PB-4

41.4K 2K 28
                                    

"Mengapa? Sebelum dia tinggal di rumah kami, saya butuh alasan jelas. Saya tak sudi ada orang asing dan orang licik berdekatan dengan saya!" ucap Vano sambil menekankan kata orang licik.    

Sedangkan yang dibentak mulai berkaca-kaca sambil mengeluarkan air mata buayanya. Hal itu membuat Oma naik pitam.

“Kenapa kalian kayak benci banget sama A—asya?” tanya Asya yang sudah menangis.

“Karena lo pantas dibenci!” 

"Vano! Bisakah kamu bersikap kepada Asya dengan baik? Bayu ajarkan anak kamu tata krama untuk berbicara sopan!” marah Oma dengan suara keras.

Baru saja Papa ingin berbicara tetapi Vino memotongnya.

"Ck, yang harusnya bersikap sopan adalah anda, nenek tua. Rumah kami bukan tempat penampungan,” Balas Vino sambil menekan kata anda.

“Betul.”

 "Sudah-sudah jangan ribut. Biarkan Oma kalian berbicara apa alasannya Asya harus tinggal di mansion kalian,” ujar Opa dengan suara tegas.

"Baik, alasan Oma meminta Asya tinggal di mansion kalian, karena Oma ingin mempererat persaudaraan kalian semua agar seperti dulu lagi,” kata Oma.

 "Cih!” 

“Untuk apa mempererat hubungan dengan orang licik?”

"Sudah-sudah kita biarkan Asya tinggal dirumah kita tetapi Bu, kalau Asya berbuat sesuatu yang membuat semua orang di mansion kami merasa tak nyaman, Asya harus kembali tinggal di rumah Ibu,” kata Papa Bayu final tak boleh digugat.

"Tid—“ ucapan Niko terpotong karena melihat Aca yang mencubit pinggangnya sambil menatapnya.

Setelah selesai beradu argumen tadi, kini Bayu dan keluarganya sudah mau pulang dengan Asya yang kini ikut.

"Baik-baik disana ya, Asya. Oma akan merindukan kamu.” Oma  memeluk Asya erat lalu mengelus rambut Asya.

“Ya Oma. Asya juga akan rindu sama Oma!” Asya tersenyum fake.

"Ck, aku tak pernah merindukanmu. Aku hanya memanfaatkamu nenek tua. Sekarang aku tinggal memusnahkanmu wanita kecil,” batin Asya lalu melirik sekilas Aca.

 Di dalam mobil terdapat suasana canggung karena adanya Asya.

"Om, Tante aku tak apa kan tinggal bersama kalian?” tanya Asya sok akrab.

"Tak apa,” jawab Mama dan Papa serentak.

"Sebenarnya tak boleh Asya!!” batin sekeluarga kecuali Aca yang duduk disamping Niko.

Sesampainya di mansion ...

"Nah, kau tidur dikamar samping Faro itu sudah dibersihkan,” kata Mama kepada Asya sambil menunjukkan kamarnya Asya.

 "Terima kasih Tante maaf ngerepotin,” kata Asya dengan senyuman sok manisnya.

“Mama!” Faro marah saat kamar Asya berada di samping kamarnya.

“Faroo!”

Dibalas Mama dengan senyuman manis. Menurut Mama Alexa, Asya itu cantik hanya saja hatinya licik itu yang membuat 4 brothers  tak suka kepadanya.

Semuanya berlalu ke kamar masing-masing untuk istirahat karena sudah larut. 4 brothers hanya berharap Asya tidak melakukan sesuatu yang bisa membahayakan adik kesayangan mereka yaitu, Allisya Salsabilla Matcha Alexander.

Pagi yang cerah, kini Keluarga Alexander berada di ruang makan untuk menikmati sarapan.

"Pagi Tante, pagi Om dan pagi kakakku,” sapa Asya dengan suara yang sok imut. Sapaannya hanya dibalas senyuman manis oleh Mama Alexa dan deheman dari Papa Bayu dan 4 brothers.

 Tak lama setelah datangnya Asya, turunlah Aca dengan seragam sekolah yang berbeda dengan Vino dan Faro. Sedangkan Asya, dia berbeda sekolahnya dengan twins karena  twins tak mau satu sekolah dengannya.

 "Pagi Mama Papa, Kak Asya, dan Abang-abang,” sapa Aca sambil mengecup pipi para anggota keluarga kecuali Asya.

"Cih, bersenang-senang lah dulu. Akan ada saatnya kau menderita Aca," batin Asya sambil tersenyum licik.

“Pagi sayang,” balas serentak dari Papa, Mama dan 4 brothers.

"Pagi too Aca,” balas Asya sambil tersenyum sok manis.

 "Hari ini hari terakhir kamu sekolah di sekolah lamamu. Besok kamu akan satu sekolah dengan Vino dan Faro ya,  cantik,” ujar Mama Alexa panjang lebar.

"Ya Mama,” kata Aca dibalas dengan senyuman indah Mama.

 "Oh ya Ma. Aku mau berangkat pakai angkot aja karena dekat dengan sekolah. Kak Asya berangkat bareng abang aja.”

 "Gak usah biar abang antar a—“ ucapan Niko terpotong karena tatapan menggemaskan dari Aca.

Pweasee.” Aca memberikan puppy eyes ke Niko.

 "Huh! baiklah tapi besok kau harus berangkat dengan kami.”

"Siap bos.” Aca memberi hormat kepada Niko yang mengundang gelak tawa kecuali Asya yang hanya tersenyum sok manis.

Sesuai dengan perintah Aca, kini Niko mengantarkan Asya ke sekolahnya. Lihatlah nanti. Mobil ini akan Niko buang. Tak mau lagi ia menyimpan mobil yang sudah diduduki oleh dia.

"Terima kasih sudah mau mengantarku!” 

"Cih, tak usah berterimakasih. Jika bukan karena perintah Aca, aku tak akan sudi mengantarmu menggunakan mobilku.”

"Ingat kalau bukan karena Oma jangan mengharapkan kasih sayang dari kami,” kata Niko membalas ucapan terimakasih Asya dengan menohok.

***
Dukung aku dengan cara, Vote and Comment.
Jika mau bisa follow juga wattpad ku.
Wattpad ku: Hellokittygirll
(Jika ada typo atau penggunaan tanda baca yang salah, Aku minta maaf)

POSSESSIVE BROTHERS (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang