PB-20

19.2K 1K 79
                                    

"Em Aca naik ke atas dulu ya, Ma!" kata Aca langsung lari naik ke atas.

“Aca jangan lari!” seru Faro. Aca memberikan jempolnya.

"Vino, Faro adik kamu kenapa?" tanya Mama Alexa kepada Faro dan Vino. Entahlah, sikap Aca sedikit aneh.

"Makanya itu Ma! Mama merasa kan kalau Aca  agak aneh. Tapi Mama tenang aja detektif upin dan ipin akan mencari tahu apa yang terjadi!" ujar  Vino sambil menirukan upin. Lalu melirik Faro.

Faro menatapnya dan seakan berkata “apa”

“Aelah. Peka napa! Gue peragain Upin, lo peragain ipin!”

“Jijik.” Faro menatap Vino.

“Faro pengen tak bunuh!” Mama Alexa terkikik geli.

"Yaudah cari tahu sana. Tapi sekarang kalian naik ke atas mandi dulu sana! Bau kalian udah kayak belacan," kata Mama sambil menutup mulutnya dan mengibaskan tangannya seakan mengusir mereka berdua padahal mereka berdua sama sekali tidak bau. Malahan harum.

"Wangi juga," kata Faro dan Vino kompak sambil berjalan ke atas.

Sedangkan di kamar, Aca duduk di meja riasnya sambil memikirkan bagaimana caranya menghilangkan bekas merah ini. Tak mungkin kan ia memberi tau keluarganya bisa jadi masalah besar buat geng the princess, yang merupakan kakak kelasnya itu.

Belum sempat ia selesai mikir, Vino tiba-tiba saja nyelonong masuk ke kamarnya dan hal itu membuat Aca panik.

“AAAA!”

"Aca kok merah? Kenapa ini? why honey bunny sweety? siapa yang bikin Ca?” tanya Vino tiba-tiba membuat Aca semakin panik.

"MAMA LIAT ACA!!" teriak Vino mengelegar. Mama dan Faro terkejut bukan main bahkan karena teriakan Vino, Vano, Niko dan Papa yang sedang membahas urusan bisnis ikut kaget.

"VINO JANGAN TERIAK-TERIAK INI BUKAN HUTAN, NAK!" teriak Mama yang belum melihat Aca.

"MAMA JUGA TERIAK!" balas Vino lagi sambil teriak lagi.

"Udah-udah.” Papa Bayu menengahi.

“Kamu kenapa teriak-teriak Vino?" tanya Papa.

"Lihat muka Aca, Pa," ujar Vino. Sontak semuanya melihat ke Aca. Yang dilihat hanya pasrah sajalah.

 "ACA INI KENAPA?!" teriak Mama saat melihat bekas tamparan di pipi Aca.

"Emm tadi ada nyamuk Ma. Jadi aku pukul keras banget!" ujar Aca berbohong. Tapi perkataan Aca tidak logis menurut mereka. Masa iya sampai lecet gitu. Emang nyamuknya segede apa?

"Sayang jangan bohong, ya," ujar Papa sambil menangkup pipi putrinya itu.

"Aku gak bohong, Pa." Bohong Aca lagi. Ia hanya tak ingin terjadi sesuatu yang buruk kepada geng the princess walaupun mereka jahat pada dirinya.

Mereka menghela napas. Yasudahlah, jika Aca tak mau jujur, maka mereka sendiri yang akan mencari tahu. Mereka yakin jika ada yang menampar Aca. Dan jika mereka sudah menemukan orangnya, siap-siap saja.

"Yaudah Mama obatin ya," kata Mama. Aca mengangguk.

"Ayo ke atas Ma!" kata Aca.

"Mama ambil obatnya dulu, kamu duluan aja ntar Mama nyusul!" kata Mama dan Aca pun segera naik ke atas.

"Kalian berempat cari tau siapa pelakunya. Papa tahu Aca bohong," kata Papa lalu langsung pergi ke kamar Aca.

"Kalian berdua satu sekolah sama Aca. Ada apa dengan Aca?" tanya Vano kepada Faro dan Vino.

POSSESSIVE BROTHERS (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang