"Ah! Udahlah! Ngapain aku sedih-sedih. Mending aku berdoa semoga nanti aku bisa sukses!" batin Tasha.
Gadis itu pun melanjutkan kerjaannya. Ia mulai bernyanyi ria untuk melupakan kesedihannya.
Setelah sarapan, Aca duduk di balkon kamarnya. Tapi ia melihat perempuan yang sepertinya seumuran dengannya. Ia langsung saja turun karena penasaran.
"Hai, kamu ngapain disini?" panggil Aca ramah.
Sontak Tasha terkejut. Tapi ia langsung saja merubah mimik wajahnya lagi dari terkejut menjadi sinis.
Ia menatap Aca sinis.
"Kamu gak liat aku lagi nyapu gak kayak kamu bisanya cuman duduk- duduk santai!" kata Tasha pedas. Sontak Aca menunduk.
"Maaf aku ganggu kamu," kata Aca menunduk.
Tasha pun dibuat kasihan. Ia sebenarnya mau berteman dengan aca tapi ia tak bisa. Ingatkan, ibunya melarangnya dekat dengan Aca.
"Gak usah nunduk! Nanti mahkota kamu jatuh. Maafin aku ya, udah marahin kamu," ujar Tasha lembut.
"Maaf ya, Ma. Aku langgar perintah Mama," batin Tasha.
Aca yang tadinya menunduk langsung saja mengangkat kepalanya dan langsung tersenyum manis.
Senyumannya itu berhasil membuat Tasha ikut tersenyum.
"Aku boleh gak bantu kamu?" tanya Aca. Ia berharap Tasha mengizinkannya.
"Jangan! Nanti kamu dimarahi!" kata Tasha takut.
"Kalau mereka marah, nanti Aca bantu Tasha biar gak dimarahin," kata Aca.
Tasha berpikir sejenak. Lalu tak lama ia mengangguk.
Aca pun membantu Tasha menyapu halaman. Selama bersih- bersih mereka sesekali berbicara dan tertawa bersama.
Sedangkan Vino, ia baru saja selesai bermain game. Ia membuka jendela balkonnya. Tapi tiba-tiba matanya melihat ada dua gadis sedang tertawa.
Matanya menelisik melihat siapa itu, ia membulatkan matanya ketika melihat ternyata Aca yang sedang tertawa. Ia langsung saja berlari memanggil abang- abangnya.
"Bang! Bang! Aca! Itu!!" Vino berteriak.
Vano, Niko dan Faro pun turun karena Vino menyuruh mereka turun.
Sesampainya mereka di bawah, mereka berempat tersenyum saat melihat Aca sedang tertawa. Tapi tiba-tiba mereka melotot saat melihat ditangan Aca ada sapu.
"Ekhem!" Vano memberikan deheman yang menyadarkan kedua gadis yang sedang tertawa ria.
Dua gadis itu sontak melirik ke arah deheman itu muncul. Tasha melotot saat melihat siapa yang memberikan deheman.
"Tuan muda," kata Tasha langsung menunduk hormat.
"Aca siapa yang menyuruhmu menyapu. Dia?" kata Niko dingin sambil menunjuk Tasha.
"Enggak kok! Aca memang mau bantu!" sontak Aca menggeleng.
"Kamu ngapain menyapu sayang," kata Faro.
"Ini panas loh!"
"Ayo kita ke atas aja main game!"
"Pliss kak!!" kata Aca memohon.
"Yaudah kalau capek, stop!" kata Vano.
"Dan kamu kalau sampai adik saya lecet, kamu tanggung jawab!" lanjut Vano. Keempat kakak kakaknya pun pergi.
Tasha menghela napas saat mereka semua sudah pergi. Aura keempatnya itu sangat menyeramkan!
"Maaf ya Tasha," kata Aca.
"Gak papa kok!" kata Tasha sambil tersenyum.
Selesai menyapu, Aca pamit kepada Tasha. Ia pergi mencari Mama nya. Ternyata Mama sedang menyiram bunga.
"Mamaa!!" teriak Aca sambil berlari.
"Aca jangan lari sayang nanti jatuh," kata Mama menggelengkan kepalanya. Benar-benar mirip Vino. Suka berlari terus-menerus.
"Mama, boleh gak Tasha tidur di kamar Aca malam ini?" tanya Aca memohon pada Mama.
"Tasha? Oh anak Bi Surti. Yaudah boleh," kata Mama.
"Mama, Tasha sekolah gak?" tanya Aca.
"Tasha sekolah kok! Cuman beda sama kamu sekolahnya," kata Mama.
"Ohh yaudah ma. Aca mau main sama Tasha lagi ya ma. Makasih ma!" kata Aca mengecup pipi Mama lalu langsung lari pergi.
"Aca jangan lariii!!" teriak Mama. Aca tidak mendengar.
"Ampun, deh!" batin Mama.
"Tasha!" panggil Aca.
"Kenapa Ca?" tanya Tasha yang sedang membersihkan kolam renang.
"Malam ini kamu tidur sama Aca ya!" kata Aca dengan mata yang berbinar-binar.
"Gak usah Ca!" tolak Tasha. Sebenarnya ia ingin tapi ia harus sadar diri.
"Kenapa?" tanya Aca dengan nada lesu. Yang tadinya semangat menjadi sedih.
"Kita beda Ca," kata Tasha ingin menangis.
***
Dukung aku dengan cara, Vote and Comment.
Jika mau bisa follow juga wattpad ku.
Wattpad ku: Hellokittygirll
(Jika ada typo atau penggunaan tanda baca yang salah, Aku minta maaf)
KAMU SEDANG MEMBACA
POSSESSIVE BROTHERS (TERBIT)
Teen Fiction[ SUDAH TERBIT ] Allisya Salsabilla Matcha Alexander, itu namanya. Gadis yang dititipkan di Panti Asuhan oleh keluarganya. Setelah diambil kembali dari Panti Asuhan, mereka tidak akan membiarkan siapapun untuk mengambil permata mereka. "Ini Kisah Ke...