PB-2 FLASHBACK

53.2K 2.7K 109
                                    

Keluarga kecil itu sekarang sedang duduk manis di sofa. Anak-anak mereka sibuk mengelus dan meletakkan telinga mereka di perut Mama mereka.

“Mama, kenapa Adek lama banget keluarnya? Vano udah gak cabar tahu!” ujar Vano kecil membuat Mama dan Papa tertawa.

“Sabar dong sayang.” Vano mengerucutkan bibirnya.

“Pokoknya Adek ketiga Niko harus perempuan! Kalau gak perempuan, kita buang aja!” celetuk Niko secara tiba-tiba membuat Papa yang sedang minum kopi langsung menyemburkannya ke Vino yang berada di depannya.

 “PAPAAAA PANAS!! AAAA MUKA VINO KEBAKALAN!” teriak Vino dramatis membuat Papa Bayu hanya mendengus lalu melap wajah Vino.

 “K—kok dibuang sih? Kasihan dong Adeknya.” 

 “Emang kenapa kalau adeknya cowok?”

“Enggak mau! Niko tak cuka!” teriak Niko.

“AAAAAAA!” teriak Mama Alexa tiba-tiba sembari memegangi perutnya.

Papa Bayu sontak menyemburkan lagi kopi yang baru ia buat ke Vino yang masih di hadapannya dan langsung pergi mengangkat Mama dan membawanya ke mobil.

“PAP---“  teriak Vino tapi harus terpotong karena Faro sudah menutup mulutnya.

“Diem! Ayo kita ke Mama!” ajak Faro.

Dimobil, Niko asik menenangkan Mamanya yang kesakitan. Dia bahkan mengelus telapak tangan Mamanya dan berucap “tahan ya, Ma.” Berulang kali. 

 Sedangkan Vano asik memarahi mobil dan motor yang menghalangi mobil mereka sehingga mereka tak sampai-sampai di rumah sakit.

“Ih! Cepat kamu!”

“Aduh! Lambat banget!”

“Faster, om!”

“AWAS WOI!”

Berbeda dengan Vino dan Faro, kembar dua itu malah asik menyanyi dengan riang. Dan hal itu membuat Mama Alexa sedikit tenang karena nyanyian mereka.

“Bintang ecil, di angit yang bilu!” Vino bernyanyi dengan suara yang sangat-sangat imut. Lalu disambung oleh Faro.

Kini mereka semua sudah tiba di rumah sakit. Papa Bayu langsung berteriak memanggil suster. Tak lama, beberapa orang membawa brankar. Mereka langsung mendorong brankar yang ada Mama Alexa dengan cepat.

"Tahan ya ma. Mama harus kuat," ujar Papa sambil menyemangati mama yang sedang menahan sakit. Keringat sudah membasahi dahi mama.

"Mama yanch cuatt yaa," ujar Niko dengan suara cadelnya.

"Adek-adek silakan tunggu diluar." Dokter itu baru saja mau menutup pintu UGD tapi terhenti karena ...

"Enggak doktel aku mau macuk ikut mama." Niko menangis sambil memaksa masuk.

"Dek, adek disini ya sama abang dan adek. Papa mau masuk temenin mama ya." Papa mencoba menasehati anak itu.

"Iya dek dicini aja," kata Vano.

"I—iya Ka—kakak dicini aja temanin adek." Faro yang sudah sesenggukan dan Vino yang sudah menangis histeris.

"ENGGAKK!! pokoknya Niko mauh macuk," kata Niko masih tidak mau tunggu diluar.

"Dok, izinkan anak saya masuk ya," kata Papa Bayu tak mau membuang waktu.

"Baiklah pak."

Akhirnya Niko ikut masuk karena Papa tak ingin membuang waktu sedangkan Vano, Faro dan Vino tetap diluar dijaga oleh puluhan bodyguard berbadan kekar.

Setelah menunggu lama, akhirnya Vano, Faro dan Vino mendengar suara tangisan seorang bayi. Tanpa mendengar perkataan bodyguard yang bertugas mereka langsung menerobos masuk.

Saat masuk mereka benar-benar bahagia melihat sang adik.

Bayu yang melihat mereka segera menggendong bayi tersebut dan membawa mendekat ke mereka. Niko bahkan kesal saat ayahnya membawa adiknya pergi.

Setelah hampir setengah hari di rumah sakit, akhirnya mereka pulang dengan adik baru mereka.

Kenapa pulang kan mamanya baru melahirkan. Alasannya karena mamanya sudah stabil dan sudah diperbolehkan pulang dengan adik baru mereka yang akan menjadi penerang dalam keluarga mereka yaitu

~Allisya Salsabilla Matcha Alexander~

2 bulan kemudian

“AHAHAHHAA!” 

“MUKA ADEK CEMONG!!”

Vino berteriak kesenangan sambil memegang perutnya. Sedangkan Aca malah menangis. 

“Abang!” 

“Iya ma iya,” kata Vino pasrah lalu mengecup pipi gembul milik Aca itu lalu Aca tersenyum manis menampilkan giginya.

“JANGAN CIUM-CIUM ADEK NIKO!” Niko berteriak marah saat Vino mencium pipi Adek kesayangan Dia itu. Niko mendorong Vino hingga terjatuh dan tak lama, terdengar suara tangisan mengelegar.

“NIKOOO!” 

“AMPUN KANJENG MAMII!”

Keluarga kecil yang bahagia.

1 tahun kemudian 

"Aku tak akan membiarkan papa membawa adikku!” Niko berucap dengan suara keras menentang keras ucapan Papanya yang ingin membawa adik mereka pergi. 

"Ini demi kebaikan adik kalian sayang,” ujar Mama sembari menangis tersedu-sedu. Sebenarnya Ia juga tidak rela harus menitipkan anaknya ke panti asuhan tapi ini semua demi kebaikan anaknya.

"BUKAN BEGINI CARANYA MA!" teriak Niko. Ia menangis histeris. Bagaimana bisa adik yang selama ini ia impikan, ia sayangi, ia cintai dan ia jaga sepenuh hati, harus dititipkan ke panti asuhan.

"Ini semua demi adik kalian!" ucap Papa Bayu dengan suara yang keras dan lantang.

“Papa juga gak rela! Tapi kalian semua harus tahu bahwa adik kalian sedang dalam bahaya! Dan karena itu Papa terpaksa melakukan ini---“

“---Papa juga gak rela anak perempuan Papa harus tinggal jauh sama kita! Tapi ini semua Papa lakukan demi keselamatan adik kalian,” ujar Papa Bayu dengan suara yang pelan. Tangannya yang menggendong putrinya itu, menarik satu tangannya dan menlap wajahnya.

Ia lelah.

Ia capek.

Jika boleh Papa Bayu pilih, dia tidak mau hidup kaya seperti ini. Hidup kaya hanya membuat keluarganya sengsara.

Ia tidak sanggup menahan tangisannya lagi. Papa Bayu bersujud dihadapan mereka semua. Lalu berkata, “Papa minta maaf. P—papa terpaksa!”

Papa Bayu berdiri lalu berlari keluar membuat abang-abang Aca menggeram marah dan ingin mengejarnya. Tapi mereka berhenti ketika Papa Bayu juga berhenti. Papa Bayu berucap ...

"Papa janji akan membawa adik kalian pulang lagi. Papa janji." Setelah mengucapkan itu Ia segera membawa anak perempuannya pergi.

Ia tidak rela juga anaknya harus dititipkan bukan hanya mereka tapi Ia juga. Tapi ini demi kebaikan anaknya yang sedang diincar oleh musuhnya. Ya, identitas Aca terbongkar. Membuat banyak orang berlomba-lomba menyulik Aca untuk mendapatkan perusahaan milik Papa Bayu.

“JANGANN!” Vano berteriak saat Papanya membawa Aca pergi.

“ARGH!!” Niko berteriak marah. 

Dari sini mereka berubah. Dari yang sering tertawa berubah menjadi dingin kepada semua orang kecuali Mamanya. Dan itu karena adik mereka. Efek besar dari seorang,

Allisya Salsabilla Matcha Alexander.

***
Dukung aku dengan cara, Vote and Comment.
Jika mau bisa follow juga wattpad ku.
Wattpad ku: Hellokittygirll
(Jika ada typo atau penggunaan tanda baca yang salah, Aku minta maaf)


POSSESSIVE BROTHERS (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang