✩ 31

192 23 0
                                    

Hari-hari sheena kembali buruk. Ia jadi sering mimpi buruk karena kekhawatiran yang berlebihan mengenai peristiwa beberapa hari yang lalu. Ia juga sering memimpikan azka yang terlihat sedang kesakitan. Dan jujur, itu membuat sheena sangat down.

~tok tok~

Sheena mengadahkan kepalanya lalu sedikit meringis. Ia benar-benar pusing. Ia juga izin untuk tidak masuk kuliah hari ini.

Suara ketukan pintu itu tak terdengar lagi. Sheena pelan-pelan beranjak dari tempat tidurnya untuk membukakan pintu.

Mungkin yura, pikirnya.

"Iya kenapa ra?" Ujar sheena saat membuka pintu "lho? bian?"

"Hai"

baru saja sheena ingin satu langkah keluar, ia langsung dicegah bian. "Eh gak usah keluar, disitu aja. Gue tadi ke kampus terus ketemu yura. Katanya lo gak kuliah. Kenapa? Sakit?" Tanya bian lalu memegang dahi sheena yang sedikit hangat.

"Enggak. Cuma kurang tidur aja kok" balas sheena "masuk dulu"

Bian mengangguk lalu masuk kedalam rumah sheena. "Mau teh?" Tanyanya.

Bian mengangguk lagi. Saat sheena berada di dapur, pikiran bian kembali melayang pada satu orang yang mampu melakukan semua itu terhadap sheena.

"Ini tehnya" kata sheena lalu meletakkan cangkir itu di depan bian "baju lo kenapa? Kok merah? itu bukan darah kan?"

Bian langsung dengan cepat menutupi bajunya. Percuma, sebenarnya. Karna baju yang sedang dipakai bian berwarna putih dan noda terang seperti itu tentu langsung terlihat oleh sheena.

"Enggak. Ini ketumpahan sirup" asal bian.

Sheena mengernyit. Alasan bian sedikit tidak masuk akal. "Lo beneran gak sakit kan?" Tanya bian sekali lagi.

Sheena justru tertawa "enggak kakak bian"

Bian menghela nafas lega "syukurlah. lo gak usah banyak mikir ya! Emangnya lo mau botak kalau kebanyakan mikir?"

Sheena senyum, "tapi anak FK emang harus banyak mikir kan?" Ledeknya.

Kali ini bian yang senyum. Perkataan sheena bener juga. "Pokoknya lo harus minum vitamin. Biar tubuh lo fit"

"Oh iya ngomongin vitamin, mama gue ngirimin vitamin banyak banget. Jadi lo harus bawa pulang juga. Gue ambil bentar deh" kata sheena lalu mencari kunci mobilnya.

"Mau kemana?"

"Ambil vitaminnya di mobil. Waktu barangnya nyampe disini, pas banget gue mau berangkat kuliah jadi sekalian gue bawa aja. Eh ketinggalan"

Bian mengangguk "oh yaudah"

Sheena keluar lalu menuju bagasi mobilnya. Tapi tak ada box yang berisi vitamin. Sheena beralih menuju pintu depan dan membuka dashboard.

Selesai ia mengambil vitamin itu, matanya tak sengaja melihat kaca jendela. Sheena keluar lalu berjalan menuju jendela kiri mobilnya.

Turut bahagia atas hubungan lo, turut bersedih juga buat olan.

Coretan warna merah. Sheena menyentuh kaca itu. Bau lipstick dan warnanya sama dengan noda yang ada di baju bian.

Sheena langsung masuk kedalam rumah dan mengambil tissue basah. Bian yang melihat itu langsung bingung dan mengikuti sheena.

"Lo ngapain na?" Tanya bian. "Ada ap—" ucapan bian berhenti saat melihat coretan di kaca mobil sheena.

'Kok bisa ada lagi' gumam bian.

"noda di baju lo itu bukan karna ketumpahan sirup kan?" Kata sheena sembari menghapus coretan itu.

Bian langsung mencekal tangan sheena, "gue aja yang hapus"

Sheena diam. Ia mundur beberapa langkah dibelakang bian. Membiarkan bian yang menghapus semua kata yang terlihat menyakitkan bagi sheena.

Ia mematung. Semua memori buruknya terputar kembali. Rasa bersalah dari dalam dirinya sedikit muncul kembali.

Bian menghela nafas. Kalau ini benar perbuatan nadine, ia benar-benar sudah kelewatan, Pikirnya.

Ketika coretan itu sudah tak ada lagi, bian memutar tubuhnya dan melihat sheena yang melamun dengan mata yang berkaca-kaca.

Bian maju beberapa langkah lalu memeluk sheena. Dan seketika itu tangis sheena langsung pecah.

Air bah dalam tubuhnya yang sempat surut kembali datang membawa bencana lain yang tak kalah besar bagi sheena sendiri.

Bian membiarkan sheena menangis sejadi-jadinya sembari mengelus puncak kepala perempuan rapuh itu.

Kalau ternyata pilihan mengikhlaskanmu bersama yang lain justru malah mendatangkan tangismu. Jujur, aku menyesal membiarkan pilihan itu terjadi na.

AstrophiliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang