Pukul 08.00 a.m
Sejak semalam yerim tidak bisa tidur, hanya badannya saja yang terlentang di atas kasur dengan selimut yang menutupi sampai leher. Begitu pun saat jungkook memeluknya dan menyuruhnya untuk tidur, yerim sama sekali tidak bisa memejamkan mata. Alhasil dirinya hanya pura-pura tertidur.
Mata yerim masih menatap langit-langit kamar, pikirannya melayang-layang.
Otaknya terus berputar-putar memikirkan bahwa,
Jungkook telah membunuh kedua kakak tirinya
Jungkook telah membunuh kedua kakak tirinya
Hatinya tidak tenang membayangkan apa yang telah jungkook lakukan pada kedua kakak tirinya. Imajinasi yerim membayangkan bagaimana cara jungkook membunuh kedua kakak tirinya.
Mungkinkah jungkook membunuh mereka dengan racun, atau menyeret kedua kakak tirinya ke kandang singa lalu membiarkan tubuh mereka dikoyak hidup-hidup oleh hewan-hewan buas.
Oh, itu sangat kejam yerim. Pikiranmu terlalu jauh.
Pernah mendengar jika pikiran manusia itu lebih menyeramkan saat sedang sendiri.
Itulah yerim saat ini.
Tubuh yerim bergindik ngeri saat imajinasi tersebut terbayang di benaknya.
Kepalanya tiba-tiba menjadi pusing.
Yerim ingin sekali menanyakan tentang kedua kakak tirinya pada jungkook, maksudnya bagaimana keadaan mayatnya apakah sudah dimakamkan secara layak. Pertanyaan itu ingin diutarakannya jika saja dia memiliki keberanian. Tetapi mood jungkook sepertinya tidak baik jika membahas hal itu.
Yerim tau, jungkook sangat tidak suka jika ada orang lain yang menyentuh, apalagi sampai melukai yerim. Jungkook pasti akan menghabisi orang tersebut.
Meskipun selama ini kakak tirinya selalu jahat dan kasar padanya, tetapi bagaimanapun juga mereka masih keluarga yerim. Satu-satunya keluarga yang yerim punya setelah ayahnya meninggal.
Mata yerim berkaca-kaca, dirinya jadi rindu sosok ibunya.
Yerim menghela napas, mengatur kembali emosinya.
Tersadar dari pikirannya sendiri, yerim segera menyibak selimut yang menutupi tubuhnya. Buru-buru yerim bangun dari tempat tidur. Hari ini ada jadwal kuliah pagi.
Kaki telanjang yerim melangkah menuju kamar mandi. Sejenak yerim berhenti di depan pintu kamar mandi,
"Hari ini nggak usah kuliah, di rumah aja istirahat, aku tau kamu nggak tidur semalam."
Sebuah pesan sticky note.
Jungkook dan perintahnya seperti sebuah kesatuan. Tidak adakah kata lain selain perintah. Hidup yerim benar-benar sudah di bawah kendali jungkook.
Pagi-pagi sekali jungkook sudah berangkat ke kantornya. Jungkook kan seseorang yang gila kerja.
Yerim tidak habis pikir bagaimana bisa jungkook yang semalam baru saja menghabisi nyawa dua orang, pulang terlihat biasa saja lalu paginya melakukan aktifitas seolah tidak terjadi apa-apa. Seperti seorang profesional.
Bahkan yerim memikirkan pembunuhan yang jungkook lakukan saja sudah membuatnya tidak bisa tidur semalaman.
Yerim melangkah malas masuk ke kamar mandi.
Tiga puluh menit, yerim keluar dari kamar mandi setelah selesai dengan urusan membersihkan badan.
Yerim melepaskan bathrobenya dengan santai membuat tubuhnya tidak tertutup sehelai benang pun, toh dirinya hanya sendirian di kamar ini. Kemudian yerim membuka kaca lemari, mengambil pakaian yang hendak dipakainya.