Kini Aca sedang ditangani oleh pihak rumah sakit. Vano terdiam sebentar. Lalu duduk di kursi yang sudah disediakan. Ia mengusap wajahnya kasar. Kenapa? Adiknya baru saja kembali. Tapi sudah dapat musibah seperti ini.
Vano menunduk. Matanya mulai berkaca-kaca. Tangannya dibiarkan mengacak rambutnya. Tak lama Vano mulai menangis sejadi-jadinya. Ia merasa hancur, ia merasa tak berguna menjadi kakak. Padahal ini hanya kebentur loh. Dan Vano tak mengerti kenapa ia tiba-tiba menjadi cengeng seperti ini.
Tak lama kemduian datang Mama, Papa, Niko, Faro, Vino dan Asya. Semuanya tampak panik kecuali Asya.
"Bagaimana anakku?" Mama berucap sebelum kegelapan melandanya secara tiba-tiba.
"Mama!!" teriak Vino. Setelah teriakan Vino, datang suster sambil membawa Mama keruangan agar diperiksa dokter, Papa pun ikut. Sedangkan yang lainnya tetap disini.
Vano, Niko, dan Faro hanya terdiam sembari menahan kepanikan. Asya terdiam, lalu tiba-tiba muncul ide dalam otaknya. Ia berjalan pergi ke arah kantin rumah sakit lalu kembali dengan tiga botol berisi air.
“Ini! Buat kalian!” Asya menyerahkan tiga botol air itu kepada Vano, Niko dan Faro. Tapi tak direspon oleh mereka. Mereka semua hanya diam tanpa mau mengambilnya. Hal itu membuat Asya kesal.
Asya menarik kembali tangannya yang memegang tiga botol air itu. Ia berjalan mendekat ke arah tong sampah lalu membuangnya dan berjalan kembali ke arah Vano, Niko, dan Faro dengan perasaan kesal.
Tak lama setelah itu, dokter keluar dari ruangan Vano, Niko dan Faro sontak berdiri lalu langsung bertanya bagaimana keadaan Aca.
"Ba-bagaimana keadaan Aca?" tanya Niko. Ia menahan tangisnya yang sudah hampir keluar hanya karena takut Aca kenapa-kenapa dan ditambah Mamanya yang pingsan tadi.
"Syukurlah cepat dibawa kesini. Benturan dikepalanya sangat keras tapi untungnya cepat diobati sehingga keadaan Nona Aca tidak apa-apa. Sebentar lagi pasien akan sadar," kata dokter panjang lebar tetapi agak sedikit takut karena tatapan dari menyeramkan dari mereka semua kecuali Asya pastinya.
"Pindahkan ke VIP room," kata Niko tegas tanpa adanya keraguan.
"Baik!" seru dokter.
Setelah dipindahkan, Vano, Niko, dan Faro langsung menerobos masuk tanpa memperdulikan Asya di depan. Dan hal itu membuat Asya kesal denga mereka semua untuk kedua kalinya.
Vano, Niko dan Faro yang melihat Aca terbaring di brankar rumah sakit menghela napas lega. Mama, Papa, dan Vino masuk ke kamar Aca. Mama Alexa sudah sadar dari pingsannya dan langsung memaksa untuk menemui Aca.
"Bagaimana keadaan Aca, Vano?" tanya Mama yang sudah sadar dan sudah tenang.
"Sebentar lagi sadar Ma. Mama tenang ya." Vano mengusap lembut punggung Mamanya dan mengecup kening Mamanya.
"Sebenarnya siapa yang men-" ucapan Papa terpotong karena terdengar lirihan dari seseorang.
Mereka semua otomatis melirik ke arah brankar karena suaranya berasal dari brankar. Terkejut karena ternyata itu adalah suara Aca. Sontak mereka mendekat ke arah brankar.
"A-air.” Aca berucap hampir terdengar seperti bisikan tapi untungnya ada yang masih mendengar suaranya.
Faro langsung saja mengambil air untuk Aca dengan secepat kilat. Aca meminum air tersebut dibantu oleh Faro. Setelah minum, Mama langsung berjalan mendekati Aca.
"Aca sayang, apa ada yang sakit Nak?" tanya Mama sambil mengusap tangan Aca dengan lembut.
"Kepala Ma," ucap Aca kecil. Mama sontak mengusap kepala Aca pelan.
Baru saja Mama ingin berbicara lagi, Papa sudah memotongnya. Dan perkataan Papa mampu membuat tubuh Asya menegang seketika.
"Nak, siapa yang membuat mu seperti ini?" tanya Papa. Terdengar lembut tapi tetap tegas.
Aca ingin sekali menjawab bahwa Kak Asya lah yang sudah mendorongnya tapi tatapan Asya yang mengerikan itu menatap ia tajam seakan mengatakan jika kamu tak boleh mengatakan jika aku yang membuatnya.
"Aca terjatuh sendiri pa," bohong Aca. Asya yang mendengarnya pun bernapas lega dengan pelan agar tak didengar oleh siapapun.
Tapi sayangnya Niko mendengar Asya bernapas lega. Bagaimana dong?
***
Dukung aku dengan cara, Vote and Comment.
Jika mau bisa follow juga wattpad ku.
Wattpad ku: Hellokittygirll
(Jika ada typo atau penggunaan tanda baca yang salah, Aku minta maaf)
KAMU SEDANG MEMBACA
POSSESSIVE BROTHERS (TERBIT)
Teen Fiction[ SUDAH TERBIT ] Allisya Salsabilla Matcha Alexander, itu namanya. Gadis yang dititipkan di Panti Asuhan oleh keluarganya. Setelah diambil kembali dari Panti Asuhan, mereka tidak akan membiarkan siapapun untuk mengambil permata mereka. "Ini Kisah Ke...