Annie membuka pintu kamar Valerie dengan terburu-buru. Ia bahkan berteriak histeris memanggil-manggil nama Valerie. Gabby yang masih sangat betah berguling di atas tempat tidur, merasa terganggu dengan teriakan Annie. Pasalnya sekarang waktu baru menunjukkan pukul setengah enam pagi, Gabby juga masih berada di alam mimpi. Enak saja Gabby harus dipaksa bangun dan meninggalkan tidur nyenyaknya.
"Nona Valerie bangun! Bangun nona! Ada berita buruk!". Annie mengguncang-guncangkan tubuh Valerie, agar nona mudanya itu segera bangun. Ada hal penting yang harus dia sampaikan.
Gabby menepis tangan Annie dan kembali menarik selimutnya. Ia masih ingin tidur, semalam Gabby harus begadang karena terus memikirkan tentang Felix yang tak kunjung membalas suratnya.
Kemarin malam juga, saat ayah Valerie pulang kerja, Gabby segera menghampiri beliau untuk menanyakan soal Felix. Apakah beliau melihat kehadiran Felix di istana atau tidak. Tapi pertanyaan Gabby tersebut tidak dihiraukan ayah Valerie. Ia tidak mau menjawab meskipun sudah ditanya berulang kali. Beliau mengabaikannya.
Mendapati kalau dia terus saja memikirkan tentang Felix yang beberapa hari ini seolah sedang menghindarinya, dan bagaimana nasibnya yang kemungkinkan besar akan berakhir tidak memiliki pasangan dansa pada acara debutan-nya, membuat Gabby menjadi sedih dan kena insomnia. Itulah sebabnya, Gabby sangat mengantuk pagi ini. Dia masih belum siap untuk bangun.
"Nona Valerie, ayo cepat bangun, nona". Annie masih belum menyerah untuk terus membangunkan Valerie.
"Sepuluh menit, tidak, setengah jam lagi, tolong...". Gabby merengek dari balik selimut. Matanya benar-benar sulit untuk dibuka.
"Tidak boleh, nona. Pokoknya harus bangun sekarang!". Annie bersikeras untuk membangunkan Gabby yang semakin menggulungkan tubuhnya dalam selimut. "Ini tentang pangeran Felix, nona!".
Dalam hitungan detik, Gabby segera bangkit dari mimpi indahnya. Dengan mata yang setengah bengkak, akibat kurang tidur, Gabby menatap Annie penuh rasa penasaran. "Kenapa Felix?!". Tanya Gabby sedikit cemas. Soalnya kalau Gabby tidak salah dengar tadi si Annie bilangnya ada kabar buruk. "Sakit?! Terluka?! Atau...?!". Gabby tidak sanggup untuk melanjutkan kalimat terakhirnya. Satu kata itu sangat menakutkan untuk diucapkan.
Gabby jelas baru mengenal Felix belum lama, baru beberapa bulan semenjak kedatangan Gabby ke dunia webnovel ini, walaupun Valerie yang sebenarnya telah mengenal Felix sejak enam tahun lalu. Tapi mengenal Felix beberapa bulan ini, membuat hati Gabby senang karena memiliki teman yang baik dan setia kawan seperti Felix. Ditambah lagi dengan status Felix yang seorang pangeran, tinggi, badan ideal plus sangat tampan, kurang sempurna apalagi coba si Felix itu? Jelas saja Gabby tidak rela kalau sampai ia kehilangan teman baik satu-satunya.
Gabby segera menggelengkan kepalanya kuat untuk menyingkirkan pikiran negatif tersebut.
"Annie, jawab aku! Felix kenapa?!". Gabby jadi kesal melihat sikap diam Annie saat ditanya. Tadi katanya penting, eh setelah balik ditanya dia malah diam seribu bahasa.
"Tolong jangan buat aku berpikiran yang tidak-tidak". Gabby membekap mulutnya dengan kedua tangannya. Ekspresinya sulit diartikan. Ia hampir menangis.
Gabby jadi teringat kembali dengan reaksi dan ekspresi yang ditunjukkan oleh wajah ayah Valerie semalam. Apa mungkin karena ini? Terjadi sesuatu dengan Felix?!
"Annie, kebisuanmu ini membuatku sangat jengkel tahu!". Bentak Gabby. Dia sampai berdiri dari tempat tidur. Rasa kantuknya tiba-tiba saja lenyap tak bersisa.
Gabby segera berlari menuju lemari pakaiannya yang sangat besar dan menyambar salah satu mantel bulu yang tergantung rapi dalam lemari pakaiannya. Ia tidak ingat lagi dengan penampilannya yang baru bangun, yang hanya mengenakan baju tidur berbahan kain tipis dan belum mandi.
![](https://img.wattpad.com/cover/213481965-288-k949864.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Play Game: Nikky & The Magic Stone
Fantezie⚠️WARNING ⚠️ 🌸KARYA SENDIRI🌸 [ONGOING] Gabby yang sedang asyik bermain game baru pemberian temannya, tiba-tiba masuk kedalam game. "Kau harus memenangkan hati sang pangeran untuk mendapatkan batu ajaib itu". Kata narator kepada Gabby saat Gabby te...