UNO | Chapter 1

244 24 0
                                    


"Sayang sekali nona sudah mengetahui sandiwara ini ya, hehehe..." laki-laki pengemudi itu tertawa sumbang jelas sekali bahwa ia mengejek kebodohan kami.

"YA! TURUNKAN KAMI BODOH!" Park Irene berteriak kesal. Jelas sekali ia tidak menyangka bahwa kedatangan kami hanya untuk diculik.

Aku yang memiliki pengendalian diri dan kontrol lebih baik darinya berusaha diam dan mengatur nafas sembari memahami situasi. Mobil dikemudikan lebih cepat dari tadi. Aku bisa merasakannya karena jok mobil mendadak begitu keras pada bokongku. "Jika coba-coba melompat kalian bisa mati lo. Mobil ini melaju dengan kecepatan diatas 80 km. mau coba nona?"

Seolah tahu bahwa aku berniat keluar dengan cara melompat laki-laki itu sudah mengatakannya dengan jelas pada kami sebelum akhirnya tertawa senang dengan mata berbinar. Sakit jiwa.

"APA MAUMU?!" teriakan park Irene tidak ditanggapinya. Malahan justru laki-laki pengemudi itu menatap ku sembari tersenyum.

"Sepertinya kau tenang-tenang saja nona? Apa kau tidak panik? Ahh aku tahu, mungkin ini sudah hal biasa bagimu hehehe.."

Benar-benar. Aku memejamkan mataku sebentar sebelum akhirnya membukanya perlahan. "Apa yang coba kau lakukan pada kami?!" Tanya ku memberi penekan supaya ia tahu aku tidak sedang bercanda sembari mengatur nafasku sendiri.

Takut? Tentu saja. Kami diculik. Ini hal yang berada diluar khayalan terliar ku. Karena satu-satunya yang bisa kupikirkan adalah one night stand dengan pria asing asal London. Bukan diculik seperti ini!

Ketika van tersebut menepi kesebuah kawasan perumahan yang sepi diujung jalan aku meningkatkan kewaspadaanku berkali-kali lipat. Bunyi deru mesin yang tiba-tiba berhenti membuat laki-laki di depanku itu terkekeh. Aku menoleh kesamping menatap Irene yang terlihat ketakutan. Hal itu terlihat jelas di matanya.

Aku merasakan bahwa tanganku sendiri bergetar. Ini sungguh kacau. Tetapi parahnya wajahku tampak biasa biasa saja. Apa-apa ini ini. Wajahku benar-benar menolak berkompromi dengan keadaan dan malah menampilkan sebaiknya.

"Selamat tinggal"

***

Teori dunia parallel yang coba diungkapkan jalan masuknya oleh sejumlah ilmuwan di Ridge National Laboratory menjelaskan bahwa dunia tersebut adalah dunia bayangan tersembunyi seperti dunia kita sekarang tetapi memiliki banyak sekali kemungkinan. Seperti yang dikemukakan oleh Broussard bahwa hanya yang bisa berosilasi dan kembali ke dunia kita yang bisa di deteksi.

Itu berarti hanya kemungkinan paling kuat yang bisa terjadi, melihat banyaknya kemungkinan menyebabkan akibat yang berbeda pula maka seperti partikel neutron yang dapat menembus dinding yang tidak bisa ditembus lah yang dapat terdeteksi oleh detektor neutron. Maka kemungkinan tersebut harus bisa dideteksi.

Sedangkan kemungkinan terkuat saat ini yang bisa kudapatkan adalah semuanya gelap. Sangat gelap sekaligus buram. Aku tidak bisa melihat apa-apa bahkan aku merasakan sensasi aneh di mulutku. Aku terbangun dalam kondisi kepala ditutupi kain dengan tubuh terikat di kursi. Mereka menutup mulutku dengan lakban. Segera aku menggoyang-goyangkan tubuhku untuk meronta dengan keras walaupun terikat. Kutahu akan sia-sia untuk berteriak tapi aku tetap berteriak, mencoba bersuara sangat keras. Bahkan mungkin melolong. Aku tidak tahu entah sejak kapan sebuah cairan membasahi pipiku. Yang jelas aku sangat ketakutan sekarang.

Batinku menjerit meneriakkan nama ibuku atau siapapun yang bisa menolongku dari kekacauan ini. Aku memanggil berkali-kali tapi tidak pernah ada yang dating. Lantas bagaimana ini? Apa yang harus kulakukan?

Seolah-olah menjawab pertanyaanku, kursiku tiba-tiba disentak oleh sesuatu, "Yoora..." suara Irene bergetar. Aku bersyukur. Aku sungguh bersyukur ternyata Irene juga berada disana.

JET BLACK HEART | BTS Fanfiction ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang