Chapter 17

309 31 0
                                    

Kobaran api semakin besar. Percikannya menjelma menjadi sesosok siluman api dengan jumlah yang banyak.

Para siluman itu menyerang Alucard, Granger dan Hayabusa. Mereka bertarung melawan siluman-siluman yang makin lama jumlahnya semakin banyak itu.

Mereka terkepung hingga ketiganya berkumpul di belakang saling menempelkan punggung.

"Kalian takkan bisa menyelamatkan Hutan Fantasi lagi. Hahaha!!" Seru salah satu iblis api yang paling besar.

"Thamuz!" Seru Alucard.

"Ya, Demon Hunter! Senang berjumpa lagi! Hahaha." Tawa Thamuz menggelegar.

Ketiga hero itu memandang Thamuz penuh kebencian. Saat ini mereka memang kalah jumlah, tapi yang terpenting bagaimana caranya menghentikan pergerakan Thamuz dan para anak buahnya.

"Kita harus menghentikan pergerakan Thamuz sebelum dia menyerang tempat lain." Ucap Hayabusa pada Alucard dan Granger.

"Ya, tapi kita kalah jumlah!" Balas Granger.

"Tenanglah, biarkan dia mengeluarkan skill nya dulu. Setelah itu baru kita serang." Kata Alucard, yang lain mengangguk. "Tetap waspada!" Lanjutnya.

"Hahaha.. sepertinya aku ingin bermain-main dulu dengan kalian!" Seru Thamuz merasa di atas awan. "Serang mereka!" Titahnya pada para iblis api kaki tangannya.

Perkelahian kembali terjadi antara 3 hero Land of Dawn dengan para iblis api kaki tangan Thamuz. Ketiganya melawan para iblis dengan tenaga yang tersisa.

Pengaruh benteng magis membuat Alucard, Granger dan Hayabusa melemah. Mereka bertarung tidak selincah biasanya. Ditambah keadaan hutan yang semakin terbakar, membuat udara panas dan sesak di dada.

Apalagi ketika Thamuz mengeluarkan skill roda apinya dan membuat ketiganya terpental kesana - kemari. Tawa Thamuz semakin menggelegar.

Satu persatu tumbang, tak kuat lagi melawan iblis - iblis api itu. Hayabusa merasa dadanya sangat sesak, begitu juga Granger dan Alucard. Skill Thamuz membuat mereka tak mampu berdiri.

Keadaan ini membuat Thamuz makin merasa di atas awan. "Hahahaha.!" Tawanya penuh kemenangan.

Pandangan Alucard terasa buram. Apakah sudah tidak ada harapan lagi untuk mereka bangkit dan menghalangi langkah Thamuz?

Alucard merasa ada sebuah percikan air menyapa bagian-bagian tubuhnya yang tak tertutup pakaian. Rasa segar mulai dirasakannya, apalagi percikan air itu semakin menetes lebat.

Hujan..

Tak hanya Alucard, Granger dan Hayabusa juga merasakan kesegaran yang sama. Seolah-olah, tenaga mereka kembali pulih dan siap untuk menghentikan pergerakan Thamuz.

Ketiganya bangkit berdiri dengan perlahan menahan sesak di dada yang masih tersisa.

"Apa-apaan ini!! Tidak.!!!" Seru Thamuz yang melihat satu per satu iblis apinya padam oleh hujan yang semakin lebat.

"Hujan.." cicit Alucard mengadahkan kedua telapak tangannya di samping bahunya. Perlahan ia tersenyum.

"Ini bukan akhir!! Aku akan kembali untuk menghancurkan kalian!!" Seru Thamuz langsung melenyapkan diri.

Selain menghentikan pergerakan Thamuz, hujan telah membantu memadamkan api di Hutan Fantasi. Benteng magis pun perlahan lenyap.

"Lebih baik, kita berpencar mencari penduduk atau sesuatu berharga yang masih tersisa." Ucap Hayabusa disambut anggukan dari Granger dan Alucard.

.

Di tempat peristirahatan Fanny, Kagura masih memayunginya. Keadaan gadis terbang itu sudah mulai membaik.

Challenges to be A HeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang