Asya tersenyum manis dsengan mata yang berbinar-binar. Suasana hatinya berubah menjadi berbunga-bunga. Padahal tadi suasana hatinya sedang sangat buruk. Tapi berubah seketika hanya karena four brothers sudah memaafkan dirinya dengan cepat. Sekarang, ia hanya perlu melakukan rencana jahatnya yang suda ia persiapkan dari jauh-jauh hari.
Asya tersenyum jahat. Sedangkan Vino tersenyum sinis. Baru saja dimaafkan, tapi sudah nampak sekali mau melakukan sesuatu yang jahat. Cih, gampang tertipu.
"Yaudah, sekarang kami mau main. Asya mau ikut gak?" tanya Vino sambil tersenyum manis. Sedangkan yang disenyumi sangat senang sekali.
"Mau kok! Aca ikut juga ya!” kata Asya sambil memegang tangan Aca.
Aca tersenyum happy. Ia senang karena mereka semua sudah memaafkan Kak Asya. Tapi kenapa menurut Aca ada yang aneh ya? Ah, sudahlah. Hal itu tak perlu dipikirkan.
“Ayo!”
***
Kini mereka berkumpul di ruang keluarga. 4 brothers terus berusaha untuk tersenyum manis, sebenarnya mereka tak mau tetapi ini untuk menjalankan rencana mereka yaitu, membuang parasit. (Parasit=Asya).“Kita main petak umpet, ya.”
"Yaudah, Aca yang hitung, ya,” ujar Niko yang diangguki oleh Aca.
“Oke Kak!”
Kini semuanya kecuali Aca sedang mencari tempat bersembunyi. Sisa Asya saja yang masih belum menemukan tempat bersembunyi. Vino tersenyum simpul, lalu menjalankan rencana selanjutnya.
“Asya? Belum dapat tempat bersembunyi?” tanya Vino. Asya menoleh lalu menganggukkan kepalanya sembari tersenyum manis sekali tapi dimata Vino, itu adalah senyuman yang menjijikkan.
"Asya sembunyi dekat situ aja, dekat meja itu,” ujar Vino menunjuk meja itu.
"Okey Kak!”
"Oke, Aca cari ya!" kata Aca setelah selesai menghitung.
"Kak Vino dapat, ih Kak Niko gak pandai sembunyi, Kak Faro nampak kakinya, Kak Vano ayo keluar, Kak Asya nampak rambutnya," kata Aca sambil menarik orang-orang yang udah dapat.
Kini giliran Faro yang menjalankan rencananya. Saat Asya keluar dari persembunyiannya, Faro menedang guci yang ada di dekat Asya tapi sayangnya Asya tidak melihatnya.
PRANG!!
Hancur sudah guci tersebut padahal itu adalah guci kesayangan Mama Alexa. Bukan tanpa alasan Faro menendang guci tersebut. Alasan Faro menendang guci tersebut yaitu, untuk membuat seolah-olah Asya yang membuatnya."Asya! Lo kalo gak suka kalah, gak usah nendang guci mama!" bentak Niko. Setelah Faro, kini giliran Niko dan Vano yang menjalankan rencana selanjutnya.
"Bukan-bukan. Bukan Asya yang buat serius," kata Asya sambil menggelengkan kepalanya berulang kali.
"Ck, jadi siapa yang buat hah?!" kata Vano ikut menyudutkan Asya.
Asya mulai menangis, memang bukan dia yang menendang guci tersebut hingga pecah. Ia tak tau apa-apa.
"Bukan-bukan Asya.” Asya membela dirinya lalu ia mulai mengeluarkan tangisannya. Aca kasihan melihatnya.
"Udah kak! Jangan marahin Kak Asya lagi," bela Aca sambil memeluk Asya. Yang dibela hanya diam dan menangis di pelukan Aca.
Baru saja Vino akan ngomong, tiba-tiba saja terdengar suara seseorang yang berhasil membuat Asya mematung dan 4 brothers senang.
"Yaampun!! Siapa yang memecahkan guci kesayangan mama?!" bentak Mama sambil melirik semua orang. Semua orang hanya terdiam.
Yang ditendang Faro adalah guci kesayangan Mama. Semua orang tak berani menyentuh guci tersebut. Karena takut Mama marah, bahkan maid di mansion saja tak berani membersihkan guci tersebut. Jadi selama ini Mama lah yang selalu membersihkan guci tersebut bukan maid. Karena jika ada yang berani menyentuhnya, maka siap-siap lah kena amuk.
***
Dukung aku dengan cara, Vote and Comment.
Jika mau bisa follow juga wattpad ku.
Wattpad ku: Hellokittygirll
(Jika ada typo atau penggunaan tanda baca yang salah, Aku minta maaf)
KAMU SEDANG MEMBACA
POSSESSIVE BROTHERS (TERBIT)
Teen Fiction[ SUDAH TERBIT ] Allisya Salsabilla Matcha Alexander, itu namanya. Gadis yang dititipkan di Panti Asuhan oleh keluarganya. Setelah diambil kembali dari Panti Asuhan, mereka tidak akan membiarkan siapapun untuk mengambil permata mereka. "Ini Kisah Ke...