✩ 15

257 25 0
                                    

Yura tampak cemberut dan misuh-misuh tak jelas saat menuju ke laboratorium bersama sheena dan mahasiswa lain di kelasnya. "lo kenapa sih? Lagi haid? Atau lagi kenapa?" Ujar sheena lalu berhenti.

"Matkul kita abis ini.."

Sheena mengernyit "kenapa.. sama matkul kita abis ini?" Balas sheena tampak berpikir. Emang ada apa sama matkul setelah ini.

"Pak asman..."

Sheena langsung tertawa "yaampun" Balas sheena lalu kembali jalan.

Yura menghela nafas, "ah gue tau nih, kenapa lo gak semangat kayak kemarin. Padahal pak asman pasti udah duduk ganteng nungguin kita di lab" ledek sheena.

"ah sheena mah"

Sheena tertawa "udahlah jodoh gak bakal kemana kok. Buat sekarang, semangat aja dulu buat ketemu pak asman. Emangnya lo gak kangen sama dia?" Ledeknya lagi.

"SHEENA!!"

Sheena langsung jalan cepat alias kabur dari yura. Tapi begitu sudah dekat lab ia kembali berjalan. Takut pak asman marah.

"Awas lo ngeledek gue lagi" bisik yura yang baru masuk lab.

"Iyaiya maaf"

"Baik semuanya. Sebelum saya mulai, kalian harus pakai APD kalian masing-masing terlebih dahulu" ujar pak asman.

Para mahasiswa mulai mengambil APD tersebut. Dari jas lab, masker dan sarung tangan.

"Kenapa kita dapet lab diujung gini sih? Emang di gedung A gak bisa ya? Ini sih enak di pak asman, soalnya deket sama ruang dosen" bisik yura.

"Ngomel terus.." balas sheena sembari memakai jas lab. Ketika sheena mau mengambil masker dan sarung tangan, kepalanya terasa berputar-putar dan sheena seperti hilang keseimbangan. Untung saja yura langsung menangkapnya.

"Eh, sheena lo kenapa?!" Tanya yura panik.

"Gapapa gapapa. Rada pusing aja gue" balas sheena.

"Serius? Lo yakin masih kuat? Lo gak ke kli—" ucapan yura terpotong saat pak asman mulai berdiri kembali.

"Ayo! Waktu kalian gak banyak!" Ujar pak asman.

"Udah gapapa ra" kata sheena kepada yura.

Yura mengangguk lalu terus memperhatikan sheena takut sheena kehilangan keseimbangan lagi.

———————————— ✩ —————————————

"Lo bawa mobil ya na?" Tanya yura sembari berjalan menuju parkiran bersama sheena.

Sheena mengangguk. "Lo mau bareng?"

"Iya. Tapi gue aja yang nyetir. Lo kan lagi gak enak badan" kata yura.

"Yaudah" balas sheena sembari mencari kunci mobilnya di tas "Mana ya?"

Sheena terus mencari kunci mobilnya yang tiba-tiba hilang. "Lo lupa kali nyimpen dimana, coba inget-inget lagi" kata yura.

Sheena terus mengingat dimana ia menyimpan kunci mobilnya. "Ah!" Sheena menepuk jidatnya. "Di jas lab. Awalnya gue taro di kantong kemeja gue tapi karena gak nyaman jadi gue pindahin ke kantong jas lab"

"Lo tunggu sini, gue ambil dulu" katanya lagi.

"Gak mau gue temenin?"

"Gak usah biar cepet. Tunggu sini ya" kata sheena lalu berlari kembali ke lab. Ia mengejar waktu karena sebentar lagi lab biasanya akan dikunci.

Sesampainya di dalam lab, ia mencari jas lab yang tadi ia pakai dan langsung mengambil kunci mobilnya. "Huft! Untung beneran gue simpen disini"

~ting~

Sheena berjalan keluar lab sembari membuka pesan dari handphonenya.

Yura: Sorry na. Gue pulang duluan ya! Abi gue masuk rumah sakit

Sheena menghela nafas lalu mengetik pesan untuk yura.

Afsheen: Hati-hati ya ra.
Semoga abi lo cepet pulih

"Kasian yura"

Sheena kembali berjalan menuju parkiran. Tapi lagi-lagi kepalanya terasa berputar dan sheena malah terjatuh.

"Hei? Lo gapapa?" Ujar seseorang yang terdengar samar di telinga sheena.

"Gapa—" kalimat sheena terpotong karena semuanya pandangan sheena menjadi..

Gelap.

AstrophiliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang