CHAPTER 19

21 2 0
                                    

Sudah lewat beberapa hari sejak memasuki musim gugur. Udara di awal musim gugur masih terasa hangat menyentuh kulit. Namun entah mengapa hari ini udara itu mulai terasa dingin menyentuh kulit.

Rasa dingin itu, entah mengapa mulai menjalar masuk ke relung hati Alex.

Ada apa dengan Alex?

Hanya karena mendengar pernyataan Valerie tentang Felix yang akan menjadi pasangan dansanya, entah kenapa membuat Alex tidak suka.

Wajah Alex jelas menunjukkan ketidaksukaan tapi ia berusaha untuk tetap tenang. "Benarkah?".

"Iya". Gabby menganggukkan kepalanya.

"Sungguh kabar yang mengejutkan".

Pangeran Alex sudah sangat sering mendengar cerita tentang nona Valerie sejak ia masih kecil. Ia sering mendengar saat tuan Duke Charles menceritakan kepada Baginda Raja tentang betapa bahagianya dia yang memiliki seorang putri yang cantik dan juga pintar. Mendengarkan begitu banyak kisah membuat Alex memiliki keinginan untuk bertemu dengan gadis bernama Valerie itu. Tapi sayang sekali, meskipun tuan Duke Charles sangat memuja putri semata wayangnya itu, namun beliau tidak pernah sekalipun mau membawa Valerie untuk sekedar berkunjung ke istana dan memperkenalkan langsung kepada Baginda Raja. Tuan Duke Charles pasti mempunyai sejuta alasan untuk menolak permintaan Yang Mulia.

Ia pun jadi sedikit melupakan keinginannya itu.

Sampai suatu ketika, Alex kembali mendengar kabar tentang Valerie. Kabar kedekatan antara seorang gadis bernama Valerie dengan adiknya, Felix.

Rasa penasaran itupun kembali muncul kepermukaan. Bahkan semakin hari rasa penasaran itu semakin besar.

Apakah teman adiknya itu, adalah Valerie yang sama dengan yang selalu ia dengar dari tuan Duke?

Setelah mengajukan beberapa pertanyaan kepada Felix karena rasa penasarannya, benar saja, mereka adalah orang yang sama.

Kenapa harus Felix yang lebih dulu bertemu dengan Valerie? Kenapa bukan Alex yang sudah mendengar cerita tentang Valerie hampir seumur hidupnya? Ia juga sangat ingin bertemu dengan Valerie.

Alex tidak sadar kalau ternyata ia telah menyimpan sedikit rasa cemburu di hatinya akibat kedekatan Felix dan Valerie.

Alex selalu berharap agar dia dan Felix akan menyukai orang yang berbeda. Tapi kenapa sekarang jadi seperti ini?

Perkataan Valerie barusan membuat Alex jadi sadar kalau ternyata rasa kagumnya selama ini kepada nona Valerie telah berubah menjadi perasaan suka.

Valerie sudah mencalonkan diri untuk menjadi kandidat Ratu masa depannya, lalu kenapa Valerie harus memilih Felix menjadi pasangan dansanya? Bukannya malah memilih Alex?

Hentikan pemikiran bodoh-mu ini, Alex. Jelas saja nona Valerie akan memilih Felix dibandingkan dirimu, dia bahkan baru bertemu denganmu sekarang! Alex mengejek dirinya sendiri. Menyesali keterlambatan pertemuan mereka.

"Kau bisa menjadi pasangan dansa Valerie jika kau mau, kak". Kata Felix yang tiba-tiba menyela pembicaraan antara Alex dan Valerie.

Felix yakin meskipun kakaknya sekarang sedang tersenyum tapi ada sesuatu yang berbeda dari nada bicara Alex.

Gabby mengerutkan keningnya. Ia menatap tajam kearah Felix, seolah sedang mengatakan 'Apa-apaan kau ini?! Kau sedang salah minum obat ya sampai mengajukan ide bodoh seperti tadi?!'

Alex yang dapat membaca ekspresi wajah Valerie yang tengah kecewa dengan perkataan Felix barusan, jelas merasa tidak enak hati.

"Tidak perlu adikku. Tidak, terima kasih". Tolak Alex cepat. "Aku hanya senang melihat kalian berdua bisa bergaul dengan baik. Aku juga sangat senang nona Valerie mau menjadi teman baik adikku. Tolong nona Valerie mau menjaga adikku selalu".

"Tentu saja dengan senang hati". Jawab Gabby tulus.

"Tapi, meskipun aku tidak bisa menjadi pasangan dansamu, bisakah kau mengundangku ke acara debutan-mu nanti, nona Valerie?". Tanya pangeran Alex hati-hati. Jauh di lubuk hatinya, ia berharap ia masih punya kesempatan untuk bisa juga menjadi teman baik Valerie.

"Tentu saja, Yang Mulia. Aku pastikan kau akan mendapatkan undangannya". Gabby merasa lucu dengan pertanyaan Alex. Jelas saja Alex akan di undang. Bukan hanya karena dia adalah kakak dari Felix, teman baiknya, tapi juga karena dialah si putra mahkota berikutnya.

"Pangeran Alex, sudah waktunya anda untuk kembali ke istana". Dari arah belakang Alex tiba-tiba saja terdengar suara seseorang. Dia adalah asisten pangeran Alex, Sir Noah.

Sir Noah telah menemani pangeran Alex sejak lama. Ia telah menjadi asisten pribadi Alex sejak Alex berumur lima tahun dan Noah berumur sepuluh tahun. Keluarga Sir Noah memang sudah mengabdikan diri mereka kepada keluarga kerajaan sejak dahulu kala. Secara turun temurun, keluarga mereka akan ditunjuk untuk menjadi asisten pribadi bagi calon putra mahkota berikutnya sampai akhirnya sang pangeran dinobatkan menjadi Raja. Mereka akan selamanya selalu menjadi asisten pribadinya.

"Ah, benarkah?". Pertanyaan Alex dijawab Noah dengan anggukan kepala. Sepertinya Noah tidak suka banyak bicara.

"Ternyata waktu berlalu begitu cepat". Alex jadi sedikit sedih karena ia harus pergi meninggalkan Valerie. Lagi-lagi ia tidak punya banyak waktu untuk mengenal Valerie lebih jauh.

"Kita bisa bertemu lagi di acara ulang tahunku nanti, Yang Mulia". Hibur Gabby.

Gabby ternyata memperhatikan perubahan ekspresi Alex yang sedang menunjukkan ekspresi wajah kecewa.

"Kita juga bisa bertemu di istana saat pelatihan nanti, Yang Mulia".

Perkataan Valerie tadi jelas membuat Alex bersemangat kembali. Benar sekali, pelatihan calon kandidat ratu. Alex masih punya harapan.

"Kau benar sekali, nona Valerie. Kita masih punya banyak waktu". Alex tersenyum lembut dan kembali mengecup tangan Valerie.

"Mulai sekarang kau bisa memanggilku Alex saja". Alex tersenyum penuh arti sambil mengedipkan sebelah matanya.

"Eh?".

"Kalau begitu, aku pergi dulu ya, Valerie. Bye Felix sampai ketemu di rumah". Alex melambaikan tangannya lalu segera menghilang dari pandangan Felix dan Valerie yang kehilangan kata-kata akibat sikap seenaknya Alex.

"Valerie katanya, panggil dia Alex? Kakakmu sudah gila ya, Felix?". Tanya Gabby saat akhirnya dia bisa bicara.

Dan meskipun pertanyaan Gabby hanya dijawab dengan senyuman oleh Felix, tapi di dalam hatinya ia merasa kesal.

Ia sadar, ia harus mulai menata hatinya. Sepertinya sebentar lagi ia akan kehilangan teman baiknya.

Let's Play Game: Nikky & The Magic StoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang