PB-2

52.2K 2.6K 35
                                    

Niko terkejut bukan main. Tangannya bergetar serta dahinya mengeluarkan keringat-keringat dingin. Ia memegang dadanya yang berdetak dua kali lebih cepat. Lututnya menjadi lemas seperti jelly.

“Mama jangan bohong,” kekeh Niko belum percaya.

“Apakah ekspresi Mama menunjukkan jika Mama bercanda?” tanya Mama. Niko melihat wajah Mamanya. Dan benar, tak ada pancaran kebohongan di wajah indah Mamanya itu.

Lalu ia melirik ke arah gadis yang dikatakan adalah adik kandungnya. Ia menatap gadis mungil itu tajam membuat Aca ketakutan. Bulu kuduknya naik melihat mata tajam milik Niko. Sontak Aca bersembunyi dibalik badan Vano.

Niko tak bereaksi. Dia masih terus melihat Aca dengan tajam. Muka Aca memang agak sedikit mirip dengannya. Ah, apakah ini semua benar? Kalau benar, tolong biarkan Niko memeluk adiknya. Dan jika ini mimpi, tolong sadarkan dia.

"Mama apa bener dia adik aku?” tanya Niko untuk memastikan sekali lagi.

"Ya, dia memang adik yang selama ini kamu cari, Niko.”

Niko menatap Aca dengan perasaan senang, dan terharu. Adik yang selama ini ia cari kini sudah ada di hadapannya. Tanpa berlama-lama lagi, ia langsung berlari dan memeluk seerat-eratnya adik kesayangannya yang selama ini ia rindukan itu. Suasana rumah berubah menjadi haru.

    Tapi itu semua tak bertahan lama saat datangnya teriakan dari seseorang yang mampu menyadarkan kembali mereka semua yang tadinya sedang dilanda suasana haru.

 "Hello guys!! Kembaran Shawn mendes in he--"

"Diam, bodoh! Tutup mulutmu sebelum kujahit, kembaran aneh,” ujar seseorang dengan suara tenang.

“Kau yang aneh!” 

Mereka adalah Faro Frakon Matcha Alexander dan Alvino Andika Matcha Alexander. Sepasang kembaran, tapi berbeda sifatnya.

Vino adalah orang yang sangat-sangat periang sedangkan Faro adalah orang yang sangat-sangat dingin.

 "Ini saha cantik pisan beuhh bidadari,” sahut Vino sambil memandang Aca, sedangkan Faro hanya memandang Aca datar sambil berpikir siapa orang ini. Dan tumben sekali Bang Niko tidak marah jika ada orang asing di rumah.

“Kalian mau tahu dia siapa?” tanya Vano sembari mengangkat satu alisnya. 

Mereka berdua mengangguk.

"Dia adalah adik kamu.” Tiga kata yang diucapkan Vano bisa membuat Vino dan Faro berdiri tegak dan memandang mereka semua serius.

“Gak usah bercanda bisa?” Vino memandang keluarganya datar.

“Gak ada yang bercanda disini,” sahut Niko.

  "Jangan bohong,” ujar Vino dan Faro bersamaan. Entahlah, mereka belum percaya.

"Jika kalian tak percaya, terserah,” kata Vano lalu langsung menggendong adiknya ke ruang keluarga.

“Kami percaya.”

 Vino langsung berlari menyusul Vano dan mengambil Aca dari gendongan Vano. Membuat Vano mendengus.

"Jangan peluk adikku jika kalian belum mandi," kata Niko setelah itu naik ke atas untuk membersihkan tubuhnya.

"Bye!" Mama berlari menyusul Vano yang sudah mengambil Aca kembali sambil tersenyum menggoda ke arah Faro dan Vino sebelum akhirnya pergi ke ruang keluarga.

***
Sekarang semuanya sedang berkumpul di ruang keluarga sambil mendengarkan celotehan dari Vino dan Aca. Gadis itu sekarang sudah tak merasa canggung lagi dengan semuanya. Malahan ia senang bisa dekat dengan keluarga kandungnya. Terlebih lagi Vino. Setelah selesai mandi, Vino berlari turun dengan kecepatan yang tak santai karena ingin memeluk Aca tapi berakhir jatuh saat mau turun. Alhasil, Kaki Vino agak sedikit terkilir. Tapi Aca sudah memijat sedikit jadi gak terlalu sakit lagi deh.

"Kids siap-siap kita akan ke rumah Opa dan Oma,” celetuk Papa tiba-tiba membuat semuanya melihat ke arah Papa Bayu.

"Ngapain kita ke rumah oma malas tau,” kata Vino.

"Ih kakak gak boleh gitu! Aca mau ketemu Oma dan Opa.” Empat abang Aca hanya memandang Aca kasihan. Aca tidak tahu saja bagaimana kelakuan Omanya itu.

"Gausah ya, Aca. Mending kita di rumah aja,” ujar Faro lembut.

"Gak! Aca mau ketemu oma!!"

“Aca!” 

"Stop kalian semua siap-siap aja. Papa janji jika Oma mengatakan hal tak benar, kita pulang,” kata Papa final tak boleh digugat.

Akhirnya mereka terpaksa setuju. Kalian mau tahu kenapa mereka membenci Omanya tidak hanya Oma saja mereka sayang sama Opanya. Mereka membenci omanya karena sebelum mereka bertemu dengan Aca, adiknya, Omanya selalu menghina Aca dengan alasan jika Aca itu tertukar padahal tidak. Sedangkan Opanya sangat berbeda Omanya yang sangat licik sedangkan Opanya sangat baik. Itulah alasan mengapa mereka membenci Omanya tapi sayang dengan Opanya.

***
Dukung aku dengan cara, Vote and Comment.
Jika mau bisa follow juga wattpad ku.
Wattpad ku: Hellokittygirll
(Jika ada typo atau penggunaan tanda baca yang salah, Aku minta maaf)







POSSESSIVE BROTHERS (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang