Afifah sudah menyiapkan seluruh pertanyannya kepada sheena saat ia melihat putrinya berjalan ke arah dimana mobilnya parkir.
"Stop. Kita jalan dulu, baru mama tanya-tanya. Aku udah telat ke kampus nih" kata sheena yang sudah hafal kebiasaan mamanya itu.
Afifah berdecak lalu menjalankan mobilnya. "Jadi kamu abis darimana?"
"dari rumah yang waktu itu dibangun olan"
Afifah langsung menoleh, "JADI MAMA KE BANDUNG INI, TERNYATA KAMU DISANA DAN GAK BILANG-BILANG MAMA?"
"planningnya gak gitu sebenernya. Jadi aturannya setelah dari sana aku mau pulang ke rumah, tapi dosen aku tiba-tiba ngadain kelas"
"Makanya bilang sama orangtua"
"Iyaaaa ma iyaaaa" pasrah sheena. Jika berdebat dengan mamanya terus dilanjut, sudah dipastikan tidak akan selesai.
"Beli dimana nih ma? Aku minum ya?" Ujar sheena saat melihat minuman yang afifah beli tadi.
"Ah iya! Karena kamu bahas minuman itu, mama jadi keinget sesuatu" kata afifah tampak berbinar-binar. Tak seperti tadi yang cemberut saat membahas kenakalan sheena yang pulang tapi tak bilang.
"Kenapa?"
"Kalau kamu gak sibuk, coba mampir ke coffee shop itu" kata afifah.
Sheena langsung mengangkat dan memperhatikan minuman itu. Sirius, nama tempatnya. "emang kenapa? Tempat ini nyediain minuman gratis?"
Afifah menghela nafas, "bukan nyediain minuman gratis, tapi nyediain jodoh kamu"
Sheena mengernyit "mama apa-apaan. Kayak tau aja siapa jodoh aku nanti" balas sheena sembari tertawa sekaligus kesal. Mengapa tiba-tiba mamanya berubah menjadi seperti peramal ulung begitu.
"Serius. Mama waktu ketemu dia tuh ya, kayak melihat masa depan yang terang dan itu cocok buat kamu nai" kata afifah.
"Udah deh, mama ngacoooo. Kenal dia aja enggak"
"Ah kamu mah payah nai, mama kan lagi ngerekomendasiin jodoh yang cocok buat kamu"
Sheena geleng-geleng. Tak percaya mendengar dirinya seolah-olah sedang berada di zaman siti nurbaya.
"Yaudah nanti kamu cari tau sendiri aja nai"
"Engga mamaaa, bandung tuh luas. Gak mungkin aku ketemu dia"
"Kalau semesta bikin kalian ketemu, kamu bisa apa nai" gumam afifah lalu tersenyum.
———————————— ✩ —————————————
"Lo udah mau pulang kal?" Tanya bian.
Biandra arga, sahabat kala sejak SMP sekaligus yang membantu kala di usahanya sekarang.
"Nanti, dikit lagi juga selesai"
"Lo bawa mobil kan? Gue duluan ya kal" balas bian sembari mengambil helm full face-nya.
"Iya! Hati-hati bro"
Kala kembali memusatkan perhatiannya pada ipad yang ia pegang. Setelah semuanya sudah selesai, kala bersiap untuk pulang. Ia berdiri untuk mengambil kunci mobil yang ada di sakunya. "Kok gak ada ya" kata kala sembari memegang saku celananya.
Kala tampak mengingat-ngingat dimana terakhir kali ia meletakkan kuncinya. Ia berjalan menuju ruangannya.
"Ini dia!" Ujar kala ketika menemukan kunci mobilnya di dalam laci. Ketika ia mengangkat kunci mobilnya, ia melihat kembali foto milik wanita yang mengobrol dengannya tadi siang dibawahnya. Foto putrinya.
Tanpa sengaja, senyum kala sedikit mengembang saat melihat foto itu. Kala menutup laci itu lalu mengunci pintu coffee shopnya.
~ting~
Kala membuka handphonenya sebelum menyalakan mesin mobil.
From: unknown
"Hai naja, apa kabar?"Kala terdiam. Hanya ada satu orang yang memanggilnya,
Naja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Astrophilia
Teen Fiction(COMPLETED) ⚠️don't copy my work⚠️ ✩ Sequel of " Can I ? " ✩ Konon katanya seseorang yang telah pergi akan menjadi bintang yang indah. "Yang pergi akan tetap pergi, walaupun kau telah menjaganya dengan begitu kuat. Yang datang pun akan datang, walau...