South Node conjunct North Node in Synastry | kth.jjk

Bagian 10 : Time for Two

South Node Conjuct North Node in Synastry

.

d u s t i e k t h

Bagian X

"time for two"

***

"Aw—pelan-pelan," Taehyung mengaduh setiap kali kassa beralkohol itu mengenai sudut bibirnya yang robek.

Jeongguk mengambil jeda sebentar menunggu Taehyung meredakan desisannya. Untuknya kemudian kembali mengompres luka-luka lain dari wajahnya. Masih banyak luka di tangan, atau bahkan kepalanya. Ingat bagaimana Gerald tampak tidak ada ampun menendangnya tadi.

"Kukira tadi kau sungguhan kabur." Jeongguk bergumam, melirik peralatan—obat merah—dari kotak yang berada di atas kapal nelayan dekat dermaga. Dan saat ini, keduanya sedang terduduk di pinggir kayu dermaga, dibawah tiang penerangan yang memiliki lentera menggantung disana.

Jeongguk tadi berlari menuruni jalanan setapak yang berundak itu cepat-cepat. Ia bahkan sedikit kagum pada dirinya sendiri yang bisa melihat begitu jelas dalam cahaya remang malam itu. Hanya cahaya keperakan bulan yang menemaninya mengejar langkah pemuda dihadapannya. Menyusul Taehyung yang berada beberapa langkah darinya.

"Aku tidak mungkin menang melawannya. Lihat bagaimana lainnya tidak terganggu dengan perkelahian kami? Mereka justru memihak pada Gerald." Taehyung kembali meringis. "Mungkin dia hanya kesal karena Mary menolaknya, dan fakta kalau Mary justru mengajakku tadi." Taehyung turut membersihkan luka-luka kecil di kakinya.

Mendengarnya, Jeongguk sedikit awas. Mary mengajaknya?

"O—oh ya? Dr. Mary mengajakmu?"

"Tadi," sahut Taehyung kalem. "tapi aku menolaknya, kok. Gerald akan membunuhku kalau aku menerimanya, itu mungkin akan menjadi sebuah penghinaan untuknya."

"Oh," Jeongguk menggumam seadanya, tidak tahu bagaimana cara ia menyampaikan rasa khawatirnya yang sesaat mendatanginya tadi. "Aku pikir tadi kamu bilang tidak pergi dengan siapapun, karena tidak ada yang ingin kau ajak lagi. Ka-kalau Gerald tidak menyukai Mary, mungkin kamu mau menerima ajakannya ya?" Jeongguk justru berasumsi.

Taehyung justru tergelak mendengarnya.

"Jangan cemburu, ggukie." Tangan Taehyung cukup besar hingga dapat mencangkup kepala yang lebih muda dengan seluruh telapak tangannya, mengusak anakan rambutnya dengan gemas.

"Aku tidak cemburu, ih. Hanya bertanya." Jeongguk menggembungkan pipinya, lalu menekan luka di ujung dagu Taehyung kuat-kuat.

"Adada. Sakit, ggukie." Taehyung pura-pura merintih. "Kamu berulang kali menanyakan Mary, kamu menyukai Mary hingga cemburu padaku karena diajaknya, atau sebaliknya—?"

"Aku tidak menyukai Dr.Mary, bodoh." Jeongguk cekatan membereskan obatnya kedalam kotak persegi. Tidak menyadari jawabannya justru menimbulkan seringai nakal pemuda di sebelahnya.

"Jadi ... kau menyukaiku?"

"Berhenti bersikap menyebalkan Taehyung,"

"Ahaha baiklah." Taehyung tidak akan memaksakan jawaban Jeongguk. Ia sendiri sebenarnya berdebar saat mengucapkan kalimatnya barusan.

Jeongguk menaruh kembali kotak tadi pada tempatnya semula. Menoleh saat melihat Taehyung yang memperhatikan sembari terduduk di pinggir dermaga sana, pemuda bersurai hazel itu menaruh kedua tangannya di pinggir kayu seolah menumpu tubuhnya sendiri.