Chapter 3

300 39 0
                                    

Miya berjalan menuju gerbang sebuah istana. Sekarang ia berada di kawasan Swan Castle, tempat tinggal Odette. Ini adalah salah satu anak kerajaan Land of Down yang sangat berpengaruh besar bagi distrik Land of Down.

Dua orang prajurit istana menghalangi jalan Miya untuk lebih masuk ke dalam istana. “Anda mencari siapa dan ada perlu apa?” Tanya salah satu prajurit itu.

“Aku Miya, teman Odette dari Heroes Academy. Bolehkah aku bertemu dengannya?” Tanya Miya.

“Putri Odette sedang ikut memantau keadaan perdagangan di pasar bersama Raja dan Ratu. Mungkin mereka akan kembali saat sore.” Jawab Prajurit itu.

“Baiklah, kalau begitu, sampaikan saja pada Odette kalau Miya menunggunya di Danau Swan.” Jawab Miya. Ia kemudian berbalik dan berjalan menuju Danau Swan.

Sesampainya di Danau Swan, Miya duduk di bawah bangku disamping pohon rindang. Pohon itu cukup melindungi Miya dari sengatan matahari siang yang cukup terik.

Ia mengambil busur panah dari punggungnya lalu mengusapnya. Seandainya ia tahu siapa nama pemberi busur dan anak-anak panah cantik ini, mungkin ia sudah mencarinya dan memintanya untuk mengajari Miya. Tapi kejadian itu terjadi beberapa tahun yang lalu. Pemburu itu mungkin sudah lupa pada Miya. Miya mulai merasa lemas, matanya semakin memberat, mulutnya terbuka lebar dan langsung ditutup oleh kedua telapak tangannya. Kantuk mulai menyambar Miya.

***

Ada yang mengusik Miya hingga ia bangun dan tersadar. Ia masih berada di tempat yang sama ketika ia terlelap. Warna jingga langit menyambutnya untuk kembali ke dunia nyata. Miya mengusap wajahnya untuk menghilangkan rasa kantuk.

“Miya!” Sapa seorang gadis dengan lembut.

Miya menoleh dan kaget melihat Odette yang sudah duduk disampingnya.

“Hooo.. Odette!” Kejutnya lalu mengusap dada.

“Lebih baik lo cuci muka dulu.” Pinta Odette.

Miya segera mengambil handuk dan menuju pinggir danau untuk mencuci muka. Setelah merasa lebih segar, Miya kembali duduk di sebelah Odette.

“Bagaimana keadaan lo?” Tanya Odette membuka percakapan.

“Baik.” Jawab Miya singkat, belum siap untuk cerita banyak.

Odette memperhatikan Miya. Ia menyadari bahwa Miya membawa barang-barang yang lumayan banyak.

“Lo bawa barang lumayan banyak. Apa yang terjadi?” Tanya Odette kemudian.

“Gue diizinin untuk pindah ke kelas Marksman dengan syarat harus hidup mandiri. Ayah mau melihat seberapa perjuangan gue  dalam mempertahankan pilihan untuk menjadi seorang marksman.” Jelas Miya kemudian.

“Itu artinya, lo gak tinggal di rumah dan harus memenuhi kebutuhan lo sendiri untuk sementara waktu?” Tanya Odette lagi.

“Sampai gue lulus Epic Grade.”

“Ya Tuhan, itu bukan sementara.” Odette shock.

Miya mengedikan bahu. “Kita lihat saja nanti.”

“Lalu, apa bekal senjata lo untuk ikut kelas Marksman?” Tanya Odette

Miya menunjukkan busur dan anak panahnya pada Odette. Putri Swan itu terkesima melihat busur cantik yang dimiliki Miya.

“Lo terlalu nekat, Miya.” Kata Odette. “Lo terlalu nekat buat ngambil semua resiko yang mungkin terjadi.”

“Akan lebih buruk jika gue bertahan di kelas Mage sementara gue gak bisa apa-apa.” Jawab Miya disambut anggukan Odette.

“Yah, jika itu keputusan lo, gue cuma bisa mendukung.” Kata Odette penuh pengertian. “Terus apa rencana lo?” Tanya Odette.

“Untuk saat ini, gue mau nyari tempat tinggal. Mungkin lo punya beberapa rekomendasi tempat yang bisa gue tempatin sementara waktu.” Kata Miya.

“Kalau gue boleh bantu, lo bisa tinggal di rumah kerabat gue. Mereka pindah ke Nost Gal dan menitipkan rumahnya. Gak terlalu besar, tapi layak huni.”

“Gue mau, Odette.” Seru Miya.

“Tapi, rumah itu di dekat hutan. Lo tetap mau?”

“Selama itu dibolehkan.” Jawab Miya.

“Oke, gue akan panggil pengawal dulu untuk mengantarkan kita kesana.” Kata Odette.

Bersambung...
***

Challenges to be A HeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang