PB-19

17.4K 899 48
                                    

Aca terkejut. Tubuhnya bergetar ketakutan.  Fiona menatapnya datar.

"Oh, ini si cabe-cabean yang sok cantik sama prince kita," ujar Julia lalu menatap Aca.

"Permisi Kak, saya mau ke toilet," ujar Aca sopan.

Fiona maju. Hal itu membuat Aca berjalan mundur.

Plak!

Tak mau banyak bicara, Fiona langsung menampar pipi Aca.

"Lo! Gak usah deket-deket prince atau gua bakal lakuin sesuatu yang bakalan buat lo nyesel seumur hidup," ujar Fiona sembari menekankan kata “menyesal seumur hidup”.

"Cabut girls!" teriak Fiona dan langsung pergi dari sana diikuti oleh gengnya.

“Peringatan buat, lo!” Sasya berbisik ke arah Aca lalu pergi.

Aca terdiam. Takut itu yang ia rasakan. Tangannya mengelus pipinya pelan. Rasa sakit menjalar di pipinya. Tamparan yang diberikan Fiona itu sangat-sangat keras.

Aca menatap pipinya lewat kaca di wastafel. Aca meringis melihat pipinya yang sangat merah. Oh tidak! Bagaimana ini! Abang-abangnya pasti akan marah besar jika melihat pipi Aca seperti ini.

Bagaimana ini. Aca bingung. Mana sebentar lagi jam pulang sekolah lagi!

“Oh ya! Kan aku ada masker di kelas. Aku pakai masker aja deh buat nutupin pipi aku.” Aca lalu pergi ke kamar mandi lalu pergi ke kelas.

Sampai di kelas Aca terus menunduk agar tak ada yang melihat pipinya karena tamparan tadi sangat keras membuat mukanya memerah.
Tring! Tring!

Setelah bunyi bel terdengar, siswa siswi mulai berhamburan keluar kelas sedangkan Aca masih menunduk menunggu semua orang keluar kelas. Setelah itu Aca melihat keadaan sekitar. Ia menghela napas lega ketika tidak ada lagi orang di kelas.

Tangan Aca baru saja mau memasang masker miliknya tapi tiba-tiba ...

"Aca! Maaf ya tadi aku bolos bareng Nathan hehe," kata Ellen yang tiba-tiba muncul di kelas.

Sontak Aca panik dan buru-buru memakai masker. Tapi nyatanya ia kalah cepat dengan Ellen. Gadis itu keburu melihat pipi Aca yang memerah.

"Aca muka kamu kenapa?!" tanya Ellen panik karena saat masuk ke kelas, Aca baru saja mau menggunakan maskernya.

"Emm Ellen jangan bilang ke abang ya. Tadi Aca ditampar kak Fiona," kata Aca pelan.

"Hah! kok bis-" ucapan Ellen terpotong karena suara seseorang membuat keduanya mematung.

"Apanya?” tanya Lio yang tiba-tiba masuk. Aca buru-buru memakai maskernya.

"Eh Kak Lio! Gak ada kok .Tadi kita lagi bicarain tentang kpop ya kan Ellen?" kata Aca sambil melirik Ellen. Mata Aca memohon untuk tidak membocorkan masalah pipinya.

"Iya betul!" kata Ellen.

Lio menatap Aca dan Ellen curiga.

"Aca kok pakai masker?" tanya Faro yang baru masuk bersama  dua curut lainnya. Siapa lagi kalau bukan Vino dan Nathan.

"Emmm.” Aca bingung alasan apa yang harus diberikan kepada Faro agar mereka percaya.

"Tadi Aca batuk terus gurunya suruh Aca pakai masker!" ujar Ellen mewakili Aca karena menyadari jika Aca bingung.

"Lah kutu ayam, kan lo bareng gua tadi! Kok bisa tau?" tanya Nathan bingung.

"Bisalah orang tadi gua nanya Aca ya kan Ca?" tanya Ellen dan dibalas anggukan kepala dari Aca.

“Iya tadi Aca batuk”

“Mau ke rumah sakit?” tanya Faro khawatir.

Sontak Aca menggeleng.

“Huh! Yasudah. Ayo, kita pulang.”

Sesampainya di mansion ...

"Loh Aca sakit Nak?" tanya Mama karena melihat Aca menggunakan masker.

"Enggak kok Ma!" kata Aca.

***
Dukung aku dengan cara, Vote and Comment.
Jika mau bisa follow juga wattpad ku.
Wattpad ku: Hellokittygirll
(Jika ada typo atau penggunaan tanda baca yang salah, Aku minta maaf)

POSSESSIVE BROTHERS (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang