19. Kehangatan

312 22 3
                                    

“Kak Ares, tangkap aku!” Rere berselancar di atas tumpukan salju. Sesuai yang dikatakan oleh Ares jika mereka akan bermain ski. Wanita itu tertawa lebar, membuat Ares yang berada di bawah ikut tersenyum hangat melihat tawa Rere. Lalu dengan sigap, Ares merentangkan tangannya saat jarak Rere dengannya sudah dekat. Hingga beberapa detik kemudian, tubuh Rere menubruk tubuh Ares membuat mereka terjatuh. Ares langsung memeluk Rere, melindungi wanita itu. Menyadari apa yang baru saja terjadi, mereka tertawa bersama.

Rere benar-benar menikmati momen bersama Ares setiap detiknya. Entah kapan semua ini akan terjadi lagi. “Woah, ini sangat menyenangkan!” seru Rere dengan senyum lebarnya.

Mereka terlentang di atas salju. Sembari menatap ke arah langit yang terlihat cerah. “Kak ... kita sudah menikah selama tujuh tahun. Aku ingin mengetahui tentang dirimu lebih jauh, apakah boleh?” Rere membuka percakapan, setelah mereka hening untuk beberapa saat. Mendengar pertanyaan Rere, membuat Ares diam sejenak. Mencerna semuanya.

“Apa yang ingin kamu ketahui, Re?” tanya Ares menanggapi.

“Aku boleh bertanya?”

Ares mengangguk. “Tanyakan apa yang ingin kamu ketahui.”

“Kak Ares tidak keberatan, kan?”

“Tidak, Re.”

“Apa yang disukai dan tidak disukai?”

“Makanan, minuman atau apa?”

“Semuanya. Yang aku tau hanya, kak Ares tidak terlalu suka dengan sayuran, benci dengan kecoa dan sangat menyukai buah mangga. Selain itu, aku tidak tau.” Sebenarnya, Rere mengetahui semua hal tentang Ares. Hanya saja, ia menyebutkan 3 hal secara garis besar yang sangat terlihat dan ia ingin memastikan saja. Apakah semua hal yang ia ketahui tentang Ares, sudah benar atau belum.

“Aku akan memulai dari hal-hal yang tidak aku sukai,” ujar Ares membuat Rere mengangguk. Gadis itu diam, memperhatikan dan mendengarkan Ares secara seksama.

“Selain tidak terlalu menyukai sayur-sayuran dan benci dengan kecoa karena itu sangat menyebalkan. Aku juga tidak menyukai keramaian. Untuk buah, selain mangga aku juga tidak suka dengan bengkoang dan salak. Tidak ada alasannya, hanya tidak suka saja. Selain itu karena kulit salak membuat terluka jika tidak berhati-hati mengupasnya.”

“Untuk hal-hal yang kusukai. Aku sangat suka sendiri, bagiku itu menenangkan membuat hati dan jiwa menjadi damai. Untuk makanan, jika itu tidak berkaitan dengan sayur, aku menyukainya. Terutama dengan cumi-cumi dan udang. Untuk buah, alpukat dan durian adalah buah favorit.” Lanjut Ares menjelaskan. “Sisanya, kupikir tidak masalah.”

“Ah, aku suka hujan.”

Rere mengangguk, tebakannya benar semua saat mendengar jawaban Ares. “Lalu bagaimana denganmu, Re?” Kali ini, Ares balik bertanya.

Saat ini, mereka duduk bersampingan di atas salju. Sembari menikmati pemandangan bukit-bukit dan juga pohon yang tertutup dengan salju. “Hal yang paling kusukai saat menikmati kesendirian dengan di kelilingi bunga-bunga, sembari melukis. Bagiku, itu adalah terapi. Rasanya sangat menyenangkan di saat melakukan hal-hal yang kita sukai.”

“Untuk makanan, aku tidak pemilih. Aku suka semua sayur, buah, daging, dan ikan laut. Semua makanan dan minuman yang berbau matcha, aku sangat menyukainya.” Lanjut Rere menjelaskan.

“Lalu untuk yang tidak kamu sukai?”

Rere menggeleng, sebagai jawabannya. Selanjutnya, ia lebih memilih menjawab dalam hati. “Fakta bahwa kamu tidak mencintaiku adalah hal yang tidak aku sukai,” ujarnya dalam hati dengan tersenyum masam.

Beautiful Heart (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang