✩ 39

179 23 0
                                    

Cuaca menjadi tidak terkendali, petir yang sesekali menyambar dan kilat yang terus bermunculan membuat sheena sedikit khawatir dan takut.

'Kala masih terbang di cuaca buruk kayak gini gak ya?' Batin sheena yang sempat terbesit di pikirannya.

Ia juga sesekali melirik mobil dibelakangnya yang tak lain tak bukan adalah mobil bian. Laki-laki itu memaksa untuk tetap mengikuti mobilnya sampai rumah karna melihat cuaca yang sedang buruk ini.

Sheena tersenyum tipis tatkala melihat mobil dibelakangnya. Jika boleh jujur, perkataan bian tadi benar-benar membuat hatinya lega.

~kring~

Sheena mengangkat telfon yang sudah tersambung ke radio mobilnya.

"Haloo. Jadi ternyata ini semua kerjaan lo sama bian ya ra! Mana sepupu lo? Katanya udah landing tapi sampe sekarang gue gak ketemu tuh" ledek sheena.

"Lo dimana?" Tanya yura tanpa basa-basi.

"Ini lagi nyetir arah pulang. Udah deket rumah sih"

"Bian masih sama lo gak? Kok dia gak angkat telfon gue?"

Sheena melirik kaca spionnya "masih. Dia ngikutin mobil gue dari belakang. mungkin handphone bian lowbatt kali, jadi gak bisa angkat. Ada apa ra? Kok nada bicara lo kayak gemeter gitu sih?"

"Tapi lo harus janji sama gue. Jangan panik"

Sheena terkekeh "kenapa? kalau lo bilang jangan panik yang ada gue makin panik nih. Ada apa sih?"

"Lo tau nama maskapai kala gak?"

"Gue gak tau. Kenapa sih ra? perasaan gue jadi gak enak" balas sheena.

Mobil sheena berhenti mendadak yang membuat bian yang dibelakangnya bingung. Ini belum sampe rumah, kok sheena berhenti?, pikir bian.

Cukup lama mobil sheena berhenti dan sama sekali tak bergerak. Bian jadi khawatir dan takut sheena kenapa-kenapa.

Bian langsung meraih payung yang selalu ia simpan dibawah jok mobilnya dan langsung turun.

Bian mengetuk kaca mobil sheena berkali-kali tapi sheena diam saja. Ia membuka pintunya yang untungnya tidak sheena kunci.

"Kenapa na? Lo sakit?! Kok berhenti mendadak?" Tanya bian yang berjongkok agar sejajar dengan sheena.

Sheena menoleh dengan pipi yang sudah basah karna menangis. "Lho kenapaa??" Tanya bian yang makin khawatir "ada yang sakit?! apa yang sakit?!"

"Yura yu—" kalimat sheena berhenti karna perempuan itu kembali menangis.

"Yura? Kenapa yura?" Tanya bian yang sudah tidak peduli baju belakangnya basah.

"Yura bi-bilang penerbangan dari bandung ke palembang hilang kontak" ujar sheena yang akhirnya bisa menyelesaikan kalimatnya.

Bian terkejut. "Yura bilang gak maskapai apa yang hilang kontak?!"

"w***s air"

Bian benar-benar terdiam. Wajahnya memucat. "Itu bukan maskapai kala kan bian?! bilang sama gue kalau kala gak terbang hari ini" kata sheena.

Bian berdiri "lo tenang dulu. Lo harus percaya kalau kala bakal baik-baik aja"

"Kita harus mastiin, bian. Please, kita ke bandara sekarang" balas sheena.

Bian mengangguk. "Sebentar, gue pinggirin mobil gue dulu. Lo pindah ke samping. Gue aja yang nyetir. jangan pergi sendiri. Tunggu gue"

Sheena mengangguk lemah lalu menunggu bian sembari pindah duduk ke samping.

Sheena terus gelisah sembari mengepalkan tangannya sampai tak sadar buku-buku kukunya memutih.

Tak lama kemudian, bian masuk. Setengah kemejanya sudah basah. Mereka berdua sama-sama kacau sekarang. Tak hanya sheena yang khawatir melainkan bian juga. Kala ini sahabat satu-satunya bian. Yang paling bisa ngertiin bian. Maka dari itu, bian bisa bertaruh apa saja agar kala bahagia. Sheena saja ia relakan.

Tak ada yang berbicara selama perjalanan kembali ke bandara. Keduanya sibuk dengan pikiran masing-masing. Menolak semua pikiran buruk tentang kala.

~kring~

Yura kembali menelfon.

"Iya kenapa ra?" Balas bian.

"Oh lo udah berangkat bareng sheena? Yaudah. Gue pikir tadi sheena berangkat sendiri. Jadi gue khawatir. Gue juga lagi otw nih"

"Lo naik apa ra? Bawa mobil sendiri?" Sahut sheena yang juga khawatir kalau yura nyetir sendiri.

"Engga, gue naik taxi. Gue gak berani na. Kilatnya bener-bener nakutin banget"

"Hati-hati ya ra" sahut bian.

"Iya bian. Lo berdua juga hati-hati ya. Tetep pikir positive kalau kala baik-baik aja. Nanti gue telfon lagi kalau udah mau sampe" balas yura lalu mematikan panggilannya.

Sheena menghela nafas. Selalu ada saja masalah yang datang disaat masalah sebelumnya baru saja selesai.

"Lo gak mau pake hoodie gue? Kemeja lo udah setengah basah gitu, nanti masuk angin" kata sheena saat mobil berhenti karena macet.

"emang hoodie lo muat sama gue?"

Sheena mengangguk. "Ini oversize kok. motifnya juga netral bisa buat cewe atau cowo. Gue emang sengaja tinggalin di mobil buat cadangan"

Sheena meraih hoodie itu lalu memberikannya pada bian. Sheena sempat memalingkan muka saat bian membuka kemejanya lalu memakai hoodie itu.

"Makasih ya na" kata bian "ternyata hujan bener-bener bisa bikin macet ya"

Sheena mengangguk. Mereka berusaha mencairkan suasana di dalam mobil agar pikiran buruk mereka tentang kala bisa menghilang.

Cukup lama mereka di perjalanan, Akhirnya mereka sampai di bandara. Sedangkan hujan belum juga berhenti sampai saat ini.

Setelah memakirkan mobilnya, sheena dan bian turun menggunakan payung. Keadaan bandara pun benar-benar ramai sekarang. Tempat itu sudah dipenuhi orang-orang yang ingin tahu lebih lanjut tentang kabar itu.

"Bian! Sheena!" Panggil yura.

Mereka menoleh dan melihat yura yang baru turun dari taxi. "Udah ada kabar?" Tanyanya.

"Belum. Pusat informasi rame banget. Bener-bener gak ada ruang" kata bian.

"Lo gak tau contact temennya kala?" Tanya sheena yang terus berusaha untuk tidak panik.

"Ah iya! Temen kala yang pilot juga. Lo gak ada?" Sahut yura.

"Sebentar gue cari" kata bian lalu membuka handphonenya.

Bian terus mencari-cari nama seseorang di daftar kontaknya. Sementara sheena terus memperhatikan sekeliling. Ia benar-benar makin panik ketika melihat satu keluarga yang histeris kepada pihak bandara.

"Kala baik-baik aja kok na" bisik yura yang tahu isi pikiran sheena.

"Nah ini! Dhika! Dia satu maskapai sama kala. Coba gue telfon ya"

Sheena dan yura langsung serempak mengangguk serta berharap hal yang baik akan terjadi pada mereka.

AstrophiliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang