✩ End ✩

371 38 5
                                    

Saat bian menelfonnya dan mengatakan bahwa kala sudah bangun dan sudah begitu sehat—yang tentunya kebohongan semata karna kala sudah bangun dari pagi dan meminta bian untuk menelfon sheena saat malam saja agar perempuan itu dapat beristirahat—sheena langsung memutuskan pergi menuju rumah sakit tempat dimana kala dirawat.

Sepanjang perjalanan, baru kali ini sheena benar-benar merasa lega karna ia sudah tahu bahwa keadaan kala baik-baik saja. Ia sudah tahu tak akan ada hal buruk mengenai kala yang akan ia dengar nantinya.

Setidaknya kenangan buruknya tentang rumah sakit tidak terjadi lagi kali ini. Karna itulah yang paling ia takutkan jika kakinya kembali menginjak lantai rumah sakit. Ya, Semacam trauma yang tak sengaja muncul sendirinya.

Saat mobilnya sudah berhenti di parkiran rumah sakit, Hati sheena mendadak gelisah. Bukan gelisah seperti kemarin. Tapi lebih mengarah, ia tak tahu harus berkata dan bertindak seperti apa saat di depan kala nanti.

Situasinya jadi sedikit canggung. Ia keluar dari mobil dan banyak-banyak menghirup udara malam. Bukan untuk apa-apa. Hanya agar ia tak gugup saja.

Ia melangkahkan kakinya menuju lobby rumah sakit. langkahnya sempat berhenti, Lalu kembali berjalan, Lalu kembali berhenti lagi. Selalu seperti itu. Ia benar-benar merasa canggung sekali sekarang.

"Gue harus ngomong apa di depan kala nanti?!" ujarnya.

Ia kembali berjalan. Tapi kembali berhenti.

"Lagi nyetrika bu?" Ledek seseorang.

Sheena langsung menoleh dan melihat bian yang berjalan ke arahnya. "Lo sadar gak kalau lo udah mondar-mandir kayak setrika selama dua menit" ledek bian lalu tertawa.

"Jadi, Lo udah ngeliat gue selama dua menit?!" Balas sheena dengan wajah yang merah padam.

Bian makin tertawa. "emang jalanannya ada masalah ya sampe lo gak bisa gerak?" ujar bian lalu menunduk seolah memastikan jalanan tersebut memang bermasalah atau tidak.

Sheena langsung memukul lengan bian "please lupain!!"

"Iya-iyaa" kata bian sembari berusaha menahan tawanya "kenapa gak naik? kala udah bangun daritadi lho"

"Gue gak tauu mau ngomong apaa biiii"

Bian tersenyum lebar. 'Gemes banget' batinnya.

"Jadi gue harus ngomong apa sama kala, biii?!" Tanya sheena.

Bian sedikit menunduk lalu mengacak rambut sheena "bilang aja apa yang mau lo bilang sheena"

"Gak bisaaaa" balas sheena lalu menutup wajahnya "gue harus siapin mental dulu deh. Kalau gitu, Gue mau ke taman aja. Jangan bilang kala kalau gue di taman ya bi"

"Lo gak takut sendirian di taman?" Tanya bian.

Sheena menggeleng. "Taman di rumah sakit ini terang banget kok. Tuh buktinya" tunjuk sheena. Taman itu memang benar-benar dipenuhi banyak lampu.

"Bye bian!! Thankyou udah jagain kala" kata sheena lalu berjalan menuju taman rumah sakit.

"Inget yaa! Jangan bilang kala!" Teriak sheena dari jauh.

Bian terus menatap sheena sembari tersenyum lalu mengetikkan sesuatu di handphonenya.

Setelah mengetik, ia kembali melihat arah yang tadi dituju sheena.

Sepertinya, ia juga harus banyak meminta pengampunan dosa. Karna sejak kemarin sampai hari ini, ia terpaksa memilih berbohong untuk melihat kebahagiaan dari orang yang ia cinta.

AstrophiliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang