22. EFFECT

502 49 3
                                    

'Jika bukan karena genggaman tangan kalian, mungkin aku lebih memilih untuk melangkah mundur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Jika bukan karena genggaman tangan kalian, mungkin aku lebih memilih untuk melangkah mundur. '

~ Dheandra Zalya Kusuma ~

↓↓↓

Tet

Tet

Tet

Tet

'Suara apa itu? '

'kenapa tubuhku lemas? '

'Benda apa yang menempel di lengan kiriku? '

Pertanyaan itu keluar dalam benak gadis yang sedang terbaring lemah diatas ranjang dengan banyak selang yang menempel ditubuhnya.

'Ahh kenapa aku selalu lupa padahal hal seperti ini sudah sering menemaniku. ' batinnya lagi.

Gadis itupun mencoba untuk membuka matanya dan berhasil namun akibat cahaya yang membuat retinanya terkejut membuat dirinya kembali menutup matanya.

Setelah beberapa kali mencoba, gadis itupun berhasil membuka matanya dan menatap atap putih yang ada diatasnya.

Entah sudah berapa kali dia terbangun dalam kondisi seperti ini dan suasana seperti ini, meski begitu tidak membuat dirinya terbiasa.

Mulut yang tertutup tabung dengan selang yang membantunya bernafas dengan lancar, infus yang berulang kali terus dia pakai dan jangan lupakan benda yang menempel di telunjuknya yang dia sendiri tak tahu apa namanya dan untuk apa fungsinya. Dia tak ada niat sekalipun untuk mencari tau atau bertanya pada dokter yang merawatnya karena yang dia yakini jika jarinya memakai itu artinya keadaannya sangat memprihatinkan.

Ditolehkan kepalanya kesekeliling ruangan untuk melihat sekitar yang ternyata tak ada siapapun disini, gadis itupun melirik jam yang berada diatas pintu masuk yang ternyata sudah pukul empat yang dia tak tahu apakah pagi atau sore bahkan selama apa dia tertidurpun dia tak tahu.

Cklek

Pintu terbuka dan terlihatlah kelima temannya dengan raut sendunya tak menyadari bahwa temannya itu sudah sadar.

"Dhea!!" Panggil Nara heboh yang menyadari bahwa sahabatnya itu sudah sadar.

"Akhirnya Lo sadar juga setelah tidur tiga hari, lo tau kita semua khawatir tau hiks.. hiks.. " isak Nara mendekati ranjang Dhea tanpa menyentuhnya karena takut menyakiti sahabatnya itu.

"Selama itukah gue tidur. " lirih Dhea mencoba untuk melepas tabung oksigen yang menempel pada mulut dan hidungnya.

"Jangan dilepas. " cegah Gala menahan tangan pucat gadis gilanya.

I N F A T U A T I O NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang