PB-8

28.4K 1.5K 19
                                    

Mama Alexa yang baru saja pulang dari supermarket langsung dibuat terkejut karena guci kesayangannya hancur.

“Siapa yang berani-beraninya ngehancurin guci kesayangan Mama?!”

Sontak semua orang kecuali Aca menunjuk Asya yang sedang berada dipelukan Aca. Mama Alexa langsung saja emosi dibuatnya.

"Oh, jadi kamu yang hancurin guci saya! Iya!" bentak Mama.

"Bukan, bukan saya tante,” kata Asya sembari menangis. Kini tangisannya menjadi lebih histeris.

"TERUS SIAPA!" bentak Mama lagi.

"Udah Ma, nanti beli lagi," ucap Papa sambil menarik lengan Mama. Ia tak mau Mama memperpanjang masalah. Apalagi melihat Asya yang sudah menangis histeris. Ia yakin jika Asya tak sengaja menyenggol gucinya.

"Enggak Pa! Sekarang juga kamu balik ke rumah Oma. SEKARANG!" 4 brothers tersenyum kemenangan mendengar ucapan Mama Alexa. Sudah bisa dipastikan jika sekarang Mama Alexa marah besar.

Ucapan Mama Alexa mampu membuat tubuh Asya menegang seketika. Tidak, ia tak boleh keluar dari rumah ini. Ia belum berhasil menyingkirkan Aca. Masa ia sudah harus keluar dari rumah ini. Langsung saja ia memeluk kaki Alexa seakan-akan tak mau keluar dari rumah ini.

"Tante Asya minta maaf. Asya gamau keluar dari rumah ini tante," tangis Asya mulai terdengar sangat kencang.

4 brothers hanya menatap Asya jijik tanpa ada rasa kasihan. Sebegitu inginkah gadis itu menghancurkan posisi Aca di mansion in? Sampai-sampai rela membuang harga dirinya sendiri?

Asya, Asya. Dia pikir dengan bersujud seperti itu, 4 brothers menjadi kasihan padamu? Cih, mereka malahan jijik padamu. Dan sekarang mereka tambah jijik padamu.

"Ma, Aca mohon jangan usir Kak Asya," kata Aca sambil memohon pada Mama Alexa. Ia kasihan dengan Kak Asya yang sudah sampai memohon-mohon seperti itu agar tidak diusir.

4 brothers hanya melirik Aca yang ikut memohon-mohon. Huh! Apa yang sudah Asya lakukan hingga Aca terlihat sangat-sangat peduli dengannya.

"Aca, Mama gak mau sampai rumah ini hancur, nak. Ini guci Mama udah pecah. Kalau besok mansion ini dibakar sama dia gimana?"ucap mama sambil melirik asya yang masih menangis sambil bersujud.

"Kali ini aja Ma. Aca janji kalau Kak Asya buat sesuatu yang Mama gak suka, Mama boleh usir Kak Asya."   

4 brothers melirik Mamanya sambil berkata tanpa suara agar Mama tak mengizinkan lagi Asya tinggal disini. Tapi nyatanya Mama tak melihat 4 brothers sehingga Mama mengizinkan Asya untuk tinggal lagi disini. Hal itu membuat 4 brothers menggeram pelan.

"Yaudah boleh. Tapi jika dia melakukan kekacauan lagi, dia harus pindah," ucap Mama tak terbantahkan.

"Makasih Ma,” ucap Aca sambil memeluk Mamanya yang dibalas elusan dirambutnya oleh Mama. Aca menghela napas lega.

"Terima kasih tante," ucap Asya berterimakasih sambil menghapus air matanya. Ia sudah tak menangis lagi. Dia menghela napas lega karena ia tak jadi diusir. Yang artinya ia bisa menjalankan rencananya untuk menyingkirkan Aca. Sepertinya lebih cepat lebih baik.

Padahal tadinya Asya mau memberikan sedikit konflik, hanya saja karena kejadian ini membuat Asya berpikir untuk menjalankan rencananya lebih cepat.

"Kamu harus berterima kasih pada Aca, karena dia yang membela kamu!" celetuk Mama sambil melirik sinis Asya. Ia masih dendam pada Asya. Karena dia, guci cantiknya itu jadi pecah.

"Makasih Aca," ujar Asya berterima kasih kepada Aca yang dibalas senyuman manis darinya.

"Yasudah. Maid tolong bersihkan ini," ucap Papa sambil memanggil maid untuk membersihkan pecahan guci ini sebelum ada yang terluka.

Sedangkan 4 brothers, muka mereka sudah masam. Sepertinya mereka harus memikirkan cara baru lagi untuk membuang parasit di mansion ini. (Parasit=asya).

"Yasudah ayo Kak Asya aku antar ke kamar," kata Aca sambil menarik lembut lengan Asya.

Sedangkan Mama berjalan pergi ke kamarnya sambil memikirkan guci baru yang akan ia beli untuk menggantikan guci kesayangannya itu.

***
Dukung aku dengan cara, Vote and Comment.
Jika mau bisa follow juga wattpad ku.
Wattpad ku: Hellokittygirll
(Jika ada typo atau penggunaan tanda baca yang salah, Aku minta maaf)

POSSESSIVE BROTHERS (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang