CHAPTER 18

18 2 0
                                    

Hari sudah semakin sore tapi matahari masih setia bersinar terang. Suasana di luar butik terdengar ramai oleh suara orang-orang yang berlalu lalang, sedangkan suasana di dalam butik, lebih tepatnya di ruang tunggu malah terasa begitu sunyi seperti di kuburan. Mereka bertiga hanya duduk diam tanpa ada satupun yang berniat untuk angkat bicara lebih dulu.

Sudah sepuluh menit berlalu tapi mereka bertiga masih sibuk dengan pikiran masing-masing, membuat suasana di ruangan itu menjadi semakin canggung.

"Apa yang kakak lakukan di kota?". Tanya Felix memecah keheningan. Ia menyesap teh Chamomile kesukaannya sedikit demi sedikit, berusaha bersikap sealami mungkin.

"Jadi menurutmu, hanya kau saja yang boleh jalan-jalan di ibukota, adikku?". Alex balik bertanya. Niatnya cuma bercanda.

"Baiklah, urusan kakak bukanlah urusanku". Jawab Felix sedikit ketus sambil terus menikmati teh-nya.

"Ayolah, kau benar-benar tidak bisa di ajak bercanda, adikku". Alex menggelengkan kepalanya, heran dengan sikap Felix yang kadang tidak bersahabat. Apa Felix tidak menyadari kalau sekarang Alex sedang bersenda gurau? Ia tidak selamanya selalu serius.

Gabby yang duduk di antara kedua kakak beradik yang ada dihadapannya, hanya bisa berdiam diri saja sambil memandangi mereka bergantian. Ia tidak mau ikut campur dalam urusan kakak beradik itu.

Sekarang ia cukup sibuk dengan pikirannya sendiri tentang sosok gadis yang ia lihat tadi. Gabby sangat yakin kalau ciri-ciri gadis itu sangat cocok dengan ciri-ciri dari Nikky, si pemeran utama wanita dalam cerita webnovel ini.

Gabby jadi semakin penasaran. Kenapa sosok Nikky masih belum juga muncul? Apa jalan ceritanya jadi berubah ataukah Gabby yang salah ingat?

Sayang sekali ia tidak berhasil bertemu dengan gadis misterius itu, sehingga bisa menjawab semua pertanyaannya selama ini.

"Apakah nona ini adalah nona Valerie?". Pertanyaan Alex membuat Gabby tersadar dari lamunannya.

"Eh?". Gabby sedikit terkejut saat ia tersadar dari lamunannya. Hampir saja cangkir teh yang ia pegang jatuh.

"Benar sekali kakakku.. dia adalah nona Valerie.. teman baikku". Yang menjawab malah Felix bukannya Gabby. Ia yakin kalau sekarang ini Valerie merasa tidak nyaman berada di dekat Alex. Valerie akan selalu bersikap canggung dengan orang yang baru ditemuinya.

Felix sangat perhatian dengan nona Valerie... Pikir Alex dalam hati.

"Maafkan ketidaksopanan-ku, Yang Mulia Pangeran Alex. Sudah seharusnya aku memperkenalkan diriku terlebih dahulu tanpa perlu ditanya". Gabby hendak berdiri untuk memberikan hormat dan memperkenalkan diri namun dicegah oleh Alex.

"Nona Valerie tidak perlu seformal itu terhadapku, lagipula kita tidak sedang berada di istana sekarang".

"Eh? Tapi...". Itu tidak sopan namanya. Bagaimanapun Alex adalah pangeran pertama Abyssinia, seorang putra mahkota. Gabby jadi panik sendiri.

"Pffttt... kau lucu sekali nona Valerie". Alex merasa lucu melihat sikap Valerie yang jadi salah tingkah.

"Eh?". Gabby semakin bingung harus bicara apa. Wajahnya jadi semakin merah karena malu.

Namun pemandangan penuh keakraban antara Alex dan Valerie membuat Felix tidak senang. Apakah ia cemburu?

Tidak mungkin...

Apakah ini waktunya bagi Felix untuk mulai menjaga jarak dengan Valerie?

Belum waktunya...

Sedikit lagi, lebih lama sedikit lagi...

"Aku sangat senang akhirnya bisa bertemu denganmu, nona Valerie". Alex memegang lembut tangan Valerie dan mengecupnya. "Suatu kehormatan buatku bisa bertemu langsung dengan putri tuan Duke Charles sekaligus teman baik adikku. Nona Valerie sangat cantik seperti rumor yang kudengar selama ini".

Gabby yang tiba-tiba diperlakukan seperti itu jelas semakin salah tingkah dan semakin sulit untuk bicara. Tapi entah mengapa, ia spontan melihat kearah Felix.

"Terima kasih juga karena nona Valerie sudah mau berteman baik dengan Felix dan selalu menjaganya".

"Pa-pangeran Alex terlalu memujiku". Gabby segera menarik tangannya. Entah kenapa timbul perasaan bersalah ketika Felix terus menatapnya. Tatapan Felix sangat dingin sampai menusuk kulit.

"Suatu kebanggaan buatku karena bisa berteman baik dengan Felix". Gabby tersenyum lembut pada Felix, berharap kalau Felix tidak menatap dingin lagi padanya. Tapi sayang, Felix tidak memberikan respon apapun terhadap senyuman Gabby.

Kau kenapa sih, Felix? Pikir Gabby dalam hati. Ia kesal dengan sikap dingin Felix tapi tetap tidak berani bertanya langsung. Ia tidak mau Felix tersinggung jika nanti ia bersikap seenaknya padahal sekarang sedang ada pangeran Alex.

Gabby juga tahu diri. Maka dari itulah, sedari tadi ia terus menjaga sikap dan bertingkah layaknya seorang lady dihadapan pangeran Alex. Sungguh sangat merepotkan.

Alex yang sadar kalau telah terjadi perubahan sikap pada Felix secara tiba-tiba, segera mengganti topik pembicaraan mereka. "Jadi, apa yang kalian lakukan di butik ini?".

"Em, itu..". Felix tampak ragu untuk menjawab pertanyaan Alex. Seketika sikap dingin Felix menghilang.

"Kami sedang memilih pakaian dengan warna senada untuk kami kenakan di acara debutan-ku bulan depan". Jawab Gabby polos.

"Pakaian sama untuk debutan?". Alex mengangkat tinggi sebelah alisnya saat mengulangi perkataan Gabby.

"Eh, begini kak, maksudnya...". Felix benar-benar jadi salah tingkah. Ia bingung harus mulai dari mana untuk menjelaskan semuanya.

Kenapa jadi aku yang harus merasa bersalah sih?! Batin Felix kesal.

Namun lagi-lagi Gabby tidak bisa membaca situasi. "Iya, benar. Felix akan menjadi pasangan dansa-ku pada acara ulang tahunku nanti". Kata Gabby sambil tersenyum polos.

Felix spontan memalingkan wajahnya. Valerie temanku.. kau benar-benar terlalu polos..

Let's Play Game: Nikky & The Magic StoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang