Faro dan Vino sampai disekolah SMA ZAFHAN. Ini adalah sekolah milik teman Faro dan Vino yaitu, Nathan.
Faro dan Vino memiliki dua teman yang bernama Nathan dan Lio. Mereka berdua adalah sahabat Faro dan Vino sejak SMP. Nathan dan Lio memiliki sifat yang sama persis seperti Faro dan Vino. Yang satu bobrok, yang satu lagi dingin bukan main. Kalau kata anak-anak SMA ZAFHAN, namanya sahabat. Sifatnya pasti mirip juga lah.
Faro dan Vino turun dari mobil yang sama. Mereka berdua memang selalu berangkat bersama. Tapi kadang mereka berdua berangkat terpisah jika Faro sedang malas mendengar ocehan Vino.
Tak lama kemudian, dua mobil muncul di halaman sekolah SMA ZAFHAN. Pemilik mobil itu langsung keluar dari mobil mereka masing-masing. Mereka adalah, Nathan dan Lio. Keduanya langsung berjalan menghampiri Faro dan Vino.
Nathan dan Vino bertos ria sedangkan Faro dan Lio hanya diam.
“Rame bener yak!”
“Hm,” balas Faro.
“Hm ham hm, mulu lo!”
“Suka-suka gue!”
"Yaudah ayo masuk,” ajak Faro dengan suara dinginnya.
“Hello broo!” sapa Nathan sambil mengajak Faro bertos ria, tapi malah dibalas toyoran kepala dari Faro.
“Ish, temen jahat!”
Diperjalanan mereka berempat, tentu diisi dengan gosip-gosip anak-anak. Sedangkan Vino dan Nathan asik bersiul ketika melihat adik kelas mereka yang cantik. Jika kamu berpikir Vino dan Nathan merupakan playboy, jawaban kamu benar, tetapi jika kamu berpikir Faro dan Lio playboy juga, jawaban kamu salah. Faro dan Lio adalah orang yang tak suka berpacaran mereka berpikir jika suatu saat pasti akan ada perempuan yang berhasil memenangi hatinya tetapi bukan sekarang.
"Cakep banget yak! kapan gua bisa jalan ama mereka."
"Halah, tak usah mimpi anda entar jatuh sakit."
"Lio, prince kuuuu"
"Faro makan apa sih huhuhu. Mukanya mulus amat jadi minder gua.”
"Nathann aku padamu sayang.”
"Vino duniakuuu.”
“Operasi plastik kah mereka?”
“Mulut kau! Rem sikit!”
“Bercandanya aku.”
“Gak lucu, hei!”
Itulah gosip-gosip anak-anak. Paling yang membalas hanya Vino dan Nathan sedangkan Faro dan Lio hanya memasang wajah datar mereka.
Sedangkan di sekolah Aca ...
"Hua, teman-teman hari ini, hari terakhir Aca disini hua!!"
“Apa?!”
“Gak usah kau bercanda, Ca. Gak cocok kau jadi youtuber!”
“Hahaha, lucu!”
“Ges, ada yang nampak kamera?”
“Aca gak bercanda, loh!”
“Lah, serius kau ternyata?”
“Iyalah woi!”
“Mulut kau, Ca! Tak sambel nanti.”
Sekelas terdiam seketika. Lalu sepersekian detik kemudian ...
Mereka semua menangis bagaimanapun selama ini di kelas, Aca selalu jadi penghibur mereka tapi sekarang Aca mau pindah sekolah. Guru-guru bahkan ikut menangis juga. Walaupun Aca murid yang polos, tetapi dia pintar dan saking polosnya itu membuat kadang-kadang guru-guru dibuat kesal dengan kepolosannya itu.
“Jangan lupain aku ya dedek manis,” ucap Aron alay.
Aron adalah sahabat laki-laki Aca di sekolahnya. Aron itu alay tapi lucu. Mukanya juga imut dan Aca sangat suka sekali mencubit pipinya. Membuat pemilik pipi hanya bisa mendengus ketika Aca mencubit pipinya. Eits, jangan salah. Pipi gembul milik Aron hanya boleh dicubit oleh Aca. Karena kata Aron, kuku cewek-cewek lain tajem bener kek mulut tetangga. Sedangkan kuku Aca itu pendek, karena Aca selalu memotong kukunya dengan teratur.
“Iya Aron, Aca gak akan lupain Aron,” kata Aca. Mereka berdua memeluk layaknya teletubbies.
“Udah kali, Ron. Si Aca udah sesek tuh!” teriak salah satu teman Aron.
“Bising lo!”
“Ca, jangan lupain gue yak!”
“Gue juga ya, Ca. Awas kau lupain kami. Tak goreng kau, ntar,” ujar salah satu anak di kelas membuat Aca bergidik ngeri. Masa Aca digoreng, sih?! Gak elit banget.
***
Kini waktunya mereka semua pulang. Teman-teman Aca hanya menatap Aca sendu. Rasanya mereka semua tak mau berpisah dengan Aca. Tapi ya, bagaimana lagi.“Aca pamit ya teman-teman!”
“Hati-hati, Ca!”
“Ingat kata-kata gue ya, Ca. Tak goreng nanti kalau you lupain aku!” Aca memutar bola matanya malas.
“Bye mang!”
“Bye, Ms!”
“Bye, Aron!”
“Bye, Sir!”
“By-“
“Pulang gak lu, Ca?! Pulang! Sebelum ni sepatu mendarat dengan sempurna di pala lo?!” kata salah satu orang yang sudah jengah dengan kelakuan Aca. Mau sampai kapan dia mengucapkan selamat tinggal? Sampai dirinya menikah?!
“Ampun!! Bye semuaa! Macan ngamukk!”
“Capek gue!”
***
"Halo, semuanya! Asya pulang!" kata Asya yang dibalas deheman oleh Papa, Mama. Sedangkan yang lain belum pulang. Tak lama, Aca, Vino, Faro, Niko, dan Vano sampai di mansion."Hai semuaa,” kata Aca riang.
"Semua sudah pulang ya,” kata Mama sambil melihat anak-anaknya.
“Engga, mak. Anakmu belum balik. Masih di sekolah kami,” ujar Vino jengah, Jelas –jelas mereka sudah di hadapan mama. Nanya lagi. Kita udah pulang atau belum.
"Sudah-sudah. Mari kita makan.”
***
Selesai makan, ada seorang gadis yang duduk ditaman sambil melihat bunga-bunga yang indah. Gadis itu adalah Aca. Ketenangan itu hanya bertahan sebentar, sebelum akhirnya datang si Asya yang membuat ketenangan itu hilang seketika.“Hai, Aca!” sapa Asya pura-pura ramah.
“Hai, Kak!” sapa balik Aca.
“Aku pengen ngomong sesuatu, boleh?”
“Boleh, Kak. Ngomong aja, gak perlu izin kok.” Aca tersenyum manis sembari menatap Asya yang juga menatapnya balik sambil tersenyum.
“Terima kasih.” Aca hanya tersenyum. Ia tak menyangka jika Asya sangat ramah ternyata. Kenapa ya, 4 brothers terlihat sangat membencinya. Sepertinya hal ini perlu ia tanyakan.
"Aca, seharusnya bukan kamu yang disini. Tetapi aku,” ujar Asya tiba-tiba membuat Aca menoleh menatap Asya bingung.
"Maksud kakak apa?"
***
Dukung aku dengan cara, Vote and Comment.
Jika mau bisa follow juga wattpad ku.
Wattpad ku: Hellokittygirll
(Jika ada typo atau penggunaan tanda baca yang salah, Aku minta maaf)
KAMU SEDANG MEMBACA
POSSESSIVE BROTHERS (TERBIT)
Teen Fiction[ SUDAH TERBIT ] Allisya Salsabilla Matcha Alexander, itu namanya. Gadis yang dititipkan di Panti Asuhan oleh keluarganya. Setelah diambil kembali dari Panti Asuhan, mereka tidak akan membiarkan siapapun untuk mengambil permata mereka. "Ini Kisah Ke...