Hari ini yerim kebagian jadwal kelas siang. Seperti biasanya, jungkook selalu menyempatkan untuk mengantar yerim kuliah lalu menjemputnya meskipun kesibukan jungkook di kantor begitu padat.
Bukan masalah,
Kalau sudah menyangkut tentang yerim, seluruh dunia terasa tidak penting bagi jungkook.
Setelah memberikan satu kecupan di kening yerim, jungkook pergi meninggalkan yerim yang duduk sendirian di dalam kelas.
Yerim mengehela napasnya. "Kenapa arsitektur kampus ini membangun kelas begitu luas. Kalau arsitek itu tau bangunan mereka hanya dihuni satu orang saja apa mereka akan sedih?" gumam yerim.
Sesekali yerim melirik ke arah pintu kelas, menunggu kedatangan satu-satunya teman sekelasnya.
"Kenapa suhyun belum datang?", gumam yerim lagi.
Pandangan yerim tertuju pada sebuah sticky note berwarna kuning yang tertempel di atas mejanya.
"Yerim, semoga sukses untuk kuismu hari ini, fighting. Aku hari ini masuk kelas pagi. Hyunie ^^"
"Ah .. " yerim sedikit sedih mengetahui jadwal kelas suhyun berbeda dengannya.
Tangan yerim meraba laci mejanya. Ada sebuah kertas, tidak ternyata ada dua buah kertas.
Yerim mengambil kertas tersebut, membaca tulisan di kertas pertama.
"Apa kau sudah melupakan kami yerim?"
"Kami lihat hidupmu sekarang jauh lebih enak."
"Apa kau menjadi simpanan seorang om-om kaya raya?"
"Jahat sekali kau tidak membagi uangmu yang banyak itu dengan kami."
"Semoga nanti kita bertemu, yerim sayang."
Yerim meremas kertas tersebut, bola matanya bergerak gelisah. Keringat dingin mulai keluar dari balik pori-pori keningnya.
Pikiran yerim melayang menebak-nebak siapa orang yang mengirimnya sebuah pesan.
Mungkinkah?
Firasat yerim mengatakan hanya ada dua orang yang kemungkinan besar menulis pesan ini, dan yerim yakin dugaannya tentang siapa kedua orang itu benar.
Bagaimana jika mereka datang dan menyiksa yerim kembali, seperti yang pernah terjadi .. dulu.
Yerim menggigit bibir bawahnya. Pikirannya kalut. Hatinya sungguh tidak tenang. Firasat buruk. Ada firasat buruk dalam dirinya.
Masih ada satu kertas lagi yang dipegang yerim.
Yerim mulai membaca tulisannya,
"Kim yerim. Kini aku tau dimana letak kelemahannya."
Jari yerim meraba tulisan di kertas kedua dengan bergetar. Tulisan itu berwarna merah dengan bentuk tulisan yang tidak teratur. Ada bekas tetesan warna merah di sekitarnya.
Jantung yerim berdegup lebih cepat. Bahkan di sana tertera nama lengkapnya. Artinya pesan di kertas tersebut memang tertuju padanya, dan penulisnya juga mengenal dirinya.
Yerim bahkan tidak pernah keluar kemanapun, kecuali untuk berkuliah. Yerim juga tidak punya teman atau kenalan kecuali suhyun. Kenapa ada yang bisa mengetahui identitasnya.
Yerim semakin dibuat kalut oleh pikirannya sendiri.
Apa ini sebuah teror untuknya?
Bila diteliti gaya tulisan di kertas kedua jelas berbeda dengan kertas yang pertama. Selain bentuk tulisan yang berbeda, kertas yang digunakan pun juga berbeda. Kalau kertas pertama menggunakan kertas bergaris, sedangkan yang kedua menggunakan kertas putih polos.
