1. Aster

4.7K 155 8
                                    

"Ares ... biarkan aku memilikimu seutuhnya." Raisa, kekasih Ares. Mereka sudah berhubungan sejak 9 tahun lalu, bahkan lebih lama dari usia pernikahan Ares dengan Rere.

Ares menatap Raisa sembari tersenyum. Tangannya membelai halus pipi kekasihnya itu. "Sabarlah sedikit lagi, sayang. Mengakhiri hubungan pernikahanku dengannya tidak semudah seperti yang kita bayangkan."

"Sebelum meninggal, kakek sudah terlebih dulu berpesan untuk meminta cucu dariku dengannya. Kamu tau itu kan." Lanjut Ares. "Dan sampai detik ini, aku belum bisa memenuhi permintaan terakhirnya. Karena aku masih belum bisa menyentuhnya."

Raisa menarik napas, lalu menghembuskannya perlahan. Ia mengangguk, berusaha menarik bibirnya untuk tersenyum. "Ya, aku mengerti. Aku akan menunggumu lagi."

Ares menarik Raisa ke dalam pelukannya, lalu memberikan kecupan hangat pada kening kekasihnya itu. "Terima kasih, sayang. Kamu selalu mengerti dan memahamiku."

Raisa tidak menjawab, hanya menanggapi dengan anggukan.

Ares tidak mencintai Rere, ia hanya mencintai Raisa. Bahkan sejak dulu, saat mereka pertama kali bertemu duduk di bangku sekolah menengah atas. Saat Ares masih mencintai dalam diam, tidak berani bertindak untuk mengungkapkan perasaannya. Hingga akhirnya hari kelulusan tiba, Ares memberanikan diri untuk mengungkapkan isi hatinya pada Raisa, bahkan ia tidak menyangka jika ternyata Raisa juga telah menyimpan perasaan padanya. Lalu setelah itu, mereka memutuskan untuk berpacaran hingga detik ini. Bagi Ares, Rere hanya adik kecilnya. Tumbuh bersama gadis itu yang kini menjadi istrinya karena perjodohan membuat Ares tidak merubah pandangannya pada Rere. Gadis itu masih tetap sama saat mereka pertama bertemu.

Sebenarnya, bisa saja Ares menceraikan Rere saat ini juga demi bisa bersama dengan Raisa. Namun, wasiat dari Hanung membuat Ares menahan semua sampai nanti dirinya mampu memenuhi permintaan terakhir kakeknya. Selain itu, ada beberapa hal yang harus Ares pertimbangkan. Seperti Rere, gadis itu tidak bersalah. Sejak awal perjodohan ini terjadi, Rere sama sekali tidak menolak, bahkan tidak menyuarakan pendapatnya tentang apakah dia setuju atau tidak. Rere memilih untuk menuruti semua permintaan Hanung.

Ares juga memikirkan bagaimana kehidupan Rere setelah perceraian, meskipun nanti anak mereka akan diasuh sepenuhnya oleh pihak Ares. Tentu saja, karena bagaimanapun anak mereka nanti akan menjadi pewaris sah keluarga Rahardjo. Tidak peduli dari rahim siapa anaknya lahir, karena memang kenyataannya bukan dari wanita yang dicintainya.

"Sepertinya dalam dua pekan kita tidak bisa bertemu dulu."

"Kenapa begitu?" tanya Raisa. Wanita itu membalikkan tubuhnya dari yang tadinya bersandar di dada bidang Ares, kini menjadi menatap ke arah pria itu.

"Karena aku harus ke Singapura. Ada beberapa pekerjaan di sana."

Raisa mengangguk mengerti. "Apakah Rere ikut?"

Karena biasanya setiap kali Ares ada pekerjaan yang mengharuskan pria itu berpergian jauh hingga ke luar negeri, Rere memang selalu ikut. Bukan Ares yang menyuruh, tetapi orang tua pria itu yang memang sejak dulu selalu berpesan untuk mengajak Rere, katanya sekalian untuk bulan madu.

"Tentu kamu sudah tau jawabannya, sayang," balas Ares.

"Ah, baiklah."

"Tidak perlu sedih. Kamu selalu tau, hanya ada kamu yang ada di hatiku," ujar Ares menatap hangat ke arah Raisa.

"Heem," balas Raisa dengan gumaman. Lalu meletakkan kepalanya di atas dada bidang Ares. Berniat untuk memejamkan matanya sejenak. Menikmati setiap momennya bersama dengan Ares. Entah sampai kapan, mereka akan menikmati momen ini bersama. Karena perlahan, Raisa semakin ragu dengan perasaannya.

Beautiful Heart (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang