Chapter 10

336 35 2
                                    

Miya masih terpaku. Diam karena takut namun harus bertahan untuk mengancam lawannya yang tiba-tiba datang ini. Ujung anak panahnya masih berada di depan hidung cowok pirang itu. Sementara pedang besar cowok itu masih ada di bahu kiri Miya.

Miya enggan bergerak. Ia takut kalau saja pedang itu tiba-tiba menebas kepalanya.

"Siapa lo?" Tanya Miya sedikit gemetar.

"Alu.!" Seru Granger yang kemudian berdiri dari tempat duduknya.

Cowok yang dipanggil Granger tadi menoleh ke arah Granger yang berdiri beberapa langkah di belakang Miya.

"Gran." Balas cowok pirang itu. Ia menurunkan pedang itu dari bahu Miya. Ancaman anak panah Miya pun melemah.

Cowok pirang itu menghampiri Granger. Miya hanya memperhatikan mereka berdua di tempatnya.

"Ternyata lo di sini?" Kata cowok berjubah biru itu.

"Ya, gimana misinya?" Tanya Granger sambil mengajak lawan bicaranya duduk. Sementara Miya masih terpaku di tempatnya dengan espresi yang sama.

"Beres." Jawab cowok itu singkat.

Kedua cowok itu memperhatikan ekspresi Miya yang sedikit aneh. Granger tersenyum tipis sementara Cowok berjubah biru sudah tertawa lepas.

"Jangan keheranan gitu, Miya. Dia Alucard, saudara gue sesama demon hunter." Jelas Granger.

Miya ikut duduk sambil meletakkan busur dan anak panahnya. "Jadi dia saudara lo yang sering diceritain itu?" Tanya Miya. Granger mengangguk. "Siapa namanya tadi?" Tanya Miya lagi yang merasa ribet dengan nama Alucard.

"Panggil aja Alu." Jawab Alucard. Miya membulatkan bibirnya.

"Gue Miya, temen sekelas Granger." Kata Miya.

"Temen lo galak juga, Gran. Gue baru datang udah di serang aja." Protes Alucard.

"Ya lo nya ngagetin. Refleks jadinya. Untung anak panah gue gak jadi menembus jidat lo." Balas Miya. Ia kembali melanjutkan makannya.

Granger terkekeh sementara Alucard melotot ke arah Miya. Miya balas melotot.

***

Beberapa saat kemudian, rusa panggang itu habis tak tersisa. Ini karena kedatangan Alucard yang baru menyelesaikan misinya. Ia kelaparan hingga ia juga ikut makan sisa rusa panggang yang tinggal setengah. Miya dan Granger hanya menggelengkan kepala.

Kini mereka duduk bertiga sambil mengobrol hangat. Dilengkapi teh hangat yang Miya buat beberapa menit yang lalu. Kebetulan saat itu belum terlalu malam. Alucard juga masih ingin istirahat setelah hampir seharian menjalankan misinya untuk memburu para iblis.

Granger memperhatikan pedang Alucard yang tertancap di tak jauh dari tempat mereka duduk. Masih ada bekas darah iblis yang mengering.

"Tadi lo jalanin misi di mana?" Tanya Granger

"Di area Swan Castle." Jawab Alucard membuat Miya menoleh seketika ketika cowok itu menyebut Swan Castle. "Ratu ngadu kalau angsa-angsa di danaunya banyak yang mati dan bersikap aneh. Awalnya mereka menduga itu virus. Ternyata itu ulah para iblis yang berusaha ngacak-ngacak Swan Castle." Lanjut Alucard menjelaskan.

Miya mendekat dan memilih duduk di samping Alucard untuk mendengar lebih jauh mengenai situasi Swan Castle. Miya sangat antusias karena ini menyangkut tempat tinggal Odette.

"Tapi lo udah pastiin suasana di Swan Castle baik-baik aja, kan?" Tanya Miya ikut nimbrung dengan nada cemas sambil memegang pundak kanan Alucard. "Terus gimana situasinya sekarang? Udah banyak Tank yang jaga kan?" Tanya Miya berturut-turut.

Challenges to be A HeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang