CHAPTER 13

17 2 0
                                    

Sudah tiga jam Gabby mengurung diri dalam kamar. Ia sangat malu dengan kejadian tadi. Apalagi Felix datang disaat yang tidak tepat. Kemarin-kemarin tidak pernah muncul, eh sekalinya muncul tepat disaat Gabby melakukan hal yang memalukan. Mau ditaruh dimana mukanya sekarang?!

Gabby mengunci pintu kamarnya dari dalam sehingga tidak ada seorang pun yang boleh masuk. Dia ingin sendiri. Kalau perlu dia ingin menghilang saja sekarang. Mati saja lebih bagus!

Eh, jangan deh... Gabby 'kan tidak boleh menyia-nyiakan tiga kali kesempatan hidupnya. Harus hemat! Dia tidak mau selamanya terkurung di game ini! Dia kangen rumah, kangen kehidupannya yang dulu. Lebih menyenangkan. Satu-satunya orang di dunia game ini yang bisa membuat Gabby tenang cuma Felix, yang lainnya mulai membuat perasaan Gabby was-was.

Ia tidak tahu lagi kejadian apa saja yang akan terjadi pada dirinya di hari-hari berikutnya. Adegan demi adegan yang Gabby baca dalam webnovel itu perlahan-lahan mulai berubah seiring dengan perubahan sikap yang Gabby tunjukkan. Atau mungkinkah Gabby yang salah ingat jalan ceritanya?

Ah, sudahlah...

Pikiran Gabby kembali berkelana pada sosok Felix. Kenapa cuma Felix yang bisa membuatnya tenang ya?

Dia bahkan sangat panik tadi karena sempat berpikir bahwa telah terjadi sesuatu dengan Felix. Gabby bertindak seperti bukan dia yang biasanya. Apakah ini perasaannya atau milik Valerie?

"Akh, menyebalkan!". Gabby mengacak-acak rambutnya. Padahal dia ingin sekali bertemu dengan Felix untuk membahas tentang debutan-nya. Sekarang harus bagaimana? Dia masih malu untuk bertatap muka langsung dengan Felix.

Lalu... sepertinya Gabby juga melupakan sesuatu yang penting tadi. Soal gosip yang dikatakan Annie. Gosip apa ya?

Tok tok tok..

Terdengar suara pintu diketuk, membuat Gabby tersadar dari lamunannya.

"Siapa?". Tanya Gabby malas. Padahal dia sudah berpesan pada Annie tadi kalau dia tidak mau bertemu dengan siapapun. Seharian ini dia ingin sendirian.

"Ini aku...". Jawab Felix pelan.

Gabby yang sedari tadi tidak berniat untuk bergerak dari posisi duduknya, tiba-tiba saja bangkit berdiri dan melompat dari tempat tidurnya. Ia berjalan cepat menuju pintu kamarnya, lalu sedikit membuka pintunya.

Gabby mengintip dari balik pintu dan menatap wajah Felix lekat-lekat. "Siapa ya?". Tanya Gabby ketus sambil memanyunkan bibirnya. Ia kesal mengingat sudah beberapa hari ini Felix mengabaikannya.

Itu sudah jelas. Felix pasti sengaja mengabaikannya! Buktinya saja dia tidak membalas suratnya. Felix bahkan tidak pernah datang lagi ke rumah. Padahal biasanya, dia selalu muncul meski tidak diundang.

Felix sedikit terkejut melihat sikap cemberut Gabby. Dia tidak pernah memasang tampang seperti ini sebelumnya.

Lucu...

Felix tersenyum lembut pada Gabby. "Ini aku, Felix. Sahabat kamu". Felix mencubit pipi Gabby gemas.

Dicubit?

Gabby yang diperlakukan seperti anak kecil, jelas saja jadi salah tingkah. Wajahnya bersemu merah. Ada apa dengan Felix?

"Lepaskan". Gabby menepis tangan Felix dan berusaha bersikap sewajarnya. Ia tidak mau Felix sampai tahu kalau sebenarnya jantungnya sedang jumpalitan.

Berhenti berdetak cepat.. berhenti berdebar dasar jantung bodoh! Teriak Gabby dalam hati.

"Bolehkah aku masuk?". Tanya Felix lemah. Ia sedikit sedih karena tangannya ditepis oleh Gabby.

Let's Play Game: Nikky & The Magic StoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang