■■■
Inilah yang paling jungkook benci ketika membiarkan yerim keluar rumah. Para lelaki pasti akan tertarik melihat kecantikan yerim. Yerim memiliki kecantikan wajah yang jarang dimiliki wanita lain. Begitu cantik dan manis secara bersamaan. Kulit putih bersih yerim bahkan selembut busa jika disentuh. Dan jungkook tak akan pernah membiarkan seorangpun boleh memandang kecantikan tersebut.
Hanya jungkook yang boleh menikmati keindahan yerim. Hanya jungkook pula yang boleh menyakiti yerim.
"Masuk." titah jungkook membukakan pintu mobil.
Yerim masuk dan duduk di kursi penumpang di sebelah kemudi. Bola mata yerim mengikuti arah jungkook yang memutari mobil, lalu masuk ke dalam, duduk di kursi kemudi. Sesungguhnya yerim masih syok dengan kejadian pembunuhan yang dilakukan jungkook barusan. Meski yerim tak melihatnya dengan secara langsung, tapi dia tau jungkook pasti telah membunuh pria bertubuh gempal yang menggodanya tadi.
Sepanjang perjalanan hanya keheningan yang mendominasi suasana di dalam mobil.
Melalui ekor matanya, yerim melihat jungkook mengemudikan mobil dengan satu tangan dan tangan yang lain bersandar di pintu mobil sambil memijat pelipisnya. Rahang jungkook yang mengeras seperti menahan amarah yang sudah memuncak di ubun-ubun.
Saking gugup dan takutnya, yerim sampai memelankan deru napasnya agar tidak terdengar oleh jungkook. Kepala yerim terus menunduk, menggigit bibirnya sendiri dan menggerakkan tautan jari kedua tangannya dengan gelisah.
Mobil yang jungkook kendarai memasuki kawasan halaman depan sebuah mansion, tempat tinggal jungkook dan yerim.
"Turun."
Yerim tersentak dari kemelut pikirannya sendiri mendengar suara rendah jungkook.
"Kemari kau." ujar jungkook datar.
Yerim tak merespon, tubuhnya masih bergeming berdiri di samping pintu mobil.
Akhirnya jungkook menarik kasar lengan yerim dengan tidak sabaran.
Pintu mansion terbuka dan beberapa pelayan berdiri menunduk.
Para pelayan tersebut tak berani mendongakan kepala, memandang atau mencampuri urusan majikannya. Sudah menjadi peraturan yang wajib dipatuhi di mansion ini. Mereka pun cukup tau seperti apa kekejaman jungkook.
Jungkook membawa yerim masuk ke dalam ruang kerja pribadinya. Ruangan itu didominasi oleh warna gelap. Tertata rapi buku-buku yang sangat banyak di sebuah rak ukuran besar.
Jungkook menghempaskan tubuh yerim di sofa dengan kasar, membuat yerim jatuh tertelungkup, tubuhnya terbentur bagian atas sofa.
Pria itu berjalan ke arah meja kerjanya. Melepas jas yang masih melekat di tubuhnya lalu melemparnya entah kemana. Jungkook melepaskan ikatan dasinya lalu membuka dua kancing teratas kemejanya. Merasa sesak dengan amarah yang ditahannya.
Jungkook duduk di meja kerjanya.
Lalu pintu diketuk oleh seseorang dari luar.
"Masuk." ucap jungkook datar.
Terpampang sosok jaehyun masuk ke dalam ruangan jungkook masih dengan tatapan tertunduk ke bawah.
"Aku memerintahkanmu untuk mengawasi Dia. Kemana kau Jung Jaehyun!" sentak jungkook.
Yerim yang mendengar suara sentakan jungkook ikut ketakutan. Dengan takut-takut yerim melirik ke arah jaehyun. Ekspresi wajah jaehyun tetap datar.
"Ini adalah kelalaian saya. Saya berjanji tak akan melakukan kesalahan sekecil apapun." ujar jaehyun.
"Memang seharusnya seperti itu. Jika kembali terulang maka aku sendiri yang akan menghabisimu."