Gabby menatap senang kearah cermin. Baru hari ini Gabby menikmati menatap wajah yang bukan miliknya. Ia seperti terlahir kembali. Gabby merasa kalau wajah yang terpantul di cermin itu memanglah wajahnya sendiri.
Ada apa dengan Gabby?
Gabby membuka lemari pakaiannya sambil bersiul menyenandungkan lagu yang belum pernah didengar Annie sebelumnya.
"Nona Valerie terlihat senang sekali. Nona bahkan bersenandung seperti ini. Kalau Annie boleh tahu, nona sebenarnya sedang menyanyikan lagu apa? Annie belum pernah mendengar lagu ini sebelumnya". Annie sangat suka dengan nada lagunya, jadi ia bertanya karena penasaran.
Jelas saja Annie tidak tahu lagu apa itu. Soalnya tanpa sadar Gabby telah menyanyikan sebuah lagu yang berasal dari dunia asalnya.
"Aku sendiri juga tidak tahu lagu apa ini, hehehe..
Aku hanya asal bernyanyi saja, hehehe". Gabby memaksakan dirinya untuk tertawa. Semoga saja Annie tidak penasaran lagi.
"Wah, nona Valerie benar-benar berbakat ya. Hanya bernyanyi asal-asalan saja tapi lagunya sangat enak didengar. Nona luar biasa". Puji Annie yang kagum dengan kehebatan Valerie. Ia bahkan mengacungkan kedua jempol nya.
Maaf ya almarhum bang Chrisye, aku mengatakan kalau lagu ciptaanmu hanya lagu asal-asalan saja... Tapi kalau aku menceritakan yang sebenarnya, nanti malah jadi semakin panjang ceritanya... Annie pasti akan terus bertanya dan membuatku kebingungan untuk menjawab...
"Kamu bisa saja, hahaha". Gabby tertawa hambar.
Benar bukan, karena Gabby menjawab seperti itu, Annie jadi tidak bertanya lagi dan meneruskan pekerjaannya menyisir rambut panjang Gabby yang berwarna hitam pekat.
Gabby kembali tenang dan mulai senyum-senyum sendiri. Ia mengamati satu persatu gaun yang ada di lemari pakaiannya. Kira-kira aku pakai gaun yang mana ya agar terlihat cocok dengan warna pakaian Felix?
Tunggu tunggu tunggu! Aku ini kenapa sih?!
Gabby tiba-tiba saja tersadar dari khayalannya tentang mengenakan pakaian yang sama dengan yang dipakai sahabat sejak kecilnya itu. Lebih tepatnya, sahabat Valerie sejak kecil.
"Igh, menyebalkan!". Gabby menggerutu pada dirinya sendiri. Bisa-bisanya ia mempunyai pikiran bodoh seperti itu.
Sadar diri dong! Kamu itu Gabby, bukan Valerie!
Fix. Untuk pertama kalinya Gabby merasa cemburu dengan sosok Valerie.
"Nona kenapa?". Tanya Annie yang terkejut mendapati perubahan sikap dari nona mudanya ini. Tadi bersiul-siul senang, eh sekarang malah menggerutu tidak jelas.
"Tidak kenapa-napa. Ayo cepat selesaikan. Felix pasti sudah menunggu lama". Kata Gabby masih diliputi perasaan cemburu.
Ia segera mengambil salah satu gaun yang menggantung indah di dalam lemari pakaian dan memutuskan untuk tetap mengenakan warna yang senada dengan pakaian yang dikenakan Felix hari ini.
***
Hanya butuh satu jam dan Gabby telah selesai bersiap. Annie dibantu semua pelayan wanita yang bekerja di kediaman keluarga Richardson, bergerak ekstra cepat untuk mendandani Gabby. Dan inilah dia, berdiri dengan anggun didepan Felix dan kedua orang tua Valerie. Tampak cantik dan berkilau.
Semenjak berteman dengan Valerie selama enam tahun lamanya, membuat Felix sedikit tahu dengan kesukaan Valerie soal berpakaian. Gadis polos itu lebih senang memakai gaun sederhana agar terasa nyaman dikenakan.
Tapi lihat sekarang. Lihat apa yang ia kenakan hari ini. Ia terlihat lebih mewah dari biasanya. Felix sampai pangling dibuatnya.
Bukannya Felix tidak suka dengan gaun yang Valerie kenakan sekarang, hanya saja ia terlihat semakin mempesona. Pergi ke ibukota dengan berdandan seperti itu, jelas akan menarik banyak perhatian para lelaki yang lewat. Felix tidak suka.
"Bisa kita pergi sekarang?". Gabby menyunggingkan senyuman manis pada lelaki tampan yang sudah membuat perasaannya tidak karuan sejak pagi.
Felix tidak menjawab. Ia hanya menatap Gabby tanpa ekspresi apapun.
Ada apa lagi dengannya? Batin Gabby sedikit sedih. Gabby pikir Felix akan memuji tentang penampilannya saat ini. Ternyata dia tidak memberikan respon apapun. Sia-sia sudah ia berdandan cantik hari ini.
"Memangnya kalian berdua akan pergi ke mana, Valerie?". Tanya nyonya Elizabeth memecah kebisuan yang sempat tercipta diantara Felix dan putrinya.
"Kami akan pergi ke ibukota, ibu". Jawab Gabby mulai bertingkah seperti anak kecil. Ia menggelayut manja di lengan ibu Valerie, berharap supaya orang tua Valerie memberikan izin padanya untuk pergi dengan sahabat karibnya itu. "Bolehkan ayah, ibu? Aku ingin ditemani Felix, pergi ke butik langganan ibu. Boleh ya?".
"Untuk apa pergi ke sana?". Tanya tuan Charles selidik.
"Tentu saja untuk memesan pakaian debutan-ku, ayah". Semua pertanyaan yang datang hanya dijawab oleh Gabby sedangkan Felix terus diam mendengarkan. Tentu saja ia tidak melakukannya dengan sengaja. Itu karena dia sendiri juga tidak tahu akan diajak Gabby pergi kemana.
"Bukankah sudah kita pesan minggu lalu? Apa kau tidak suka dengan gaunnya, sayang?". Nyonya Elizabeth membelai lembut kepala Valerie, putri semata wayangnya. Putri yang dengan susah payah dilahirkannya.
Ingatan nyonya Elizabeth kembali berkelana ke enam belas tahun lalu, saat beliau memasuki bulan ke sembilan kehamilannya. Ia berjuang antara hidup dan mati demi melahirkan Valerie ke dunia dengan selamat. Meski akhirnya beliau dinyatakan tidak bisa hamil lagi oleh dokter, tapi nyonya Elizabeth merasa hanya dengan memiliki Valerie saja sudah lebih dari cukup. Dan beruntungnya nyonya Elizabeth yang memiliki suami seperti tuan Charles yang tidak pernah mempermasalahkan jenis kelamin anaknya. Laki-laki ataupun perempuan, sama dimata tuan Charles. Istri dan anak tercintanya bisa tetap hidup dan sehat sudah lebih dari cukup. Ia tidak butuh apa-apa lagi.
Gabby menggelengkan kepalanya cepat. "Tidak ada masalah dengan gaunku, ibu. Aku sangat suka sekali. Aku ingin ke sana untuk memesan satu set pakaian lagi untuk Felix".
Penuturan polos dari Gabby sontak membuat mereka semua terkejut. Apalagi yang empunya nama.
"Aku meminta Felix untuk menjadi pasangan dansa-ku di debutan nanti dan dia sudah setuju. Karena itulah, aku ingin mengenakan gaun dengan warna dan motif yang senada dengan pakaian Felix. Bukankah itu ide yang bagus?". Kata Gabby riang gembira.
Ia tidak sadar kalau perkataan polosnya lagi-lagi membuat mereka semakin terkejut. Mereka bagaikan tersambar petir di siang bolong.
Apa lagi sekarang?! Teriak tuan Charles dalam hati sambil melotot marah pada Valerie dan Felix.
Putrinya ini benar-benar ingin membuatnya cepat mati kena serangan jantung mendadak!
°
°
°
°
°Hay guys..
Adinda cm mau ngingetin aja, jgn lupa vote-nya ya..
Gak ssh kok, tggl pencet tanda bintang aja..Jgn pelit² yah..
Love you all ^_^

KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Play Game: Nikky & The Magic Stone
Fantasy⚠️WARNING ⚠️ 🌸KARYA SENDIRI🌸 [ONGOING] Gabby yang sedang asyik bermain game baru pemberian temannya, tiba-tiba masuk kedalam game. "Kau harus memenangkan hati sang pangeran untuk mendapatkan batu ajaib itu". Kata narator kepada Gabby saat Gabby te...