Perut yang semakin membesar membuat Rere tidak bisa lagi beraktivitas secara bebas. Seperti sekarang, ia ingin mengambil pisau yang terjatuh di lantai pun kesulitan. Saat Rere sedang akan berusaha untuk mengambilnya, Ares dengan sigap menolong. Sejak kejadian beberapa bulan lalu, Ares tidak lagi sedingin dan sekasar sebelumnya. Meskipun terkadang, pria itu enggan interaksi terlalu lama dengan Rere, tetapi setidaknya ada rasa peduli setelah kejadian itu. “Terima kasih,” ujar Rere pelan. Setelah meletakkan pisau di atas meja, Ares segera berlalu, tetapi suara Rere kembali menghentikan langkahnya. “Hari ini aku akan ke rumah sakit untuk memeriksa kandungan. Kak Ares mau ikut?” Lanjutnya bertanya dengan nada takut.
Ares menatap Rere sekilas. “Aku tidak bisa.”
Rere mengangguk kaku. “Baiklah, tidak apa.”
Untuk pertama kalinya, Rere memberanikan diri mengajak Ares memeriksa kandungannya setelah perang dingin yang terjadi di antara mereka. Namun sayang, penolakan yang ia dapatkan. Setelah mengatakan itu, Ares pergi begitu saja. Sedangkan Rere melanjutkan aktivitasnya dengan rasa tidak bersemangat.
Suaminya, ayah dari bayinya bahkan sudah benar-benar tidak sudi untuk melihat perkembangan anaknya. “Tidak apa, ya. Berdoalah, semoga Papamu segera sadar,” gumam Rere sembari mengelus-elus perutnya dan membuat bayi di dalam sana merespon dengan memberikan tendangan-tendangan kecil.
Rumah Sakit
Rere menunggu antrian untuk memeriksa kandungannya. Ada beberapa wanita hamil juga yang sedang menunggu. Tentu dengan ditemani suami mereka. Hanya Rere yang datang seorang diri. Miris sekali nasibnya, bukan? Rasanya Rere ingin sekali menangis. Sejak kehamilan juga, Rere lebih emosional. Jika sedih atau bahagia, ia tidak bisa menahannya. Ia menjadi lebih sensitif. “Ya, tidak masalah. Sebelum-sebelumnya juga aku selalu datang sendiri, kan?” gumamnya dengan suara bergetar, menguatkan dirinya sendiri.
“Syukurlah, babynya sehat. Meskipun ibunya sedang tidak baik-baik saja. Sepertinya, dia mengerti.” Sejak tadi, Rere tidak berhenti tersenyum bahagia dan mengucap syukur saat mendengar penjelasan sang dokter.
“Terima kasih untuk penjelasannya, dokter Shinta.”
“Sama-sama, Bu Rere. Tidak mudah memang, selalu sendiri di saat-saat seperti ini. Tapi semoga saja, Ibu tetap semangat dan terus berusaha ya. Sama-sama berjuang dengan debaynya.”
Setelah selesai periksa dengan hasil yang baik, Rere memutuskan untuk mampir di kedai es krim yang berada di seberang rumah sakit. Itu menjadi salah satu rutinitasnya setelah memeriksa keadaan debay di dalam kandungannya, ia selalu mampir dan membeli es krim rasa durian dan vanila. Tapi kali ini, entah kenapa ia ingin membeli varian rasa kopi yang menjadi favorit Ares setiap mereka membeli es krim.
Rere memutuskan untuk berjalan kaki dan meninggalkan mobilnya di parkiran rumah sakit, karena memang jaraknya yang dekat. Lagipula juga lebih mudah jika ia berjalan kaki agar tidak ribet untuk memarkirkan mobilnya lagi. Sembari berjalan dengan santai, Rere melihat ke arah kanan dan kiri secara bergantian untuk melihat keadaan jalanan yang memang cukup ramai karena kendaraan yang berlalu lalang. Ia berdiri di pinggir jalan untuk menunggu jalan sepi. Dirasa keadaan jalan yang tidak terlalu ramai dan membuatnya bisa menyebrang, Rere segera berjalan sembari melihat kanan kiri secara bergantian. Namun tanpa disangka-sangka, sebuah mobil berwarna hitam dari arah kiri melaju dengan cepat membuat Rere yang terkejut tidak sempat menghindar. Mobil itu menyerempet tubuh Rere.
Semua terjadi begitu cepat, tubuh Rere terpental menyentuh aspal. Darah segar mulai mengalir dari kepala dan ia mengalami pendarahan begitu hebat. Matanya terpejam, wanita itu kehilangan kesadarannya.
🌸
Sedikit merasakan penyesalan di hatinya karena sudah menolak ajakan Rere. Ares terlalu gengsi untuk menyadari jika dirinya sangat ingin menemani istrinya itu memeriksakan kandungannya seperti sebelumnya. Saat semua baik-baik saja. Namun sebenarnya, ada alasan lain mengapa Ares menolak, itu karena hari ini adalah ulang tahun Raisa. Jadi, Ares memutuskan untuk memberikan kejutan pada kekasihnya itu.
Ares turun dari mobil, tidak lupa dengan beberapa bingkisan yang ada di kedua tangannya. Saat akan berjalan menuju lift, langkahnya terhenti begitu mendengar tawa seseorang yang dikenalnya. Raisa. Ares langsung mencari sumber suara, di arah kiri dengan posisi yang membelakangi dirinya Raisa berjalan mesra dengan seorang pria yang sangat Ares yakini itu adalah sahabat kekasihnya itu, Antonius.
Ares merasakan jantungnya yang berdebar, perasaannya mengatakan jika apa yang dilihatnya adalah keburukan. Ia diam di tempatnya, sembari mengawasi Raisa dan Antonius yang terlihat mesra. Awalnya Ares akan menganggap jika itu mungkin cara mereka dalam mengungkapkan rasa persahabatan, tapi semua itu terpatahkan saat Antonius melumat bibir Raisa, lalu wanita itu bukannya menghindar justru malah mengalungkan tangannya pada leher pria itu dan membalas ciumannya.
Tangan Ares mengepal, ia tertawa getir melihat kebenarannya. Ia merutuk karena menyadari lebih mempercayai Raisa daripada Rere, padahal bukti sudah menjelaskan semua, ia masih tetap tutup telinga dan denial akan kebenarannya. “Bodoh,” gumamnya merutuk, lalu memberikan tinju pada salah satu pilar yang berada di parkiran.
Namun anehnya, Ares tidak merasakan sesakit dan se-kecewa itu akibat pengkhianatan Raisa yang dilihatnya di depan mata. Tanpa membuang-buang waktu lagi, Ares kembali masuk ke dalam mobil dan memutuskan untuk menghampiri Rere yang sedang berada di rumah sakit. Ares berharap, semoga saja istrinya itu masih di sana. Karena ia juga tidak berniat untuk memberi kabar. Biarkan semua menjadi kejutan. Memikirkannya saja membuat Ares tersenyum. Entahlah, tiba-tiba saja ia merasa menghangat begitu memikirkan Rere dan fakta jika ternyata bayi yang ada di dalam kandungan istrinya itu, benar-benar anaknya, membuat Ares bahagia bukan main. Begitu menemui Rere, ia akan meminta maaf pada istrinya itu dan mengajaknya untuk memulai dari awal.
Selama perjalanan, Ares tidak berhenti bersenandung. Perasaan bahagia sedang melingkupi hatinya, padahal beberapa menit lalu ia sedang melihat pengkhianatan yang dilakukan oleh mantan kekasihnya. “Penantianmu ternyata tidak sia-sia, Re. Karena perasaanmu akan segera terbalaskan,” gumam Ares tersenyum lebar.
Tadi, jalanan lancar-lancar saja, tetapi tiba-tiba terjadi kemacetan. Ares menggerutu, suasana hatinya sedang baik tapi terganggu oleh keadaan jalan yang macet. Sembari menunggu, Ares meraih ponselnya yang ia letakkan di sebuah kotak dekat pintu. Ternyata banyak panggilan dari nomor tidak dikenal dan yang membuatnya salah fokus adalah salah satunya berasal dari dokter Shinta. Ares kembali merutuk karena membuat ponselnya mode silent. Tanpa berpikir panjang, Ares balik menelepon dokter Shinta dan tidak lama telpon tersambung.
“Pak Ares?”
“Ya, dok. Ini saya. Bagaimana?”
“Bisakah segera ke rumah sakit? Istri Anda mengalami kecelakaan.”
“Halo ... halo ... Pak Ares?”
Bagai dihantam batu, Ares harus mendengar kabar buruk di pagi hari. Senyum yang tadinya menghiasi wajahnya sirna diganti dengan raut penyesalan. Tanpa menjawab dokter Shinta, Ares langsung turun dari mobil dan berlari menuju rumah sakit. Ah, ia menyadari jika kemacetan ini pasti berasal dari Rere yang kecelakaan. Karena jarak ke rumah sakit memang sudah tidak terlalu jauh.
“Bertahanlah, Re,” gumam Ares sembari mengusap pipinya yang sudah basah karena air matanya yang terus mengalir.
Jika memang ini hukuman yang akan Tuhan berikan untuk memberikan penyesalan di hidupnya, ia tidak mau menerimanya. Karena di sini, Areslah yang bersalah bukan Rere. Setidaknya, Tuhan tidak boleh menyakiti Rere. Seharusnya ia yang berada di posisi istrinya, karena Rere berhak bahagia atas hidupnya sendiri. Sudah cukup penderitaan yang Rere alami selama ini.
***
Seperti yang kalian ketahui, jika kisah Ares dan Rere sudah END dan bisa dibaca di beberapa pdf seperti KBM App dan KaryaKarsa. But, aku punya tawaran menarik untuk kalian yang berminat membeli versi pdf-nya.
Jadi, setiap pembelian pdf kisah Ares dan Rere (55k) akan mendapatkan free pdf Leonardo Series (3 pdf). Untuk blurb ke-3 cerita ini bisa cek di part sebelumnya ya.
Kapan lagi, kan, buy 1 get 3? 😎
karena kalo dijual terpisah, setiap pdf Leonardo series itu harganya 35k.btw, semua pdfnya tentu lengkap ya! Sudah include ekstra part 😉
Bagi yang berminat untuk membeli pdf kisah Ares dan Rere (55k) bisa langsung hub nomor di samping » 089667748603
thx u!

KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Heart (On Going)
RomanceStart: 08 September 2023 Finish: Bagaimana jika kamu menjadi pelakor untuk merebut suamimu sendiri? Pernikahan karena perjodohan tidak lagi menjadi suatu hal yang mengejutkan. Surat wasiat yang ditulis oleh Hanung membuat Ares menikahi wanita yang...