Pengajian 7 harian azka berjalan dengan lancar serta banyak orang yang datang untuk mendoakan azka dan sheena bersyukur atas itu.
"Ini cemilannya sama minum udah tante buatin" ujar selfi.
"Makasih tante" ujar angga, alex dan kila serempak.
Sudah jam 9 malam tapi mereka masih ingin menemani sheena dan masih ingin berlama dirumah sahabatnya itu.
"Kalau kayak gini baru kerasa sepi banget ya" celetuk roni.
Kila dan fay mengangguk setuju. "Gak ada yang usil lagi"
Sheena tersenyum tipis dengan matanya yang masih bengkak. "Seharusnya ada olan kan, biar full team"
Kila langsung mengelus punggung sheena dan Sheena menyenderkan kepalanya di bahu kila. Kepalanya sudah terasa berat. Tak ada lagi yang menopang dirinya.
"Gue kangen banget" gumam angga. Sheena mendengarnya dan ikut setuju dalam hati.
"Gue baru ketemu azka pun udah ngerasa banget sakitnya jadi kalian yang udah sahabatan lama banget" sahut anna "disini gue tau, azka baik banget orangnya"
Sheena menegakkan badannya dan mengadah ke langit. Ada satu bintang yang paling terang. Sejak kepergian azka, sheena jadi selalu menyukai bintang. Ia selalu menunggu bintang hadir menemaninya setiap malam dan itu jadi mengingatkan dirinya pada azka.
"bintangnya terang banget ya" ujar angga yang membuat sheena menoleh. Angga seperti tahu apa yang sedang ia pikirkan.
"Katanya kalau orang udah pergi, dia bakal jadi bintang. Dan kalau emang bener, gue percaya kalau azka bakal jadi bintang yang paling terang" kata roni.
Sheena mengangguk. Ia bener-bener setuju dengan ucapan roni.
"Sheena" panggil seseorang.
Sheena menoleh dan melihat rizky yang berdiri di hadapannya. "Gue mau ngomong berdua boleh? Di depan, sebentar aja"
Sheena menatap kila dan fay. Seperti meminta pendapat untuk meng-iyakan ajakan rizky atau tidak.
Ketika kila dan fay sudah mengangguk, sheena berdiri lalu berjalan menghampiri rizky.
"kenapa?" Tanya sheena.
Rizky menoleh lalu menatap mata sheena. Ia tau betul banyak luka disana. Banyak kesedihan yang sheena simpan dan siapapun tak akan bisa obati itu.
Hanya waktu yang bisa.
"Gue turut berduka cita. Maaf baru bisa dateng ke pengajian azka hari ini" kata rizky.
Sheena mengangguk. "Makasih" ujarnya pelan.
"Gue minta maaf ya na. Gue tau kesalahan gue gak akan cukup kalau cuma minta maaf"
Sheena tersenyum tipis "udahlah, yang udah lalu biarin berlalu aja ky. Gak ada yang salah. Lo gak salah, gue pun begitu. Jadi gak usah merasa bersalah lagi"
Rizky benar-benar terdiam. Dia baru tau kalau ada perempuan se-tegar sheena. Walaupun dia tau sheena sedang berusaha menutupi semua kehancuran hatinya.
"Makasih ya na" kata rizky sembari mengelus pundak sheena "gue tau lo kuat. Azka itu sayang banget sama lo. Disaat terakhir dia aja, dia sempet bilang ke gue kalau gue gak boleh sampe nyakitin lo lagi"
Mendengar itu, tangis sheena pecah lagi. Rizky langsung memeluk sheena.
"Azka itu orang baik na. Seandainya lo ke taman bunga, bunga mana yang mau lo petik duluan? Pasti bunga yang paling indah kan? Azka pun gitu na. Tuhan panggil azka duluan, karena tuhan gak mau azka ngerasain sakit lagi" kata rizky sembari mengelus punggung sheena.
Rizky melepas pelukannya lalu beralih menghapus air mata sheena. "Lo kuat. Gue yakin lo bisa ngelewatin hal ini. Lo cuma butuh waktu"
Sheena mengangguk.
"Gue pamit pulang. Tetap semangat ya na. Banyak yang sayang sama lo"
Sheena menatap punggung rizky yang makin lama menjauh lalu beralih menatap bintang yang masih bercahaya paling terang.
Bahkan disaat terakhir pun,
Azka masih saja menjaga dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Astrophilia
Teen Fiction(COMPLETED) ⚠️don't copy my work⚠️ ✩ Sequel of " Can I ? " ✩ Konon katanya seseorang yang telah pergi akan menjadi bintang yang indah. "Yang pergi akan tetap pergi, walaupun kau telah menjaganya dengan begitu kuat. Yang datang pun akan datang, walau...