CHAPTER 17

19 2 0
                                    

Felix sedang berada di dalam ruangan menjahit sedangkan Gabby sedang menunggu sendirian di ruang tunggu yang berada disebelah ruang menjahit sambil menikmati secangkir teh yang dibawakan oleh Ferguso. Nyonya Dorothy dibantu oleh beberapa asistennya dengan telaten mengukur setiap inci tubuh kekar milik Felix agar bisa segera membuat pola pakaian untuk dipakai Felix dan menyelesaikannya dalam waktu satu bulan.

"Hei pesakitan, kau mulai berani bertingkah ya sekarang!". Zabrina cs tiba-tiba saja sudah berada dihadapan Valerie dan melabraknya. Mereka berkacak pinggang dan memandang rendah ke arah Valerie yang menatap bingung pada mereka.

Apalagi sekarang?

"Kenapa diam saja, hah?!". Bentak Lelyana. Sepertinya rasa cemburunya telah membuatnya jadi sedikit sinting.

"Kalian siapa ya?". Gabby mengacuhkan mereka dan terus menyesap tehnya perlahan-lahan.

"Kau!". Si gadis yang bernama Lucy jadi naik pitam karena merasa diremehkan oleh Valerie. Begitu juga dengan yang lainnya. Mereka benar-benar kesal. "Meskipun kau anak dari Duke Charles dan teman baik pangeran Felix, kami tidak takut padamu! Dasar murahan!".

Gabby yang ingin melewati hari ini dengan damai, benar-benar jengah dengan kelakuan mereka. Belum lagi perkataan mereka yang membuat panas telinga, benar-benar harus dibalas.

"Aku tidak bilang apa-apa kok soal ayahku dan teman baikku. Lalu untuk apa kalian membahas mereka?". Tanya Gabby dengan nada mengejek. Katanya tidak takut padaku. Dasar pembohong! Dasar sekumpulan sampah masyarakat yang beraninya main keroyokan! Maki Gabby dalam hati.

"Kau!". Kemarahan Zabrina cs sudah mencapai ubun-ubun. Kok bisa si gadis lemah ini berubah total bahkan sekarang dia sudah berani melawan mereka. Apa dia salah makan? Sejak kapan Valerie berani membalas kata-kata mereka padahal biasanya dia hanya akan menangis ketakutan.

"Dasar tidak tahu malu! Beraninya kau menggoda pangeran Felix dan sekarang kau juga ingin menggoda kakaknya! Dasar pelacur!". Lelyana tidak gentar. Kecemburuannya mengalahkan segala ketakutan yang sempat hinggap dibenaknya. Serang terus.

Gabby yang tersulut emosi, segera bangkit berdiri dan menggebrak meja didepannya. "Hati-hati kalau kau bicara! Aku bisa menghukum mulut lancangmu itu karena telah menghina putri dari Duke dan menghina pangeran Felix! Kalian dengar ya, aku dan Felix berteman baik sejak kecil! Felix juga bukan tunanganku! Jadi aku berhak menyukai siapapun, bahkan jika orang itu adalah kakak Felix sekalipun!".

Gabby lepas kendali dan tidak menyadari kalau Felix ikut mendengar perkataannya barusan. Ekspresinya berubah dingin. Meskipun sedang terjadi sesuatu dalam hatinya, tapi berusaha ia abaikan.

"Valerie...". Panggil Felix tenang.

Melihat sosok Felix yang berdiri tegap di belakang mereka, sontak membuat Zabrina cs semakin bertambah tingkat ketakutannya. Apakah mereka benar-benar akan dihukum sekarang?

"Felix?!". Entah kenapa jantung Gabby berdegup kencang. Apa Felix sempat dengar tadi? Gabby meremas jemarinya panik. Ia merasa bersalah.

Felix mengabaikan Valerie dan menatap tajam tepat di manik mata Zabrina cs. "Aku akan mengabaikan semua ucapan kalian hari ini. Dan ingat, tidak akan ada lagi hari esok. Karena itu, camkan baik-baik apa yang aku katakan hari ini". Tandas Felix.

Mendengar perkataan Felix yang sangat ketus membuat nyali Zabrina cs semakin menciut. "Baik pangeran Felix". Cicit mereka saat menjawab pertanyaan pangeran Felix yang lebih mirip pernyataan. Mereka kemudian segera pergi tanpa permisi.

"Kau dengar?". Tanya Gabby ketika Zabrina cs benar-benar berlalu dari hadapan mereka.

"Apa?". Felix balik bertanya. Meskipun sikapnya tetap tenang tapi sorot matanya memancarkan kesedihan. Ia terluka.

"Aku tidak bermaksud menyakitimu. Sungguh...".

"Soal apa?". Ia tetap berpura-pura kalau ia baik-baik saja.

Gabby menjadi semakin merasa bersalah. "Felix, maaf...".

Belum sempat Gabby melanjutkan permintaan maafnya, sekilas penglihatannya menangkap sesuatu di kejauhan.

"Kau kenapa, Valerie?". Felix jadi penasaran dengan reaksi Valerie yang tiba-tiba saja mengabaikannya.

"Itu.....". Gumam Gabby sambil menunjuk ke arah luar jendela.

"Siapa?". Felix mencoba mencari, entah apa, kearah yang ditunjuk Valerie.

Gabby memang tidak tahu seperti apa sosok Nikky, si pemeran utama wanita dalam webnovel yang selalu ia baca tiap malam minggu. Pengarang novelnya tidak pernah mengikut sertakan ilustrasi gambar tiap karakter yang ia tulis. Author-nya hanya mendeskripsikan ciri-ciri mereka melalui kata-kata.

Dan kalau ciri-ciri Nikky si pemeran utama wanita memang benar seperti itu, gadis cantik berambut pirang panjang bergelombang, dengan mata berwarna kehijauan bagaikan batu emerald, mungkinkah gadis yang ia lihat tadi adalah Nikky?

Tanpa pikir panjang lagi, Gabby segera berlari keluar butik meninggalkan Felix yang kebingungan. Annie yang sedang menunggu di dalam kereta kuda sambil duduk manis membaca buku, sontak terkejut ketika melihat nona mudanya yang tiba-tiba saja keluar dari butik dan berlari entah kemana. Annie yang panik segera berlari menyusul Valerie.

"Nona muda!!! Nona kau mau kemana!!! Nona, tunggu Annie!!!". Teriak Annie yang terus saja memanggil nama Valerie. Tapi yang empunya nama tidak menghiraukan dan terus berlari seperti sedang dikejar setan.

Gabby berlari sekuat tenaga agar bisa cepat menyusul sosok gadis muda yang diyakini Gabby sebagai Nikky. Tinggal sedikit lagi, tinggal satu belokan lagi dan...

Bukkk!!!

Gabby menabrak seseorang saat akan berbelok di tikungan jalan. Ia terjatuh dan menyebabkan bokongnya harus mendarat cantik di atas tanah.

"Aduh, sakit!". Gabby mengelus hidung dan bokongnya yang sakit akibat benturan kuat.

"Kau baik-baik saja nona?". Tanya orang yang ditabrak Gabby. Ia tampak khawatir saat melihat keadaan Gabby yang tengah meringis kesakitan.

"Anda tidak apa-apa, pangeran?". Asisten pribadi laki-laki yang ditabrak Gabby segera berlari menghampiri mereka.

Para kesatria yang mengawal laki-laki tersebut juga ikut mendekat. Mereka bahkan mengacungkan pedang tepat didepan mata Gabby. "Siapa kau?! Beraninya melukai pangeran Alex!!!".

Pangeran Alex?! Gabby kaget. Ia tidak menyangka dapat bertemu dengan tujuan hidupnya di tempat seperti ini.

Tunggu tunggu tunggu... Apa kata mereka? Siapa yang menyakiti siapa? Enak saja mereka bicara! Aku yang terluka disini tahu! Hidung dan bokongku sakit gara-gara si pangeran Alex! Gerutu Gabby dalam hati.

Gabby ingin protes tapi keterkejutannya membuatnya belum bisa bicara.

"Ayo jawab! Kau itu siapa?!". Desak para pengawal pribadi pangeran Alex. Mata pedang mereka semakin dekat ke arah wajah Valerie.

"Aku, aku...". Gabby langsung panik. Wajahnya sampai pucat pasi. Baru pertama kali dalam hidupnya, ia melihat pedang sungguhan. Pedang itu sudah siap menebas batang lehernya dengan sekali tebasan.

"Hentikan perbuatan kalian! Nona itu bukan ancaman!". Kata pangeran Alex tegas, ia mencoba menghentikan tindakan semena-mena dari para kesatria-nya sendiri. Memang hal itu bukan sepenuhnya kesalahan mereka. Bagaimanapun mereka hanya ingin melindungi pangeran Alex, sang putra mahkota kerajaan Abyssinia. Masa depan mereka.

"Nona Valerie!!!". Annie berteriak histeris ketika berhasil menyusul Valerie. Ia sangat terkejut saat mendapati nona mudanya sedang di ancam oleh orang-orang tidak dikenal.

Valerie? Pangeran Alex menatap wajah ketakutan Valerie lekat-lekat. Mungkinkah dia?

"Valerie?! Kakak?!". Felix yang tiba-tiba muncul, tidak menyangka kalau penyebab situasi tegang itu adalah akibat pertemuan Valerie dan Alex.

Sudah kuduga... dia si nona Valerie, temannya Felix, putri satu-satunya tuan Duke!

Akhirnya... Pertemuan pertama pangeran Alex dan Valerie pun terjadi...

Let's Play Game: Nikky & The Magic StoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang