misinya. Kaki nya yang terbalut boots besar berwarna hitam melangkah dengan tenang menuju ke dalam supermarket itu. Di dapatinya dua orang yang berada disana.
Pria yang menjaga kasir dan seseorang disudut di bagian rak tissue dengan hoodie berwarna hitam yang dikenakannya. Melihat acuh, Jeonkook langsung menghampiri rak tujuannya yang berada di samping sosok berhoodie itu.
Jeonkook tampak serius memilih ukuran perbannya dengan teliti. Ekor matanya menatap si sosok berhoodie yang tiba-tiba bergegas menuju kasir, mengedikkan bahunya malas pemuda yang kini nampak semakin rupawan itu meraih dua pak kassa steril serta perban pembalut.
Ia berjalan santai menuju kasir. Menunggu si sosok hoodie menyelesaikan pembayarannya. Jika dilihat-lihat sosok tersebut cukup kecil untuk ukuran laki-laki jadi Jeonkook menduga bahwa gadis itu adalah perempuan dilihat bagaimana gerak geriknya.
"Terimakasih..."
Suara yang menelusup ke dalam indera pendengaran Jeonkook menghantam ingatannya kembali pada dua tahun lalu. Jeonkook terkejut mendengarnya.
Si sosok berhoodie membalikkan badannya tepat saat itu keduanya membeku. Mulut Jeonkook terbuka lebar nyaris lepas dari penyangganya saking kagetnya melihat seorang yang ia rindukan setengah mati berdiri tepat dihadapannya. Jantungnya berdegup kencang bukan main.
Begitupun dengan si sosok berhoodie, ia terpaku pada paras bocah Jeon yang masih tetap sama seperti dua tahun lalu tetapi dengan kemasan lebih dewasa dan tubuh tinggi tegap sempurna. Jeonkook dengan kaus dan jaket bomber warna senada merupakan visual yang tidak ragukan lagi.
Tetapi kekagetannya berhasil dengan cepat ia kuasai hingga akhirnya ia berlari pergi meninggalkan kedua orang laki-laki yang juga sama-sama terdiam.
Jeonkook menatap si pria penjaga kasir dalam diam begitupun dengan pria penjaga kasir tersebut yang balik menatapnya. Selama beberapa detik mereka berdua sama-sama terdiam hingga si pria penjaga kasir berbicara, "Hei bung jadi kau akan membayarnya atau tidak?"
"Ahh ya-ya...te-tentu" jawab Jeonkook tergeragap. Ia menyerahkan selembar uang lima puluh won pada si kasir lalu berlari kecil menuju pintu keluar supermarket.
Jalanan nya kembali kosong. Sama seperti saat ia kemari tadi. Tidak ada satupun tanda-tanda ia melihat si sosok berhoodie itu. Mendesah lelah Jeonkook kembali masuk.
"Ini kembalianmu bung" si kasir menyerahkan uang kembalian dan belanjaan nya pada Jeonkook.
Pria rupawan itu menundukkan badannya, "Terimakasih" ucap Jeonkook sebelum menegakkan badannya lagi.
"Kau kenal gadis itu?" Tanya Jeonkook,
Si pria penjaga kasir menggeleng, "Ada ratusan orang asing yang datang kemari bung. Tentu aku tidak ingat kecuali dia memang orang sini dan sering berbelanja disini" jawabnya sembari mengedikkan bahu.
Jeonkook mengangguk, "Terimakasih kalau begitu"
Setelah itu ia melangkahkan kakinya keluar dari dalam supermarket tersebut. Jeonkook merogoh saku kirinya dengan tangan kirinya karena tangan kanannya mengenggam kantung plastik bawaannya. Ia menekan beberapa kali diatas benda pipih canggih tersebut sebelum menempelkannya di telinga.
Pada dering pertama telepon suara diseberang sudah menyahut, "Ya kookie ada apa?"
"Aku menemukannya hyung. Dia disini" helaan nafas Jeonkook menjadi sedikit teratur sebab sedari tadi ritmenya benar-benar bergejolak setelah melihat sosok berhoodie itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
JET BLACK HEART | BTS Fanfiction ✔️
FanficSong Yoora berencana untuk menghabiskan natal dan tahun barunya di London. Ia pergi bersama temannya Park Irene ke London sebab meet and greet One Direction tidak bisa menunggu. Sesampainya disana mereka dijemput sebuah mobil van hitam yang besar da...