Ksatria Majapahit 6 eps Perang Wangsa Rajasa 2

Meninggalnya Panji Raka Jaya

Awan mendung masih terlihat berpencar,dan belum menyatu,sementara sinar mentari begitu terasa menyentuh kulit.
Dharma tidak bisa menyembunyikan kesedihan dirinya,orang tua tercinta,tanpa pesan dan tanpa wasiat telah meninggalkan dirinya.
langit terasa runtuh,semua dia rasa sangat gelap saat itu,sang ibu terus mencoba untuk menguatkan anak semata wayang tersebut.
"yang paling aku sediakan ibu...."
kata kata Dharma terhenti,dia mencoba kembali menguatkan diri melawan kesedihan yang kini menderanya.
"ayah pergi tanpa meninggalkan satu wasiat kepadaku"
"ingat ingat...,apa yang ayahmu ucapkan dulu kala dia masih hidup"
jelas ibunya.
Dharma kembali mengingat ingat apapun yang pernah ayahnya ucapkan.

bukan cuma Dharma yang merasakan kesedihan yang teramat dalam,raja Surya wikrama juga tidak kalah sedihnya kehilangan sosok Panji.
Panji adalah orang terdekatnya,sebelum menjadi raja hingga menjadi raja.
Panji senantiasa bersamanya,kini ada sesuatu yang dirasa hilang dalam kehidupannya.
tidak ada lagi ksatria majapahit yang gagah berani,pengabdian selama empat pemerintahan raja telah Panji jalani,dan saatnya baginya untuk kembali kepada sang pencipta.

Dharma bagai orang yang kehilangan arah,dia benar benar sudah tidak ada artinya lagi mengabdi di majapahit.
semenjak kepergian ayahnya,dia ingin mengundurkan diri sebagai punggawa prajurit majapahit.
"aku ingin pulang ke tempat dimana kita sebagai petani dulu ibu"
"aku hargai ke inginanmu itu anakku,tapi yang ibu minta jadilah orang yang satu kata dengan perbuatan"
Dharma tidak begitu paham dengan ucapan ibunya tersebut.
"apa ada yang salah dengan maksudku ibu?"
"dulu ayahmu sudah tidak ingin kembali ke majapahit,tapi kamu mengharapkan dia kembali"
Dharma terdiam sesaat,dia mencoba mengingat apa apa yang pernah dia katakan kepada orang tuanya tersebut.
"aku ingat ibu"
"bagus anakku"
"cukup pada satu raja aku mengabdi"
"benar,dan itu belum selesai"
Dharma mengerti keinginan ibunya,dan sebenarnya itu bukan keinginan ibunya,itu adalah wasiat yang pernah Panji katakan.