Kavita dan pak Gio sudah sampai di rumah yang Ares dan Rere tinggali selama di Swiss. "Silakan diminum dan dinikmati makanannya, Paman, Kavita." Rere datang dengan membawa beberapa makanan dan juga minuman untuk dihidangkan pada kedua tamu Ares.
"Terima kasih, nak Rere," ujar pak Gio.
"Terima kasih, Re," ujar Kavita bersamaan dengan pak Gio.
Rere tersenyum, mengangguk. Setelah itu ia pamit undur diri dan tidak berselang lama, Ares datang ikut bergabung dengan pak Gio dan Kavita.
"Bagaimana keadaan kantor, semua baik-baik saja?" tanya Ares. Meskipun sedang berada di negara yang berbeda, tentu saja Ares tetap mengurus semua pekerjaan-pekerjaan kantor secara online atau mengutus pak Gio dan Kavita untuk datang ke Swiss. Lalu bagaimana jika ada rapat? Tentu dilakukan secara daring.
Mereka berdiskusi membahas masalah pekerjaan dengan serius. Sesekali menikmati hidangan yang sudah disediakan oleh Rere. Tidak terasa, sudah 4 jam berlalu, Ares mengakhiri rapat kecil ini. Kavita memutuskan undur diri ke kamar tamu, berniat untuk membersihkan dirinya terlebih dulu. Sedangkan pak Gio, masih berbincang dengan Ares membahas hal lain.
"Saya membutuhkan bantuan, Paman." Ares membuka percakapan pada pria sepuh di depannya itu yang sudah ia anggap sebagai keluarganya sendiri.
"Bantuan apa, nak Ares?" Di dalam perusahaan, selain menjadi asisten pribadi Ares. Pak Gio juga menjadi penasihat perusahaan karena memang yang paling sepuh dan sudah memiliki pengalaman yang tidak perlu diragukan lagi.
Ares lalu menunjukkan bungkus coklat pada pak Gio, sebelum menjelaskan. "Beberapa hari lalu, Rere sempat pergi ke mini market terdekat. Ada anak kecil yang tiba-tiba datang dan memberikan Rere ini."
"Kejadian beberapa waktu lalu yang menimpa Rere, membuat kita lebih waspada. Menurut paman, apakah tidak masalah jika aku menyelidiki ini lebih lanjut? Hanya untuk memastikan saja."
Pak Gio mendengarkan penjelasan Ares dengan seksama, lalu menganggukkan kepalanya. "Menurut paman, tidak ada salahnya, Res. Dan juga kemarin masalah yang ada di toko bunga, paman rasa ada yang mengganjal."
"Menurut laporan dari polisi, mereka murni memang ingin merampok toko bunga. Hanya saja paman berpikir, jika ingin merampok toko, kenapa tidak ada uang atau barang berharga yang dicuri? Mereka juga lebih memilih untuk melecehkan Rere, kelakuannya benar-benar bejat dan tidak beradab."
Ares mengangguk setuju dengan kalimat pak Gio. Jika dipikir dan dicerna dengan serius, semua memang terasa mengganjal dan perlu untuk diselidiki lebih dalam. "Paman benar. Maka dari itu, aku tidak hanya mengandalkan polisi saja. Aku sudah mengutus beberapa orang untuk menyelidikinya."
"Yang kamu lakukan sudah benar, Res. Tidak ada salahnya kita mencari tau lebih dalam tentang latar belakang seseorang. Bahkan mereka yang memiliki niat jahat," balas pak Gio. "Untuk masalah coklat. Langkah apa yang sudah kamu lakukan, Res?"
"Aku akan mendatangi pihak mini market dan aku membutuhkan bantuan paman untuk ikut denganku."
"Kapan kita akan ke sana?"
"Bagaimana jika besok?"
"Apakah tidak terlalu membuang-buang waktu, Res?" tanya pak Gio. "Lagipula kejadiannya sudah beberapa hari yang lalu. Bagaimana jika sekarang?" Lanjutnya bertanya.
"Paman tidak lelah? Kupikir besok saja karena sekarang lebih baik paman beristirahat terlebih dulu, lagipula juga kita baru saja selesai rapat."
"Tua-tua begini, paman masih segar dan kuat, Res," balas pak Gio sembari terkekeh. "Sekarang saja, paman juga belum merasa lelah."
![](https://img.wattpad.com/cover/215400536-288-k529872.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Heart (On Going)
RomanceStart: 08 September 2023 Finish: Bagaimana jika kamu menjadi pelakor untuk merebut suamimu sendiri? Pernikahan karena perjodohan tidak lagi menjadi suatu hal yang mengejutkan. Surat wasiat yang ditulis oleh Hanung membuat Ares menikahi wanita yang...