Singgah Di Daha

394 12 0
                                    


"kita singgah dulu di daha,untuk menambah perbekalan"
ucap Samarawijaya,dan tak lama kemudian perahu mereka mulai menepi.
"kita di perahu saja,takutnya nanti akan ada yang mengenal kita" lanjut Samarawijaya

Akhirnya mereka menanti diatas perahu,dan beberapa orang mereka perintahkan untuk pergi mencari beberapa kebutuhan yang dirasa perlu untuk perjalanan menuju tumapel.
"sembah hormat pangeran.."
Samarawijaya dan bersama adik adiknya lalu memandang kearah seorang penjaga yang masuk ke perahu mereka.
"ada apa penjaga?"
"pangeran diundang ke rumah gusti ayu dyah Sripura"
Samarawijaya dan adik adiknya saling berpandangan,mereka merasa bingung dan juga kaget.
darimana putri dyah Sripura tahu kalau mereka singgah di daha?.
"baiklah penjaga,sampaikan pada utusan itu,kami akan kesana"
"baik tuanku pangeran"
setelah kepergian penjaga tersebut,sejenak Samarawijaya berpikir,tahu dari mana putri dyah Sripura jika mereka singgah di daha.

"kita akan kesana kak?"
"tentu Wijaya karana,tidak baik menolak undangan bibi kita"
ketiga adik adiknya lalu terdiam dan saling berpandangan,Samarawijaya mengerti apa yang adik adiknya rasakan.
"hilangkan dendam kalian,ini bukan masalah tahta,tapi ini pertemuan antar keluarga"
ucap Samarawijaya yang menjelaskan kepada adik adiknya.

Dengan diantarkan beberapa orang suruhan dyah Sripura,akhirnya Samarawijaya tiba dirumah bibinya tersebut.
kanan kiri dyah Sripura berdiri agak jauh para pengawal bersenjatakan tombak,sementara para dayang dan pembantunya berdiri di belakangnya.
dyah Sripura tersenyum lebar kala Samarawijaya dan rombongannya memasuki halaman rumahnya.
dia berdiri menyambut Samarawijaya dengan anaknya yang masih kecil berusia lima tahun,Ranawijaya.

"bibi sudah mendengar kejadian di kota raja?" tanya Samarawijaya membuka percakapan.
"sudah"
Samarawijaya terdiam,dia bingung memulai dari mana lagi untuk membuka percakapan dengan bibirnya.
seketika itu semua saling membisu,tidak ada kata yang terucap lagi,masing masing sibuk dengan perasaannya sendiri sendiri.
masalah kebisuan ini akhirnya terpecahkan,kala Ranawijaya mengajak bhre Kertabhumi jalan jalan sekitar rumah,dan suasana yang tadinya membeku,berangsur angsur mulai mencair.

hubungan kekeluargaan wangsa rajasa memang terlihat begitu baik,namun dibalik kebaikan itu tersimpan dendam dalam hati masing masing.
dyah Sripura,tidak akan mudah begitu saja melupakan kematian ayahnya bhre Paguhan.
walaupun dia sudah menjadi istri Suraprabhawa dan memiliki putra Ranawijaya.
namun kepedihan yang ditinggalkan terasa masih membekas dalam jiwanya.
"Samarawijaya maukah kau berjanji padaku?"
Samarawijaya diam sesaat,dia mencoba coba menerka,apa yang ingin bibinya ungkapkan.
"apa itu bibi?"
"berjanjilah kalau kau tidak akan perang dengan anakku Ranawijaya?"
Samarawijaya tidak langsung menjawab,tapi dia melongok keluar melihat bhre Kertabhumi bermain bersama Ranawijaya.
"tapi paman Suraprabhawa pernah berjanji setia kepadaku,dan Ranawijaya kala itu sebagai saksinya"
"tapi waktu itu Ranawijaya masih bayi,dan apa maksudnya yang tua harus janji setia pada yang muda?"
Samarawijaya kembali terdiam,dia coba merenungkan kata kata bibinya.
"baiklah bibi dyah Sripura,aku berjanji tidak akan perang dengan Ranawijaya"
"lega aku mendengarnya"
"kenapa bibi mengkhawatirkan itu,aku sudah dewasa,Ranawijaya masih kecil,dan aku rasa kemungkinan itu juga kecil"
"kita tidak pernah tahu apa yang terjadi esok hari"
.............

Ksatria Majapahit 6 eps Perang Wangsa Rajasa 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang