✩ 28

255 28 3
                                    

"Udah sampai"

Nadine menghela nafas. Menurutnya, kencannya dengan kala kali ini tidak berjalan cukup baik. "Aku baru dateng kemarin lho, Kamu gak mau masuk dulu?"

"Udah malem, besok aku mulai terbang lagi"

Nadine lagi-lagi menghela nafas. "minum kopi kesukaan kamu aja kok. Aku buatin."

Kala menoleh, "please sekali ini ajaa naja" kata nadine.

Kala hanya menghela nafas lalu mencabut kunci mobilnya dan turun. "Yes!!" Balas nadine.

"Sebentar aja" ujar kala.

Nadine mengangguk lalu dengan cepat membuka pintu rumahnya. "Iya sebentar, Aku buatin dulu ya"

Kala sempat beberapa menit di luar, tetapi setelah itu ikut masuk ke dalam. Ketika kala masuk, ia tak sengaja melihat foto-foto bersama nadine dulu.

"Foto itu udah lama banget ya?" sahut nadine sembari membawa secangkir kopi kesukaan kala. "Zaman kita SMA"

Kala meminum kopi yang sudah dibuatkan nadine. "Gimana? Enak gak? Aku udah lama banget lho gak buat itu" katanya.

Kala mengangguk perlahan. Melihat itu, Nadine langsung tersenyum lebar. "Kita masih bisa kayak gini lagi kan?" Ujar nadine sembari mengangkat bingkai foto kala dan nadine yang sedang makan gulali bersama.

Kala langsung meletakkan cangkir kopi itu. Nadine benar-benar sudah berubah, pikirnya.

"Apa karna perempuan itu, naja?!" Teriak nadine yang membuat kala berhenti saat ingin beranjak pergi.

"Afsheen Naila Pratama, SMA di jakarta dan di tahun kedua dan tahun berikutnya dia terpuruk karna sahabatnya meninggal" teriaknya lagi.

"Nadine!" Kala menoleh.

"kamu suka sama anak kecil kayak gitu?!" Sengit nadine. Ia maju beberapa langkah tepat di depan kala. "Kamu pikir aku gak tau? Kamu pikir aku mau ngelepas kamu buat perempuan setress itu?"

Kala mengepalkan tangannya "Jaga ucapan kamu nadine"

"Kenapa?! Aku bener kan! Udahlah naja, gak usah munafik. Kalau kamu tetap bertahan sama dia, kamu cuma bakal sakit hati. Apa kamu gak tahu sejauh apa aku tahu tentang dia?"

"Maksud kamu apa?"

Nadine tertawa, "perempuan itu gak akan pernah bisa geser posisi sahabatnya yang udah meninggal itu, naja. Cinta bertemu penyesalan, bukankah semakin seru?!"

"Perempuan itu udah terlalu cinta sama dia. Apa kamu gak tau kalau mereka punya rumah khusus buat kenangan mereka?" lanjut nadine.

Kala semakin mengepalkan tangannya. "Udahlah naja, aku cinta banget sama kamu. Kamu bisa kembali sama aku. Dengan kamu tetap perjuangin dia, itu sama aja kayak kamu lagi cari jarum di tumpukan jerami. Percuma, naja"

Kala sempat terdiam. Ia maju beberapa langkah dan semakin menghapus jarak antara dirinya dan nadine. "Aku bukan lagi naja yang bodoh, yang mau kembali lagi sama kamu nadine" ujar kala sembari tersenyum. Setelah mengucapkan itu, kala langsung keluar.

Ucapan kala yang sangat menusuk itu membuat nadine langsung membanting cangkir kopi yang sempat diminum kala tadi. "Enggak. gak akan semudah itu, naja."

———————————— ✩ —————————————

"Iya sebentar!!" Kata sheena sembari memakai jaket. Siapa yang dateng malem-malem gini? Pikir sheena.

Sheena membuka pintu. "Kala?"

~duk~

Kala langsung memeluk sheena. "Kenapaa??" Tanya sheena bingung.

"Gapapa. Cuma lagi kesel" balas kala.

Sheena tersenyum lalu ingin melepaskan pelukannya tapi ditahan kala. "Gak mau. Kayak gini aja dulu"

"Oke.." kata sheena sembari menepuk-nepuk punggung kala.

"Berat tau kal. Emang kaki kamu gak pegel kayak gini?" Ujar sheena lagi. Kaki kala itu kan panjang. Jadi saat memeluk sheena, kala harus menekuk kakinya.

"Enggak. Mau tetep kayak gini aja"

Sheena terkekeh "Besok mau terbang kan? kok malah gini?"

Kala langsung melepaskan pelukannya. "Gak mau terbang"

Sheena langsung ketawa lagi karna ngeliat ekspresi lucu kala "Gak boleh. Harus terbang. Kan udah tanggung jawab" sheena sedikit jinjit untuk mengelus puncak kepala kala.

Kala tersenyum. Saat melihat tawa sheena, ucapan nadine jadi tak berarti apa-apa lagi untuknya.

"Maaf soal tadi sore ya"

Sheena langsung menggeleng. "Gak usah dibahas. Aku paham"

"Jadi.. besok terbang kan! Terus kenapa masih disini? Udah malem tau" kata sheena lagi.

Kala cemberut "ngusir?"

Sheena mengangguk. "Iya! Tuan rumah sudah tidak melayani tamu"

Kala masih cemberut "yaudah pulang.."

Sheena melipat tangannya di depan dada sembari tersenyum. Kala beranjak pergi, tapi baru beberapa langkah, ia balik lagi.

Cup.

"Good night sheena" ujar kala lalu pergi.

Sheena mematung. Pipinya langsung memerah. Kala berhasil buat jantungnya marathon malem-malem.

"Kala!!!"



———————————— —————————————

Kala gemes banget, gak kuat😩
Jangan lupa vote dan comment
temen-temen❤️🥰

AstrophiliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang