Wajah wajah gelisah terlihat jelas menghiasi para prajurit kadipaten terung,mereka sejak pagi buta sudah bersiap menyambut serangan bhre Kertabhumi.
"belum ada tanda mereka menyerang" ucap salah satu prajurit.
"siapkan tameng kamu,serangan biasanya hujan panah lebih dulu" jawab temannya.
tak lama kemudian terdengar suara teriakan teriakan dari kejahuan,mereka mengerti itu adalah teriakan para prajurit bhre Kertabhumi.
para prajurit kadipaten terung sadar,jika mereka kalah jumlah dan dalam keadaan terkepung.
"apa kita akan mati hari ini?"
"aku tidak tahu,tapi berusahalah untuk bertahan hidup"
dua prajurit yang mencoba untuk saling menguatkan satu sama lain.
apa yang mereka perkirakan sebelumnya memang terjadi,ribuan anak panah dari tiga arah langsung menghujani mereka.
tameng tameng dari anyaman rotan,langsung mereka tempatkan diatas kepala.
tidak ada balasan dari prajurit kadipaten terung,mereka cuma bertahan dalam serangan panah lawan yang berjatuhan dari angkasa.
cukup lama hujan panah ini mereka alami dan ada sebagian prajurit terung yang tergeletak terkena anak panah.
tanpa mereka sadari,para prajurit bhre Kertabhumi kian mendekati mereka,saat para prajurit itu kian dekat,serangan anak panah berhenti.
merasa serangan anak panah berhenti,para prajurit kadipaten terung melongok keatas melihat apa ada anak panah lagi.
namun sontak mereka dibuat terkejut dengan ribuan prajurit bhre Kertabhumi yang langsung menyerang mereka.
"aduh...mati kita"
"lawan...jangan pasrah"
"bagaimana rasanya mati?"
"kamu mati dulu,nanti tahu rasanya"
"seperti orang tertidur lelap,dan kita tidak tahu kejadian disekitar kita" jelas prajurit lainnya.Gelombang serangan para prajurit bhre Kertabhumi dari tiga arah membuat para prajurit kadipaten terung menjadi bulan bulanan mereka,satu persatu bertumbangan meregang nyawa.
tidak ada tempat untuk lari,mereka benar benar seperti orang tidak berdaya.
"tuan adipati,sebaiknya kita lari"
"aku tidak akan lari selangkahpun,apapun yang terjadi,aku sudah siap"
"tapi adipati....kita kalah jumlah"
"sejak awal aku tahu kita kalah jumlah,kalau kau lari?,larilah"
cuma dalam hitungan setengah hari,prajurit kadipaten terung dibantai oleh prajurit bhre Kertabhumi.
mereka berlarian kesana kesini,kocar kacir oleh serangan prajurit bhre Kertabhumi.
"adipati...menyerahlah"
"menyerah?,kau gila"
"serang......."
adipati terung terkepung dalam pendopo kadipaten,dia terus mencoba untuk melawan dan berusaha bertahan.
namun kian lama para penyerangnya kian bertambah,suasana kacau dalam pendopo kian menakutkan.
puluhan orang dekat adipati mulai berjatuhan,dan kini tinggal adipati sendiri menghadapi kepungan lawan lawannya.
namun kegigihan adipati terung untuk bertahan akhirnya sampai pada ujungnya.
tembakan dan sabetan pedang para prajurit bhre Kertabhumi,akhirnya mengakhiri hidupnya."Dharma..Dharma,ayo kita pergi" ajak tetangganya untuk menyelamatkan diri.
"kenapa?"
"kadipaten sudah jatuh,kita harus menyingkir"
"tidak aku dirumah saja"
"apa kamu yakin?"
"ya..pergilah,semoga kau selamat"
"aku pergi dulu Dharma"
situasi kian tidak terkendali,para prajurit bhre Kertabhumi mulai mengumpulkan makanan dengan cara meminta paksa pada para penduduk kadipaten terung.
"hey....ayo buka pintu cepat...."
gedoran keras terdengar dari arah pintu depan rumah Dharma.
mendengar hal ini,ibunya mulai ketakutan.
Dharma membuka pintu,ada sekitar tujuh orang prajurit bhre Kertabhumi telah berdiri di halaman rumah,dan sebuah pedati yang ditarik seekor sapi dengan tumpukan padi yang menggunung.
"ada apa?,kalian membuat ibuku takut"
"kami minta semua padi yang kau miliki"
"kalau kau minta semua,kami makan apa?"
"bukan urusanku" bentak prajurit tersebut.
Dharma justru tidak mengambilkan padi yang mereka minta,dia malah berjalan ke halaman dan berdiri diantara para prajurit.
"apa kau mau jadi jagoan?"
"keparat kalian semua..." ucap Dharma dan langsung menyerang mereka.
meskipun jumlah mereka tujuh orang,tapi bukan tandingan Dharma.
satu persatu terjungkal menerima pukulan dan tendangan dari Dharma.
namun Dharma tidak cukup sampai disitu,ketujuh prajurit tersebut,satu demi satu dia habisi,dan mayatnya dia bawa keatas pedati dan dia taruh cukup jauh dari rumahnya untuk menghilangkan jejak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ksatria Majapahit 6 eps Perang Wangsa Rajasa 2
Narrativa Storicapertumpahan darah untuk memperebutkan tahta majapahit tidak berhenti semenjak naiknya raja Girisha Wardhana dyah surya wikrama menjadi raja majapahit. sepeninggal raja Girisha Wardhana dyah surya wikrama,majapahit kembali dilanda perebutan kekuasaan...